"Meninggalkan mu bukan hal mudah, aku butuh proses panjang untuk meyakinkan itu"👑Arkana Abraham 👑
Setelah merasa baikkan Rara melepaskan diri dari pelukan Arkana, dan menatap teduh kekasihnya itu lalu menggenggam erat tangan Arkana,"Aku sayang banget sama kamu Ra, kamu jangan banyak nangis ya" Arkana memulai pembicaraannya
"Iya aku tau kok sayang, udah jangan bahas ini ah seakan kamu mau pergi jauh aja" Rara memberengut tidak suka ke arah Arkana dan di balas kekehan saja.
Rara merasa beruntung karena dia menjadi salah satu alasan Arkana tersenyum setelah keluarganya.
Seketika mata Rara mengarah ke tiga anak pengamen jalanan yang sedang bernyanyi, dia memandang anak-anak itu dengan tatapan sendu
Arkana yang memperhatikan itu menautkan alisnya, dan melihat ke arah pandangan sang pacar
"Kamu kasian sama mereka?" Pertanyaan yang keluar dari Arkana sukses menbuat pandangan Rara kembali kepada Arkana.
"Iya, masih kecil udah cari uang, bahkan aku gak bisa ngebayangin kalo aku jadi Mereka," Rara berbicara dengan nada sedih
"Yuk samperin mereka." Arkana mengajak Rara menghampiri anak- anak itu
Rara mengangguk dan mengikuti langkah Arkana menghampiri keberadaan anak jalanan itu.
Mereka menyapa anak-anak dan mengajak berbincang-bincang dengan ceria
"Adek siapa namanya?" Rara bertanya kepada salah satu anak perempuan disana
"Aku Raya, kakak siapa?" Jawab anak kecil itu dan bertanya balik kepada Rara
"Wah nama kita hampir sama, kenalin nama kakak Rara." Dengan senyum mengembang Rara menjawab pertanyaan anak kecil itu
"Ini untuk adek dan teman-teman bagi rata ya" Arkana mengambil uang lima lembar seratus ribuan lalu diberikan kepada Raya, disambut senang oleh anak-anak.
"Terimakasih kakak ganteng dan cantik, pemberian kalian sangat berguna untuk kami" ucap mereka dengan riang, Rara dan Ariana mengangguk sambil senyum.
"Iya, yaudah kakak dan pacar kakak pulang dulu ya, kalian hati-hati!" Arkana berpamitan kepada mereka dan membawa Rara pergi dari sana
Kini mereka berada di jalan menuju rumah Rara namun tiba-tiba Rara menepuk pundak Arkana, Arkana yang merasapun segera menghentikan laju motornya.
"Kenapa sayang, ada yang kelupaan?!" Begitu motor berhenti Arkana lantas bertanya kepada Rara.
"Eum itu kita makan dulu yuk, sekalian bawa oleh-oleh buat orang rumah" melihat wajah tidak enak Rara, Arkana hanya tersenyum dan mengangguk.
Mereka turun dari motor dan menghampiri warung penjual pecel ayam, lalu mereka masuk dan memesan kepada pelayan terlebih dahulu.
"Mari mas mbak mau makan dengan apa?"tanya ramah penjual disana.
"Eum mbak aku mau pecel ayam aja sama sambalnya yang banyak ya terus kol nya di goreng terus minumnya air putih dingin aja" Rara menyebutkan pesanannya dengan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE SCENE
Novela JuvenilBagian favorite dalam hidup seorang Laura Agnesia bersama sang kekasih,ya walau tidak indah namun bisa dijadikan kenangan untuk keduanya.