part 2

18 8 3
                                    

Di dalam ruangan bernuansa panda kini Rara sedang merebahkan badan yang terasa capek,mungkin akibat tadi berkeliling di toko buku bersama Arina, sebenarnya tadi Rara tidak usah ikut namun dia tidak mau sendirian menunggu di luar toko buku seperti anak hilang.

Tidak lama kemudian terdengar dering telfon yang berasal dari handphone Rara dan tertera nama "Arkanaku" dengan semangat tangan Rara mengambil dan menggeser tombol hijau yang tertera.
"Hallo, assalamualaikum sayang". Sapa Rara dengan nada riang sekali.

"Hm.. waalaikumsalam,kamu udah sampe?" Jawab Arkana diseberang.

"Udah kok,ini lagi rebahan hehe." Balas Rara sambil merentangkan tangan.

"Dasar kaum rebahan!"saut Arkana kembali,
"Heh kamu tuh ya harusnya bersyukur sama kaum rebahan, coba nih ya kamu pikir kalo misalnya gada kaum rebahan ya gak bakal ada kaum rajin."cerocos Rara,begitulah Rara orang lain bicara sedikit dia balas dengan panjang lebar. Sedangkan di seberang sana Arkana sedang terkekeh dan membayangkan ekspresi lucu Rara yang sedang nyerocos itu.

"Haloo,kamu denger aku gak si." Panggil Rara kembali, " oh astaghfirullah Arkana Abraham kamu gak tuli kan." Timpal Rara lagi.

"Gak sayang,aku dengerin princessku disini." Jawab Arkana sambil terkekeh, Arkana selalu seperti ini jika Rara sedang bicara panjang lebar,dia tidak mengeluh bawelnya Rara tapi dia malah senang.

"Oh yaudah,udah dulu ya sayang aku mau mandi dulu,bau nih." Dasar Rara pulang bukannya langsung mandi malah rebahan dulu. "Yaudah see you  sayang." Jawab Arkana dan langsung menutup sambungan telfonnya.

Dilain tempat di ruangan yang didominasi warna hitam duduk seorang pria berwajah tampan sambil tersenyum,mengingat kejadian yang selalu terekam oleh memori cerdasnya, dia amat sangat bersyukur masih bisa bernafas hari ini dan masih bisa merasakan rasa yang entah bagaimana,sulit untuk diceritakan.

Rara adalah cinta pertamanya,segalanya bagi Arkana, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika mereka berpisah.

"Aku sayang dan cinta banget sama kamu Ra, jangan pernah tinggalin aku ya." Ucap Arkana, padahal disitu tidak ada siapa-siapa.

Setelahnya Arkana berbaring di kasurnya,mematap langit-langit dan semakin lama matanya semakin berat,lalu Arkana terlelap.

Tapi tiba-tiba pintunya ada yang mengetuk ~tok tok tok~ "Arkana sayang ini mama,ayo turun dulu makan,papa sudah nunggu" panggil Dewi,mamanya Arkana.

"Hoam...iya ma bentar aku kekamar mandi dulu", jawab Arkana. Setelahnya Arkana bergegas turun menuju ruang makan. "Hai ma,pa." Sapa Arkana yang dijawab anggukan oleh kedua orang tuanya.

Selesai makan Arkana langsung pamit untuk kembali ke kamarnya,pasalnya dia belum mengerjakan tugas yang sangat numpuk.

Setibanya dikamar dia langsung belajar mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru nya, selang beberapa waktu dia telah selesai mengerjakan tugasnya, ketika dia menutup buku,dia teringat belum menghubungi kekasihnya.

Arkana langsung menyambungkan telfonnya dengan Rara,menunggu Rara mengangkat telpon nya.

Di seberang sana Rara baru saja selesai belajar dan hendak tidur namun tiba-tiba dering telepon mengalihkan perhatian nya, Rara segera mengambil handpone dan melihat siapa yang meneleponnya,setelah melihat nama sang penelepon dengan raut bahagia Rara mengangkat telponnya.

"Halo,sayang." Sapa Rara dengan riang, di sambut baik oleh orang di sebrang sana,"kamu belum tidur Ra?", Tanya Arkana. " Hoam.... ini baru aja aku mau tidur eh kamu telpon", Rara menjawab sambil menguap." Yaudah sana tidur,mimpi indah ya sayang" titah Arkana, "oh iya besok jemput aku ya." Pinta Rara, yang dijawab dehaman oleh Arkana.

Setelah sambungan terputus Rara maupun Arkana tersenyum dan membaringkan tubuh di kasur mereka.

"Selamat tidur dan mimpi indah sayang" gumam mereka.setelahnya mereka berdua menutup mata dan mulai masuk ke alam mimpi.

"Layaknya bulan yang muncul tanpa bintang,langit tidak akan terlihat indah,begitupun kebahagiaanku jika tanpa kamu tidak akan sempurna"
(Erna suryani)😂

FAVORITE SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang