"tadi katanya dia bawa makanan?" gua menatap Jey bingung.
"gak mau gua, aura nya aneh," Jey fokus pada jalan yang ada didepanya.
"aneh gimana?" Tanya gua penasaran.
"ya aneh aja, masa kita makan gak bareng abangnya," jawab Jey tanpa memalingkan sedikit pun wajahnya.
"lu aneh dah, yaudah tinggal tunggu aja Nathan datang," ketus gua.
"habis-habisin uang aja," omel gua pada Jey.
"sadar njing, uang lu lebih banyak dari gua," Jey menepuk kepala gua dengan bantal kecil yang ada dimobil.
"eh, gua lebih tua dari lu Jey," gua menahan bantal yang diayunkannya ke kepala gua.
"udah nyetir yang bener sono," gua melemparkan bantal ke bangku belakang.
"telefon anak-anak lainnya gak nih?" Tanya gua pada Jey yang kembali fokus menyetir.
"chat aja di grup," Jey masih fokus menyetir.
CAREL
Mau ikut gak makan diluar?
Mau dibayarin Jey katanya.
ARO
Asik, sekarang?
Yaudah gua siap-siap ya.
YOVAN
Kok mendadak?
Ah elah gua lagi sama cewek gua.
Nathan
ADEK GUA? LU TINGGAL SENDIRIAN DI BASE?
WAH BAGUS YA KALIAN?
Melihat chat dari Nata, langsung gua menutup hp dan memikirkan perkataan Nathan.
"Jey!" gua menarik baju Jey dengan kasar.
"Apasih njir, mesum banget lu ke gua," Jey membenarkan bajunya kembali.
"Balik buru," gua menunjuk arah belakang.
Jey menatap gua dengan penuh kebingungan.
Gua menghela nafas gua dengan panjang.
"Balik goblok, Nathan ngamuk," gua memukul Jey dengan bantal.
Jey langsung menepikan Mobilnya kepinggir jalan.
"Kenapa ngamuk?" Tanya Jey yang masih kebingungan.
"Coba check hp lu," gua melemparkan hpnya.
Jey langsung memeriksa hp nya dan langsung melemparkan bantal yang ada di kursi belakang.
"Goblok, lu bilang gua yang mau traktir?" Jey menatap gua dengan tajam.
Gua menganggukan kepala.
"yaudah sekarang buru balik sebelum Nata nyampe base duluan," gua menatap Jey.
Jey langsung melajukan mobilnya ke arah berlawanan, muka Jey langsung panik. Sepertinya, dia baru menyadari bahwa kita baru saja meninggalkan seorang perempuan yang masih duduk di bangku SMA sendirian.
~~
Sesampainya di base, gua langsung memeriksa sekeliling base.
Jey yang baru saja selesai memakirkan mobilnya langsung berdiri di belakang gua dengan perlahan-lahan.
"masuk gak nih?" Jey mendorong gua dari belakang.
"kayaknya gak usah deh," jawab gua pelan.
"Nathan udah nyampe, tuh mobilnya," tunjuk gua.
Jey langsung memeriksanya dengan mata kepalanya sendiri.
"njir, kok gercep banget," omel Jey.
"Lu sih pake mau ngajak gua makan diluar," gua memarahi Jey.
"terus gimana?" Jey Nampak kebingungan.
"yaudahh masuk, daripada nambah panjang," gua menarik lengan baju Jey dan memberanikan diri masuk ke base.
"Yakin?" Jey menahan gua sebelum memasuki base.
"yakin, kalo dimarah terima aja," jawab gua.
"yaudah dalam hitungan 3 masuknya bareng-bareng," tangan gua sudah bergantung pada pintu depan base.
"Satu," gua memandang Jey.
"Dua,"
Belum selesai gua menghitung, Jey langsung menendang bagian belakang gua. Tubuh gua langsung roboh kedepan. Gua langsung melihat Nathan yang sudah duduk disofa.
"eh, Nathan," gua berusaha berdiri sambil menahan sakit bagian belakang .
"eh ada Carel, ngapain lu disini?" gua belum pernah melihat senyum Nathan se-seram ini.
"Jey mana?" Nathan langsung menarik kerah baju belakang gua.
"Nathan udah pulang toh," gua masih menampilkan senyum gua yang terpaksa.
"ada tuh, disana," gua menunjuk kearah luar pintu.
"Keluar lu Jey!" Teriak Nathan mengagetkan gua.
Jey keluar dari tempat persembunyiannya sambil menundukan wajahnya.
"uh pinter banget nih anak, sekarang gua yang ditenteng kayak gantungan jemuran sama Nata," gua menatap tajam Jey.
Jey langsung menarik tangan Nathan menjauh dari gua, Nathan langsung melepaskan kerah baju belakang gua dan pergi mengikuti Jey dari belakang.
"mereka mau ngapain ya?" gua berjinjit melihat mereka.
Gua pun duduk di sofa ditemani adik perempuan Nathan.
"Gua Keysa," perempuan itu memberikan tangannya sebagai tanda perkenalan.
Keysa tersenyum sangat lebar, seakan dia sangat senang bertemu dengan gua.
"oke, Keysa," gua memetikan tangan gua.
"abang pindahan ya?" Tanyanya.
Gua hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"boleh minta nomornya gak bang?" dia menyodorkan hpnya dan memberikannya pada gua.
"sorry, hp gua nomornya ke-," belum selesai gua berbicara Jey sudah berdeham hebat.
Gua pun baru menyadarinya, Jey dan Nathan dari tadi sudah melihat gua dengan Keysa.
"What?" gua menatap mereka dengan penuh pertanyaan.
Gua merasakan suasana aneh setelah mereka berbicara 4 mata, terlebih lagi tatapan mata Nathan yang melihat gue dengan tajam.
YOU ARE READING
once in a lifetimeonce
Fiksi Penggemar"Kenapa sangat sulit bagiku untu melupakan nya?" "Harus kah aku jatuh cinta lagi?" "kenapa dari miliyaran manusia, aku yang harus merasakan sakit yang tidak bisa terlupakan?" "aku tetap menjaga hati ini meskipun mustahil bagi ku untuk membuat mu kem...