Chapter 8

1.6K 118 2
                                    

Malam ini adalah malam pertama bagi Baekhyun di apartment Chanyeol. Mungkin saat pertama kali inilah yang membuat Baekhyun berpikir kalau dia akan sulit untuk menjalani kehidupannya. Tapi disatu sisi dia berpikir kalau memang lebih baik dia disini. Mungkin saja teman-temannya tidak menerima keadaannya yang disebut tidak normal seperti ini. Daripada membuat malu teman-temannya, lebih baik dia bersembunyi di kandang singa.

"Jangan melamun Baekhyun. Ini minumlah." Baekhyun tersadar dari lamunannya. Dia berdecih saat melihat orang di depannya sedang tersenyum sambil membawa susu. Ya, tadi siang setelah menjemput Chanhee, mereka menyempatkan diri untuk membeli susu hamil untuk Baekhyun.

"Jangan mendecih. Cepat minum susu itu. Percuma kau menyalakan tv tapi tidak kau lihat." Baekhyun bingung. Kenapa orang seperti ini bisa mempunyai image yang baik di masyarakat.

Orang luar berkata kalau seorang Park Chanyeol itu adalah orang yang tegas, dingin, dan semacamnya. Tapi pada kenyataan yang dilihat Baekhyun saat ini berbanding terbalik. Lihatlah dia tidak ada sama sekali kesan dingin seorang Chanyeol dan ketegasannya. Memang Baekhyun akui kalau Chanyeol sangat mengerikan kalau mengamuk.

"Sudah puas melihatku hm?"

"E-eh siapa yang melihatmu." Bodoh, bagaimana bisa dia melamunkan seorang Chanyeol apalagi dia terus memandangi wajah itu. Hah pada akhirnya dia harus malu juga karena ketahuan.

"Daddy!" teriak Chanhee sambil berlari kearah mereka berdua yang sedang duduk di depan tv. Karena terlalu cepat berlari, hampir saja Chanhee terjungkal. Untung saja Chanyeol dengan cepat menangkap anaknya.

"Ada apa sayang?" tanya Chanyeol pada anaknya sambil mengelus sayang kepala Chanhee.

"Besok daddy datang kan? Sekolah Chanhee ada acara. Kata guru orangtuan harus datang." Seru Chanhee. Chanyeol menghela napasnya. Dia melihat ada harapan besar pada mata anaknya. Tapi masalahnya hanya satu. Dia harus kembali ke perusahaannya. Sudah dua hari dia meninggalkan pekerjaannya.

"Maaf sayang. Daddy besok harus bekerja." Seketika raut senang Chanhee berubah murung. Padahal Chanhee berharap kalau ayahnya akan melihat penampilannya.

"Bagaimana kalau aku saja yang datang?" Chanyeol dan Chanhee melihat kearah sumber suara. Ternyata Baekhyun menawarkan dirinya sendiri bahkan dengan senyuman. Hati Chanyeol menghangat saat melihat senyuman Baekhyun. Akhirnya dia bisa melihat senyuman itu lagi.

"Baekhyun datang?" tanya Chanhee. Baekhyun mengangguk. Dia berjalan ke arah Chanhee dan menyamakan badannya. Dia mencubit pipi Chanhee dangan gemas.

"Iya aku datang besok. Sudah sana tidur. Goodnight baby." Ucap Baekhyun tulus dan mencium kening Chanhee.

Chanyeol hanya diam. Dia senang melihat sikap hangat Baekhyun pada anaknya. Chanyeol bersyukur kalau Baekhyun mau menerima Chanhee. Walaupun sikap Baekhyun padanya masih sinis. Chanyeol berjalan mendekat kearah mereka berdua. Dia juga mengucapkan selamat malam pada putrinya dan mencium kening anaknya. Setelah mencium kening anaknya, dia akan mencium kening Baekhyun pula. Tapi ternyata sang empu sudah memelototinya. Alhasil dia urungkan niatnya untuk mencium kening Baekhyun.

Chanhee kembali ke kamarnya. Sedangkan Chanyeol dan Baekhyun kembali ketempat duduk mereka.

Hening, tidak ada percakapan sama sekali diantara mereka. Mungkin tidak terlalu hening karena masih ada suara tv yang menemani mereka.

"Chanyeol." Panggil Baekhyun. Chanyeol menolehkan kepalanya.

"Dimana kamarku?" lanjut Baekhyun.

"Kamarmu? Itu." Chanyeol menunjuk sebuah pintu yang berada diseberang kamar Chanhee. Baekhyun mengerutkan keningnya saat mengikuti arah telunjuk Chanyeol.

BEING A MOTHER (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang