Matahari sudah menunjukan dirinya kepermukaan, waktunya semua orang melakukan kegiatannya masing-masing.
Sama halnya dengan Rara, yang kini sedang sarapan bersama keluarganya.Diatas meja makan keluarga Rara makan dengan suasana hening, tidak ada yang berbicara, hingga Rara menurunkan sendoknya dengan sedikit hentakan membuat semua orang yang ada disitu menolehkan kepalanya kearah Rara.
" Ekhm.... Rara udah selesai, aku berangkat duluan ya dijemput Arkana". Ucap Rara mengarah ke orangtuanya, yang dijawab anggukan oleh ayahnya. " Hati-hati dijalan, bilang sama Arkana jangan ngebut." Pesan bundanya Rara, "Ok bunda, yaudah ya aku berangkat duluan, assalamualaikum." Rara, "waalaikumsalam." Jawab ayah dan bunda Rara.
Setelah berpamitan Rara segera bergegas keluar rumah dan mendapati Arkana sudah berada didepan gerbang rumahnya, tidak berbasa-basi lagi Rara segera mendekat kearah Arkana berdiri disamping motor pria itu.
"Sudah siap?" Tanya Arkana, Rara menjawab dengan anggukan saja, kebiasaan seorang Rara, dia tidak banyak bicara dipagi hari.
Motor yang dikendarai Andra sudah melaju, melewati jalanan padat.
Diatas motor mereka tidak banyak bicara, hanya hati mereka yg berbicara, saling melirik lewat kaca spion, bukan sedang marah, tapi itulah uniknya hubungan mereka, saling cuek namun didalam hati berbeda, mereka saling memperhatikan masing-masing.Setelah menempuh perjalanan yang cukup membuat energi mereka habis, sampailah mereka disekolah. Sekarang, mereka ada diparkiran sekolah, Rara turun dari motor Arkana membuka helmnya dan memberikan kepada Arkana,hal itu tidak luput dari perhatian seluruh warga sekolah.
"Udah sarapan?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Rara, sambil tetap menatap Arkana yang dijawab Arkana dengan senyuman dan anggukan.
"Ayo ke kelas, bentar lagi bel". Ajak Arkana sambil menggandeng Rara, mereka melewati koridor sekolah tanpa memperhatikan kekaguman orang-orang kepada mereka.
Mereka memasuki kelas yang sudah terisi separuh murid, Rara yang dari tadi digandeng oleh Arkana tersadar dan melepaskannya, dia melirik Arkana dan tersenyum "terimakasih sayang, aku duduk duluan ya, lihat muka Arina udah asem gitu". Arkana terkekeh mendengarnya dan menganggukan kepalanya " yaudah sana aku juga mau duduk, mau push rank sebelum bel bunyi."
Rara yang sudah dilepaskan oleh Arkana langsung menduduki bangkunya, dengan senyuman yang tercetak di wajah manisnya, membuat Arina yang melihatnya hanya bisa mendengus.
"Woii, senyum bae lu, awas kesambet baru tau rasa ish", Rara meringis mendengar Omelan Arina, tapi tidak dia gubris dia hanya mengedikan bahunya, lalu menoleh kearah Arina yang sudah menatap Rara aneh.
"Gw senyum ada sebab dong, dan sebabnya itu jelas, dari pada lu, senyum, ketawa karena halu dih" jawab Rara tanpa fikir panjang, membuat Arina jengkel. " Iya tau yang punya pacar dan langgeng mah, gw yang jomlo ini bisa apa!". Arina menjawab dengan bibir cemberut, lalu dia memalingkan wajahnya. Dan hanya ditanggapi kekehan Rara yang terdengar menyebalkana menurut Arina.
Tidak lama kemudian bel berbunyi, selang beberapa menit guru pelajaran pertama sudah sampai di kelas. Seluruh siswa sudah tidak ribut lagi, dan proses belajarpun dimulai, tidak ada yang berisik merwka semua fokus ke depan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
~~~
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 3 menit lalu, guru pengajarpun sudah keluar dari kelas. Waktu seperti inilah yang diidamkan seluruh murid, ada yang langsung pergi ke kantin, ada yang memilih ke perpustakaan dan banyak lagi, bahkan Arina dan Rara sudah ngacir ke toilet.
Di koridor menuju toilet Rara terlihat sedang sibuk mengetikan sesuatu di handphonenya, dia sedang mengetikan pesan kepada Arkana, menyuruh Arkana menunggunya di kantin saja.
"Ra,lu pernah gak si ngerasa bosen sama Arkana?", Tiba-tiba Arina bertanya kepada Rara, yang membuat Rara melongo, mengapa tiba-tiba sekali.
"Gini deh Na, lu pernah bosen gak sama wattpad, secara itu cuma aplikasi doang, atau pernah bosen gak lu ngehaluin jimin atau manurios?" Pertanyaan yang Rara lontarkan sebagai jawaban kepada Arina membuat Arina menggeleng dengan cepat.
"Nah jawaban gw juga sama kek lu, gw gak bisa bosen sama Arkana, walaupun dia suka cuek, tapi gw suka aja, gada yg buat gw bosen sama dia, soalnya dia udah jadi candu gw, kek lu yang udah candu sama wattpad dan bias lu itu, padahal lu lebih parah lu bukan cuma dicuekin bahkan bias lu itu gak pernah tau ataupun mau tau tentang lu, beda sama Arkana yang tau gw dan dia juga peduli sama gw". Jelas Rara panjang lebar, yang sukses membuat Arina kicep.
Tidak terasa sambil bercakap-cakap mereka sampai di toilet Arina yang sudah tidak bisa menahan ingin buang air kecil langsung lari kedalam bilik kosong didalam toilet, Rara yang memang hanya mengantar Arina dia menunggu didepan bilik Arina sambil bercermin dan membasuh muka lusuhnya.
Setelah Arina selesai, mereka melanjutkan jalannya ke arah kantin, sesampai dikantin mereka celingukan mencari Arkana dan sahabatnya Reno, tidak butuh lama untuk mereka menemukan kursi yang diduduki dua cowok ganteng nan cuek itu, Rara dan Arina bergegas menghampiri mereka.
Sesampai dimeja itu Rara langsung menempati kursi disamping Arkana yang diikuti Arina yang duduk disamping Reno.
"Hai, kalian berdua gak nunggu lama kan?" Pertanyaan ini terlontar dari bibir Arina yang diangguki Rara sambil menoleh ke arah Arkana, "gak kok Na, kalian bentar banget di toilet sampe bel aja kayaknya bentar lagi bunyi" yang menjawab pertanyaan Arina adalah Reno, pria itu selalu aja seperti itu, tidak pernah ramah kepada Arina, padahal Arina tidak tau salahnya apa.
"Udah cepat makan, itu makanannya nanti dingin jadi gak enak, jangan didengerin Na, emang Reno suka berlebihan." Lerai Arkana yang sudah tau alurnya pasti Arina dan Reno akan perang jika tidak dilerai.
Rara memperhatikan Arkana, dia tersenyum selalu saja seperti itu jika memandang Arkana bawaannya Rara selalu senyum.
Arkana yang merasa diperhatikan menoleh ke sampingnya, dan mendapati Rara yang sedang tersenyum."Kenapa? Ada yang aneh?" Tanya Arkana kepada Rara. Rara hanya menggeleng dan menjawab "gak aku cuma kagum aja sama kamu, jadi makin sayang." Jawaban Rara membuat Arina dan Reno tersedak."kenapa lu berdua hah?" Tanya Rara heran.
"Gpp, gw cuma kaget aja hehe" jawab Arina dengan muka dibuat seimut mungkin, dan ya tanpa dia sadari Reno memperhatikan keimutan Arina dan langsung memalingkan wajahnya sebelum semua orang di meja itu menyadarinya."Ekhm...gays kayaknya bentar lagi bel masuk deh, kalo udah makannya yuk ke kelas" Reno mengajak mereka untuk beranjak dari kantin, yang disetujui oleh semuanya.
Meraka meninggalkan kantin yang mulai sepi.Sesampainya dikelas mereka duduk di bangku masing-masing, tidak lama kemudia bel masuk berbunyi dan guru pengajar telah masuk.
Setelah hampir 4 jam mereka belajar kini saatnya mereka pulang, bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, sekarang disini diparkiran Rara dan Arkana sudah berada didekat motor. "Sayang kamu ditanyain mama, katanya kapan main?." Tanya Rara kepada Arkana, "nanti deh aku main kerumah kamu, tapi bukan sekarang ya" yang dijawab anggukan oleh Rara dan Arkana langsung menaiki motornya disusul oleh Rara yang duduk di boncengan motornya.
1089 word, sungguh suatu kebanggaan, hahaha😂ok gaes ditunggu gaknya cerita ini aku terserah, hehe anoying banget si aing:v
Ok voment manteman jangan lupa, aku up ceritan ini semau aku hehe, susah si manusia berotak beku ini buat ngetik satu kata aja rasanya susah bgt.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE SCENE
Teen FictionBagian favorite dalam hidup seorang Laura Agnesia bersama sang kekasih,ya walau tidak indah namun bisa dijadikan kenangan untuk keduanya.