1. Indra Yang Hilang

89 5 0
                                    

Assalamualaikum kak. Aku baru publish cerita di Wattpad jadi aku masih pemula, jadi mohon saran dan krisarnya kak.

****

"Kukira aku mati rasa hingga tak pernah menemukan cinta. Namun, aku salah. "

Di sebuah kamar yang dipenuhi dengan begitu banyak macam poster Anime. Dengan banyak buku di atas laci yang tersusun rapi. Hembusan angin malam yang masuk melalui jendela, membuat seorang gadis semakin menikmati malam itu. Pancaran bulan yang berhasil pula masuk ke dalam kamarnya membuat ia bangun dari tempat tidur hanya untuk menikmati lembutnya pancaran bulan tersebut. Angin yang sejuk seolah memaksanya menuju jendela untuk keluar menikmati malam itu. Setelah itu ia mengukir senyum pada bibirnya. Definisi bahagianya begitu sederhana. Hanya dengan melihat langit saja ia sudah bahagia. Entah apa jadinya jika ia tak melihat langit semalam saja.

Tok... Tok... Tok

Mendengar pintu kamarnya dibunyikan sontak ia berpaling dari malamnya. Dia bergegas untuk kembali ketempat tidur, tetapi ia terlambat, orang itu telah masuk.

"Ainun," ucap Mamanya. Sontak membuat gadis bernama Ainun itu merasa kesal.

"Mama... Jangan panggil aku Ainun. Panggil aja Ara," suruhnya.

"Iya, Ainun Humaira. Kamu kenapa belum tidur?" tanya sang Mama sembari berjalan menuju anaknya.

"Anu Ma. Mama liat bulan itu kan? Lihat langit? Mereka seolah manggil nama Ara buat liat mereka." Ia coba menjelaskan sembari menunjuk keluar.

"Ck... Kamu ih, ada aja alesannya. Bisa sih, liat langit tapi jangan lupa liat jam juga. Ini udah jam satu dini hari,"

"Ma, langit itu ibarat hidupnya Ara. Entah apa yang bakalan terjadi kalau langit gak ada di hidup Ara." Ia seolah menerka-nerka apa yang akan terjadi.

"Kiamat! Dah, tidur besok sekolah," suruh Mama.

Lalu Mama keluar kamar, dan Ainun bergegas menarik selimut ditemani dengan udara dingin dan sinar bulan yang masuk ke dalam kamarnya.

_______

Esoknya Ainun bergegas menuju meja makan, dengan tas berat yang ia bawa. Diruang makan telah ada Andi papa dan Ana mamanya.

"Ainun, kamu bawa jaket. Diluar kayaknya mendung," ujar papa.

"Papa sama Mama itu gak ada bedanya. Dikit-dikit Ainun, panggil aja Ara." Ia berkata sembari duduk di bangku.

Papa dan mama hanya terkekeh mendengar tak sukanya anak mereka yang dipanggil Ainun. Padahal dari lahir dirinya memang sudah dipanggil Ainun. Namun, setelah masuk SMA dua tahun lalu, ia sudah tak mau dipanggil Ainun karena menurutnya terlalu norak.

Sembari mengikat tali sepatunya, Ainun menatap langit yang terlihat tak bersahabat. Ia berdecak kesal, ia memang tak menyukai mendung karena selalu menutupi hari-hari cerahnya. Udara lembab yang membuat tangannya berhasil masuk kedalam kantong.

Di sekolah Ainun cukup terkenal, ia adalah gadis manis yang cukup diidamkan banyak siswa di sekolahnya. Namun, ia tak terlalu menanggapinya karena ia selalu berkata.

Cinta itu hanya memembutakan, hanya melihat dari sisi baikmu. Begitupun aku, aku tak sesempurna apa yang kalian Fikirkan.

Sejujurnya itu hanya bentuk penolakan Ainun kepada mereka. Ia merasa jatuh cinta itu tak penting, tak ada manfaatnya sama sekali. Benar-benar buta.

Indra Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang