Epilog

2.3K 105 1
                                    

Tidak terasa tiga tahun telah berlalu semenjak hari tragis yang memberikan kebahagiaan sekaligus luka mendalam bagi keluarga Park. Ya, hari dimana anggota keluarga mereka bertambah sekaligus kehilangan seorang peri mungil yang selama ini telah memberikan ribuan canda tawa serta kebahagiaan bagi keluarga itu. Chanhee.

Berbilang minggu lamanya Baekhyun dirundung kecemasan di balik kebahagiaannya saat menggendong sang putra kecil nan lucu itu. Bagaimana tidak, dua minggu setelah melahirkan putra kecilnya, tidak sekalipun dia melihat sosok Chanhee. Belum lagi sikap orang-orang yang seakan menutup-nutupi sesuatu tentang Chanhee setiap kali dirinya menanyakan keberadaan Chanhee. Pernah satu kali Baekhyun mencoba untuk mencari tahu letak kamar Chanhee, namun usahanya berujung sia-sia. Tidak ada nama Chanhee di manapun dalam catatan administrasi rumah sakit. Semua itu membuatnya semakin merasa ganjil.

Hingga akhirnya pada minggu ketiga selepas meninggalnya Chanhee. Baekhyun yang sudah diijinkan pulang, mengajak Chanyeol untuk bicara empat mata. Sehabis menidurkan Sehun, Baekhyun duduk berhadapan dengan Chanyeol di meja makan. Firasatnya selalu membisikkan bahwa hal buruk sudah terjadi. Terlebih dengan sikap Chanyeol yang seakan menyimpan duka dibalik senyum dan tawanya. Baekhyun menatap mata Chanyeol dalam-dalam, sementara yang ditatap terlihat gelisah di tempatnya.

"Aku merindukan Chanhee." Ujar Baekhyun membuka pembicaraan. Sementara Chanyeol membeku ditempatnya.

"Ah, kau tahu. Dia . . . dia sedang . . ."

Baekhyun diam, menunggu kalimat selanjutnya meluncur dari mulut Chanyeol. Jantungnya berdegup kencang. Perasaannya tidak enak. Chanyeol tidak mampu melanjutkan kalimatnya, hanya mampu menghela napas kuat-kuat. Pikirannya sangat kalut.

"Ada apa dengan Chanhee? Kumohon, jangan biarkan aku tersesat sendirian dalam ketidaktahuanku. Dia juga putriku..." ujar Baekhyun lirih, namun cukup keras untuk ditangkap oleh pendengaran Chanyeol. Chanyeol mendesah berat, lantas bergerak mendekati Baekhyun, lalu menggenggam jemari pria mungil yang sangat dikasihinya itu erat-erat seakan-akan mencari kekuatan dari sana. Baekhyun balas menggenggam jemari besar Chanyeol sambil melemparkan seulas senyum, berusaha meyakinkan Chanyeol untuk mengatakan apapun kenyataan tentang putri mereka. Tidak peduli seburuk apapun kenyataan itu.

"Aku adalah ayah yang buruk..."

Baekhyun diam, menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Chanyeol. Jantungnya tidak henti-hentinya berdetak kencang seakan-akan menggedor-gedor rongga dadanya.

"Chanhee... Chanhee sudah bahagia di surga..." Chanyeol beujar sendu. Setitik air mata lolos dari kelopak matanya, diikuti tetesan selanjutnya hingga sebuah aliran sungai terbentuk di pipi yang sedikit tirus itu.

Jantung Baekhyun seakan-akan berhenti berdetak. Firasatnya benar, dia hanya sanggup membeku ditempatnya, sementara bayang-bayang Chanhee bermain di pikirannya. Tidak satupun yang dapat dirasakannya kali ini. Satu hal yang pasti, jiwanya terasa kosong dan hampa. Dadanya terasa sakit seperti diremas. Namun tidak setetes pun air mata yang keluar. Air matanya seakan ikut beku bersama rasa hampa dan dingin yang menyelimuti hatinya.

"Baekhyun...?"

Baekhyun diam tidak bergerak. Sesaat kemudia, dia mengangkat wajahnya menatap kosong pada Chanyeol dihadapannya.

"Beri aku sedikit waktu. Aku hanya ingin sendirian sekarang."

.

.

.

.

Waktu yang dibutuhkan Baekhyun untuk menerima kenyataan tidak bisa dibilang sebentar. Berbilang hari, bulan hingga akhirnya tahun menjelang. Baekhyun berubah menjadi pendiam. Bayang-bayang Chanhee senantiasa menghantui benaknya, bersama rasa bersalah yang seharusnya tidak perlu ada. Tepat sebulan setelah hari kematian Chanhee, Baekhyun memutuskan untuk pindah dari apartemen Chanyeol. Mulanya Chanyeol menolak, namun akhirnya terpaksa menyetujui hal itu setelah berjanji untuk kembali secepatnya setelah dia dapat mengendalikan perasaannya. Dan kemana lagi Baekhyun akan pergi selain kembali ke rumah sewanya dulu.

BEING A MOTHER (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang