waktu itu

13 9 5
                                    

"SAKURAAA."Teriak Brian

Aku menoleh ke sumber suara,dan menemukan makhluk yang sangat menyebalkan.Tanpa diduga Brian sudah ada di hadapan ku,"ngapain lu?"tanya ku males.

"Yaelah,jadi ade sopan dikit apa ra."Brian menatap ku dengan wajah kesel

"Trus, apa mau lu? Gua tau lu ada mau nya kalo ngomong lembut kek gini ke gua!"Jawab ku sinis.

Brian, yang tadi nya berada didepan ku.sekarang menarik bangku yang ada dibelakangnya dan segera mendaratkan bokongnya.

"hhh,tau aja lu"cengir Brian

Tanpa pikir panjang diriku keluar dari dapur tanpa menghiraukan omongan terakhir dari abg ku itu.Aku tau gimana sifat Brian, dia selalu menjahili ku tanpa ampun, tetapi giliran aku nggak ada dia selalu saja mengatakan bahwa dia kangen kepada ku, aneh bukan.

"Ra, lu bantuin gua"kali ini brian mendekat kearah renata.

"sakura?"Iya itu adalah nama panggilan dari keluarga kepada ku.

"Ra"

Aku tidak menghiraukan omongan omongan Brian.Yang menurut ku tidak penting dan bermanfaat itu.

"Raa, bantu gua"kali ini aku g bisa menghiraukan omongan nya yg satu ini, karna dia selalu meminta  dengan suara yg di iba² kan dan memasang puple eyes nya yang selalu berhasil membuatku membantu tindakan konyolnya itu.

"Ck,lu nyusahin banget si bg.kalo g ngusilin gua, pasti minta bantuan,hidup lu nyusahin gua doang tau ga"ujar renata yang mulai kesal.

Brian yang mendapat cibiran dari adenya itu hanya bisa nyengir sembari mencubit pipi renata gemas.

"ululululu, makanya bantuin gua dulu."Pinta Brian

Aku memegangi Kedua pipiku yang terasa nyeri.seperti inilah abg ku, dia yang selalu membuat ku merasa kesel.

"Dapet ga dek?"tanya Brian memastikan bahwa renata membolehkan Brian memakai motor sport nya.

Aku yang sudah kesel ama Brian cuma bisa menahan emosi, karena dirumah lagi ada mama dan papa,jika aku meluapkan emosi ku disini, otomatis mama dan papa akan terganggu dan mengetahui kelakuan brian.

Aku melangkah kekamarku,dan meninggalkan Brian.Tetapi Brian tak putus asa, dia terus memohon kepada ku agar aku membantunya kali ini.

"Ra, bantu gua, bantu gua"ucap Brian yang masih memegangi betisku.

Tidak dipikirkan olehnya, bahwa para pembantu melihat dia yg telungkup sambil memegangi kaki ku.Dia tak menyerah bahkan sudah ku seret² sampai depan pintu kamar.

"Raa"Ucap nya masih dengan posisi yang sama.

"Apaa sih ka, gua nggak mau bikin mama khawatir lagi!"bentak ku kepada Brian.

Janggan panggil Brian kalo nggak bisa membujuk adiknya yang satu ini,"Gua g bakal macem² dah, kalo gua macem² lu bisa ambil uang jajan gua buat bulan ini"kata Brian yang sudah berdiri dari posisinya tadi.

"Pokoknya gua ga ma.. "ucapanku terpotong,karena Brian sudah mendahuluiku memasuki kamar ku.

Brian melenggang ke arah meja kecil disamping ranjang dan mengambil apa yang ia ingin kan.

'happs'

Dia melempar dan menangkap kunci motor yang melambung diudara,"gua pinjem bentar ya,ga lama kok"Kedip Brian kearah ku.

Aku hanya melongo dengan sikap Brian,"yeuh, dasar g modal, tadi aja pas minta tolong g tau malu, ampe diseret² kek bocah gblk lu ga peduli.Sekarang aja so coll."sindir renata

renungan hati(slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang