Chapter 11

1.3K 99 2
                                    

.

.

Matanya masih tertutup. Selang infus menempel ditangannya. Sudah satu jam lebih dia belum sadar dari pingsannya. Masih beruntung dokter berkata kalau kandungannya tidak terjadi apa-apa. Baekhyun hanya shock sehingga tidak sadarkan diri.

Disebelahnya, Chanyeol hanya memandangi wajah Baekhyun. Ia menyesal telah membawanya untuk ke rumah orangtua Baekhyun. Sungguh Chanyeol sangat merasa bersalah. Dia tidak ingin melihat orang yang disayanginya seperti ini. Jadi tidak salah jika dia melakukan sesuatu untuk membuat orang yang menyakitinya jera dan tahu kalau seorang Chanyeol tidak pernah main-main dengan kata-katanya.

Dia melihat Chanhee yang tertidur di sofa kamar perawatan. Setelah dia melihat ke arah Baekhyun sebentar sebelum keluar dari kamar tersebut.

Chanyeol berjalan menuju pintu kamar dan keluar dari ruangan tersebut. Ketika sudah berada di luar, dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Dia menekan beberapa digit telepon yang menghubungkannya dengan sang asisten.

"Yeoboseyo!" ucap orang di seberang sana saat mengangkat teleponnya.

"Aku tidak mau berbasa-basi. Cari tahu tentang keluarga dari Byun Baekhyun. Cari sampai mendalam. Kutunggu laporanmu besok pagi di emailku. Mengerti?" perintah Chanyeol pada sang asisten.

"Ne sajangnim." Chanyeol mematikan teleponnya dengan asistennya.

Saat dia sudah selesai menelepon, Chanyeol kembali masuk ke dalam kamar perawatan Baekhyun. Dia kembali duduk di kursi disamping Baekhyun.

"Cepatlah sadar. Kau tidak tahu secemas apa aku hm." ucap Chanyeol sembari menggenggam tangan Baekhyun dan menciumnya.

Tidak lama, Chanyeol merasakan pergerakan di jari Baekhyun. Seketika dia mendongakkan kepalanya tepat ke wajah Baekhyun.

Baekhyun membuka matanya perlahan. Silau cahaya lampu yang menyambutnya untuk pertama kali. Dia menyipitkan matanya saat cahaya lampu tersebut memaksa untuk masuk. Dia membiarkan sebentar. Setelahnya dia melihat ke arah samping kiri dan kanan. Tepat di sebelah kanan, dia kaget saat melihat Chanyeol yang tengah tersenyum padanya.

Ia bingung. Baekhyun bingung sedang berada dimana. Seingatnya dia sedang berada di rumah orangtuanya.

"Kau sudah sadar Baekhyun? Sebentar aku panggilkan dokter." Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya saja untuk menjawab Chanyeol. Dia masih tidak kuat untuk menjawabnya.

Chanyeol menekan tombol hijau di dekat ranjang Baekhyun. Selang beberapa menit kemudian, seorang dokter laki-laki masuk ke kamar rawat tersebut.

Saat sudah di samping Baekhyun, dokter tersebut mengeluarkan benda dinginnya. Dia memasang ke telinganya dan juga benda dingin tersebut dia tempelkan di dada Baekhyun juga perutnya.

"Ah syukurlah keduanya sehat. Walaupun Tuan Baekhyun masih perlu banyak istirahat. Jadi kami sarankan untuk menginap disini dahulu. Besok baru anda boleh pulang." Jelas dokter tersebut dengan ramah. Chanyeol tersenyum dan menjawab terimakasih. Baekhyun pun tersenyum saat mendengar kalau keadaan bayinya sehat.

Setelah memeriksa Baekhyun, dokters tersebut meninggalkan ruangan Baekhyun.

"Untung kalian baik-baik saja." Ucap tulus Chanyeol sembari mengelus kepala Baekhyun.

"Emm ya terimakasih. Dimana Chanhee?"

"Dia sedang tidur disana." Jawab Chanyeol dengan menunjuk arah sofa. Baekhyun mengikuti arah telunjuk Chanyeol dan tersenyum setelahnya.

"Apa dia melihat kejadian tadi?" tanya Baekhyun.

"Jangan kau pikirkan kejadian tadi. Kata dokter kau tidak boleh strees dan berpikir terlalu keras." Jelas Chanyeol mengikuti saran yang diberikan oleh dokter kepadanya.

BEING A MOTHER (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang