Chapter 3

126 76 22
                                    

Sesama manusia harus selalu tolong menolong. Jangan kaya dia minta tolong cuma ada pas butuhnya doang.

-Starla Adryana Zerryll

⭐⭐⭐

"Jawab dong Pahh..." Atmosfer di ruangan ini berubah menjadi panas.

Andry benar-benar sangat gugup. Dia mencoba untuk berani.

"URUSAN KAMU APA?!" Bentak Andry mencoba menghilangkan kegugupannya.

"Ohh, jelas urusan sayaa... karna anda Papah saya."

"Tak terhitung," Andry menjawab cicit, tapi masih terdengar oleh pendengaran Lala.

"Wahhh!" Lala bertepuk tangan sambil menyeringai.

"Gimana kalau kita buat pertunjukan dulu, Sebelum saya pergi dari ruangan Anda ini?" Bahkan Lala sudah muak memanggil Andry dengan sebutan Papah.

"Pertunjukkan apa maksud kamu?" Andry bertanya. Jalang itu hanya melihat perdebatan antara Papah dan Anaknya.

Baru saja Lala mengeluarkan belati, sudah ada yang bicara saja.

"Jangan main-main dengan itu!"

"Saya kan memang ingin bermain." Lala berucap. "Siapa yang mau duluan?" Tanya Lala lembut membuat kedua orang itu merasakan bulu kuduknya berdiri.

"Ahh, gimanaa kalauuu..." Lala memotong ucapannya.

Sret!

Sret!

Gerakan Lala cepat membuat Papah dan Cewek Jalang itu meringis kesakitan karna pipinya yang mulus karna make up itu terlihat sobek, dan mengeluarkan banyak darah.

"Ada yang mau lagi?" Lala menunjukkan senyum manisnya.

"Ga. Papah ga mau!" Tolak Andry cepat, menahan sakit di pipinya.

"Kalau begitu, berjanjilah agar Anda tak mengulangi kesalahan ini lagi."

"Ya Papah berjanji." Jawab Andry tegas.

"Minta jari telunjuk Anda."

"Bu-at apa?" Andry bertanya gugup.

"Berikan saja! Tidak akan saya potong jari Anda." Andry memberikan Jari telunjuknya dengan ragu.

Lala mengiris kecil panjang sampai satu tapak jari telunjuk Andry. "Ini tanda Anda sudah berjanji."

"Kalau anda mengingkari janji Anda, Anda akan tau akibatnya" Tambah Lala.

Sebelum pergi dari ruangan itu Lala membisikkan sesuatu kepada Andry. "Ingat! Anda selalu dalam pengawasan saya, jika anda mengingkari janji anda, anda pasti tau apa yang akan terjadi." Andry menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Setelah mengatakan itu Lala pergi dari ruangan Andry dengan muka datar.

Lala ke ruangan Papahnya hanya untuk menyapa dia saja, eh malah melihat yang tidak di ingin kan.

⭐⭐⭐


"Sore La!" Sapa Ka Dinda sekertaris Lala dan orang kepercayaan Lala. Karna Ka Dinda tau kalau Lala ini masih sekolah jadi dia yang menangani semuanya.

"Sore juga Ka." Jawab Lala lesu. Dinda ingin bertanya tetapi takut di sangka kepo oleh privasi orang lain.

"Kenapa ka?" Tanya Lala yang sadari tadi melihat Dinda yang menatapnya.

"Ah ga ko. Oyah La hari ini ada meeting."

"Jam berapa dan dengan perusahaan mana?"

"Pukul empat sore, dengan Alfaris Crop." Kaya pernah denger tapi dimana ya batin Lala.

Astrophille✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang