Eunbi ketawa ngeliat isi notes yang Lino tulis. "Boleh, gue lupa kalo lo gue suruh mute daritadi."
Lino balik tersenyum, tangan kanannya ia pakai untuk mengacak-acak pucuk kepala Eunbi.
"Mau dijelasin darimana?" Tanya Lino, badannya sekarang udah menghadap Eunbi, yang otomatis bisa ngeliat wajah cantik pacarnya ini dari samping.
"Eung... Gak tau." Jawab Eunbi.
Lino menarik tangan kiri Eunbi, jarinya ia main-mainkan dengan jari Eunbi membuat Eunbi menoleh bingung kearah Lino.
"Aku tau, gak perlu aku jelasin juga kamu udah tau semuanya kan?" Lino menoleh, tatapannya sekarang jatuh ke mata Eunbi.
Eunbi yang ditatap seperti itu oleh Lino langsung mengalihkan pandangannya acak kearah lainnya. Ia juga berusaha untuk melepaskan jari-jarinya yang sekarang sedang dipegang erat oleh Lino.
Lino yang ngeliatin gelagat aneh Eunbi langsung narik dagu Eunbi, ngebuat wajah Eunbi sekarang benar-benar ada didepan dia. "Aku ada didepan kamu, kenapa ngeliatin ke arah lain?"
Eunbi menggeleng. "Gapapa, tadi mataku gatel."
Lino tersenyum. "Bi, aku sama Lia gak ada hubungan apa-apa.
Eunbi kali ini diem aja, dia biarin Lino yang ngejelasin semuanya. Matanya natap lurus mata Lino, berusaha cari kebohongan.
Lino ngelepasin tangannya yang tadi megang dagu Eunbi, lalu sekarang tangannya ia simpan di bahu Eunbi, sedangkan yang satunya, masih main-mainin jari Eunbi.
"Ini aku jujur ya, waktu kamu nemuin aku sama Lia dari lantai atas. Lia baru aja confess ke aku, kalo dia suka sama aku dari lama."
"Aku sebenernya udah tau dari lama, tapi aku nganggap dia cuma sebagai adik, dan aku berharap dia juga bisa nganggap aku sebagai kakak."
"Aku gak tau dia bisa terima ini apa gak, tapi yang jelas. Hati aku udah punya tempatnya sendiri Bi."
Eunbi yang awalnya natap mata Lino serius, seketika langsung ngalahin pandangannya. "Apa-apaan? Aku masih marah! Gak boleh gombal!"
Lino ngangkat tangannya yang ada di bahu Eunbi ke atas kepala ceweknya itu.
"Potong rambut gini kamu makin cantik deh yang. Kita balikan ya, aku udah ramal, kamu pasti terima aku balik." Lino mengakhiri kata-katanya sambil tertawa.
"Apasih! Siapa yang mau balikan?" Eunbi nyikut perutnya Lino lalu ngelepasin jari-jari Lino yang daritadi mainin jari-jari dia.
"Ih aku kan cenayang, nih ya aku kasih tau. Nanti malem kamu bakal tidur sama Yeji, soalnya ada yang nangkring di jendela kamar kamu."
"NGOMONG SEMBARANGAN BANGET!" Eunbi ngegeplak lengan Lino lalu nyuap martabak ke mulut Lino yang ngaduh sakit.
"Makan nih martabak! Bisa-bisanya ngomong sembarangan!" Eunbi natap sinis Lino lalu nyuap martabak ke mulut dia.
Lino ngunyah martabak yang Eunbi sodokin ke mulutnya, setelah ketelen, dia lanjutin kalimat nya.
"Aku gak bohong, di kursi belakang kamu ada mbak-mbak yang lagi merhatiin kita."
Eunbi sontak berbalik ke belakang. Bulu kuduk nya seketika merinding. Dia langsung mendekat ke arah Lino. "Kamu tau kan aku parno-an! Jangan bilang gitu!" Protes Eunbi.
Lino ketawa, lalu ngelus rambut pacarnya yang ada deket banget disebelah dia.
"Mbaknya ngedeket, pengen akrab sama kamu."
"KENAPA DI LANJUTIN! DIEM IH!" Protes Eunbi lagi.
"Iya, iya ini diem. Gak aku usir ya mbaknya."
"Loh kenapa?" Tanya Eunbi bingung.
"Cantik." Balas Lino sambil berbisik ditelinga Eunbi, lalu sesudahnya ketawa keras.
"Sinting! Pacaran aja sana sama mbak kunti! Gausah sama aku!"
"Bercanda sayang, besok dateng ke rumah ya, mama mau bikin jus mangga. Mau balikin tumblr Hyunjin yang masih ada di rumah aku."
Eunbi nengok ke Lino. "Ogheyy."
"Pulangnya kita ke supermarket, mama suruh aku belanja. Kamu temenin aku, sekalian kita nginget awal-awal kita ketemuan."
"Buat apa diinget-inget coba?"
"Kan kita mau ulang hubungan dari awal lagi sayang."
"Ngapain diulang? Lanjutin aja yang kemarin."
Eunbi nyuap martabak ke mulutnya dia. Gak lama Lino ketawa terbahak-bahak.
"Tuhkan! Kata aku juga apa! Kamu pasti terima aku balik kan!"
Eunbi yang masih ga connect sama kata-kata Lino cuma mandang Lino bingung.
"Bloon banget punya pacar." Lino noyor kepala Eunbi lalu bangkit berdiri.
"Udah ya, aku pulang dulu. Besok aku jemput pagi-pagi, sekalian olahraga!"
Lino nyodorin tangannya ke depan Eunbi, niatnya mau bantuin Eunbi berdiri, tapi Eunbi gak connect. Dia malah salaman sama tangan Lino.
Lino ngegeleng heran, lalu narik Eunbi biar ikut berdiri.
"Anterin dulu mas pacar nya, nanti kangen." Ujar Lino jahil, lalu narik tangan Eunbi ke arah motornya.
Eunbi nyinyir. "Intirin dili mis picirnyi, ninti kingin."
"Nyinyir terus bisanya, awas dibelakang kamu ada Mbak Dian."
"Hah, Mbak Dian siapa?" Tanya Eunbi bingung.
Mereka berdua nyampe di motornya Lino, Lino balik badan ngehadap Eunbi.
"Mbak-mbak yang tadi aku omongin, hehe. Barusan kenalan. Katanya, jangan takut. Dia jagain kamu kok."
"HEH!" Eunbi ngegeplak bahu Lino.
Lino cengengesan. "Gapapa, dia sayang sama kamu kok, auranya positif."
"DIEM!" Kata Eunbi.
M.A.R.A.H
"Ih marah, aku jujur padahal. Udah ya aku pulang dulu."
"..."
Lino naik keatas motornya, senyum lalu ngeberantakin rambut Eunbi.
"Padahal lo tuh galak tau, kenapa sama gua jadi gemesin gini."
"Aku galak kok!" Protes Eunbi.
"Gaada, gemes doang yang ada."
"Yaudah sini, lo mau gue galakin?" Seketika Eunbi langsung natap Lino jarang, mau ngajak ribut.
Lino naikin sebelah senyumnya. "Lo mau galak gini juga tetep gemes di mata gue Hwang Eunbi."
Eunbi makin nyipitin matanya. "Ih ngadi-ngadi lo dasar budut!"
"Budut apa lagi?"
"Bucin dangdut!"
END
HAI! MAAF BANGET YANG UDAH NUNGGU LAMA, WALAUPUN AKU YAKIN GAADA YG NUNGGU :(maaf lama banget update verhouding, aku stuck banget, ditambah, gatel pengen bikin cerita baru tapi takut ga kelar kaya verhouding ini.
udah lah, sekian dari aku. kita bertemu di book aku selanjutnya yang entah kapan aku publish
best regards; sailenty✨
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] verhouding [✓]
Short Storylika-liku hubungan lino dan eunbi sequel prekognision [lee know × sinb] ©sailenty; 2020