🌻Spesial Ied Adha🌻

256 75 12
                                    

Warning : ini bukan next chapter!

Happy Reading✨💖

Happy Reading✨💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allahu akbar ...

Allahu akbar ...

La ...

Ila ha illallah hu allahu akbar ...

Allahu akbar ...

Walillah ilham ...

Takbiran menjelang hari raya idul adha kembali berkumandang untuk yang kedua kalinya. Aku tersenyum simpul menatap pemandangan petasan yang berserakan di awan.

Alhamdulillah ya allah. Terima kasih tuhan, karena hamba dipertemukan kembali dengan hari ini. batinku tersenyum simpul.

Aku mengalihkan pandangan ke sekitar. Di halaman belakang rumah sekarang tidak sesepi biasanya. Hari ini teman kedua abangku dan juga sahabatku berkumpul di halaman belakang guna acara barbequ, membakar jagung, membuat sate dan lain-lain.

Semua nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Cindi yang sedang mengolesi bumbu jagung, Intan yang meniup-niup bara api yang sedari tadi tidak menyala. Sedangkan para lelaki melakukan tugas yang berat-berat seperti mengangkat meja, kursi dan barang-barang berat lainnya.

Sedangkan aku? Aku hanya diam menyaksikan kegiatan.

"Heh Lemon bantuin gue elah! Dari tadi anteng bener lu liatin," teriak Intan yang sedang terbatuk akibat bara api yang tak kian menyala.

Aku terkekeh lalu menghampirinya. "Apa yang bisa gue bantu nih?" tawarku sambil melirik sekitar mencari apa yang bisa ku kerjakan.

"Tuh ambil daging gih buat nyate." Intan menunjuk sebuah nampan yang berisi daging sate yang sudah di tusuk-tusuk siap untuk di bakar.

Aku mengangguk mulai meraih nampan tersebut yang kebetulan dekat dengan tempatku. "Apa lagi?" Aku melirik nampan yang berisi daging tersebut.

"Bumbuin atuh neng," kesalnya yang masih meniup-niup bara api.

"Udah gue aja yang niupin lu bumbuin nih." Aku menyodorkan nampan tersebut ke wajahnya lalu menjongkokkan badan guna meniup bara yang sedari tadi tak kian menyala.

Aku merasa kasihan kepada Intan. Sudah sekitar tiga puluh menit lebih ia meniup namun api tak kunjung menyala. Aku heran dengannya, apakah mulutnya tidak penat? Meniup selama itu?

Setelah aku berjongkok. Intan segera pergi guna membumbui daging sapi tersebut.

Huh ... Huh ... Huh ...

Aku meniup sekuat tenaga agar api bisa menyala.

"Hujan woi hujan hujan!" pekik seseorang di belakang.

LEMONILAC☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang