D U A

32 2 0
                                    

"Jadi, bagaimana keputusannya pak?" tanya Amanda setelah ia dan Erlan selesai menjelaskan mengenai program kerjanya.

"Hmm.."

"Saya setuju. Tapi, saya minta pertanggungjawaban kalian berdua terhadap kegiatan ini harus lebih besar lagi. Secara keseluruhan, sudah cukup baik. Mana pulpen?"

Erlan langsung tersenyum lebar, dan Amanda memasang muka datarnya seperti biasa dan hanya menganggukan kepala. Amanda payah dalam berekspresi.

Amanda menyerahkan pulpen ke Pak Antony untuk menandatangani proposal tersebut.

Kerja bagus Amanda, batin Amanda.

"Kami ijin keluar ya pak. Terima kasih atas waktunya, nanti info selanjutnya akan saya hubungi." Erlan dan Amanda meninggalkan pak Antony di ruangannya.

"Mandaaa, thanks banget!" ucap Erlan sambil refleks memeluk Amanda.

"Iya, biasa aja." Amanda mendorong pelan tubuh Erlan agar menjauh darinya.

"Eh-- sorry" Erlan gugup setengah mati. Ia tidak sengaja.

"Iya." ucap Amanda singkat dan langsung berjalan duluan.

"Gajelas, main peluk-peluk!" gumam Amanda dengan suara kecil sehingga Erlan tidak dapat mendengarnya.

Hanya ayahnya yang boleh memeluk dirinya, batin Amanda.

Amanda balik ke kelasnya, begitu pula dengan Erlan. Amanda tidak perduli. Pelukan dari Erlan itu tidak ada arti bagi dirinya.

"Bagaimana keputusannya?" tanya Naysilla begitu Amanda duduk di sampingnya.

"Aman."

"Terus kapan forumnya?"

"Minggu depan."

"Yaudah deh, sukses ya! Semoga di forum nanti lu bisa ketemu jodoh. Hehehehe." ucapan Naysilla langsung membuat Amanda menatapnya sinis.

"Ya sorry. Bercanda doang, Ama!" ucap Naysilla sambil nyengir selebar mungkin. Ia takut kalau Amanda marah.

Kenapa sih bawaannya sensi mulu kalau ngomongin jodoh, batin Naysilla. Ia merutuki dirinya karena mau berteman dengan orang seperti Amanda. Hft.

Amanda diam, dan langsung memfokuskan diri untuk pelajaran. Ia sudah ketinggalan satu jam pelajaran.

ting.. ting.. ting..

"Ayo, kantin." ajak Naysilla yang kemudian dibalas anggukan oleh Amanda.

Setibanya mereka di kantin, suasananya sangat ramai dan mencekam. Seperti ada yang sedang berantem.

Samar-samar terdengar keributan..

"Enzo! Enzo!"

"Gery, hajar aja!"

"Bales Zo!

Naysilla menarik tangan Amanda untuk ke sumber suara. Karena kebingungan, Amanda mengikuti saja.

Amanda berdiri menatap sinis ke arah mereka yang sedang bertengkar.

"Berhenti, atau gua tarik ke BK?" ucap Amanda dengan nada sedikit tinggi.

Enzo dan Gery langsung berhenti melakukan aksinya, berani sekali ada cewek yang membentak mereka.

"Siapa yang ngomong barusan?" ucap Gery dingin.

"Gue."

"Oh, sok berani. Emang lo siapa?" tanya Gery dengan melangkahkan kaki ke arah Amanda.

Semua orang hanya dapat menonton kejadian itu. Sangat mengerikan.

Miss Independent!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang