Pamit

13 2 0
                                    

Tertatih, kamu berjalan
Sambil merapal cacian akan pesimisku
Ada sedikit luka yang tertinggal pada perdebatan terakhir kita
Kau berlari pada daun pintu lainnya
Nabastalaku kian hitam nan muram
Kau terus berlari keluar
Sepenggal kata "Selamat tinggal," tak pernah bisa kau rapal
Kau hanya pergi tanpa pamit
Barang satu kata maaf pun tak terucap
Lidahmu kelu oleh janjimu
Telingaku luluh oleh janjimu
Hati kita keruh oleh perpisahan yang tak sebanding dengan bahagia yang pernah kita rapal bersama
Aku, tak lagi bisa menangisi kamu
Kamu, tak lagi bisa pandang aku
Kita, tak bisa dipersatukan

Jakarta, Mei 2020

[Antologi Puisi] Kepingan RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang