dia senja 1

24 4 0
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 18.00 , matahari bersiap berganti peran dengan bulan, semburat warna jingga menghiasai ufuk barat, gadis itu masih duduk disebuah cafe di tepi pantai, dia terlihat gelisah , sesekali ia melihat ponselnya, laki-laki yang ditunggunya selama 2 jam tidak kunjung tiba.
"Mbak mau pesen minuman lagi ? ( Tanya pelayan cafe)
" Tidak mbak, terimakasih
Matahari sudah terbenam, dia masih tidak percaya laki-laki itu tidak datang menemui nya, setelah membayar minuman yang di pesannya, gadis itu beranjak meninggalkan cafe, tiba..tiba.. braakkk...
"Aduhh sakit banget (gadis itu terjatuh di parkiran cafe)
"Maaf ...balasnya singkat
" Kalau jalan pake kaki, kalau mata buat ngeliat, (gadis itu menengadah, dia melihat seorang laki-laki mengulurkan tangan ke padanya, laki-laki itu memakai kemeja biru dan kaca mata , penampilan nya sangat rapi seperti pria kantoran yang sudah mapan)
" Mari saya bantu (pria itu mengulurkan tangannya)
"Nggak usah, gue bisa sendiri , lain kali kalau jalan tu hati-hati mas, untung kaki gue nggak patah
Laki-laki itu hanya tertawa kecil mendengar ucapan gadis itu
" Malah ketawa lagi mas nya , aneh banget ( gadis itu berjalan meninggalkan laki-laki itu dan menaiki mobilnya)
Sesampainya dirumah, gadis itu langsung masuk kekamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur..
Tok..tok..tok..( suara ketukan pintu)
"Senja.. boleh bunda masuk sayang?
" Iyaa Bun ( jawabnya dengan suara sendu)
" Kamu udah pulang dari tadi ya ? Kok tumben langsung masuk kamar, biasanya kalau pulang absen dulu sama bunda, ( bunda duduk di kasur senja)
" Nggak papa bun, senja capek, mau istirahat, besok aja ya ceritanya ( dia tak menoleh ke arah bundanya ia tetap berbaring membelakangi bunda nya)
" Yaudah, kalau gitu bunda keluar dulu ya , kamu istirahat ya sayang ( sang bunda mengelus kepala anak gadisnya itu )
Senja, itulah namanya, gadis berkulit putih, berambut panjang dan memiliki senyum manis, senja adalah mahasiswi akuntansi disebuah kampus swasta di Jakarta, saat ini senja memasuki tahun kedua , yah kalian benar banget, senja sekarang semester 3 ,namun tidak seperti namanya, dia tidak menyukai senja,namun dia punya alasan sendiri kenapa dia tidak menyukai senja.

Matahari pagi itu bersinar cerah, Pagi itu senja masih berbaring di tempat tidurnya , alarm pagi memaksanya untuk bangun,

senja yang masih malas untuk bangkit dari tempat tidur melihat ponselnya, terlihat

beberapa panggilan tak terjawab, senja meletakan ponselnya kembali dan memejamkan

matanya , namun tiba-tiba ia ingat bahwa hari ini ia ujian, senja langsung melompat dari

tempat tidur dan menuju kamar mandi , pagi itu ia memakai baju biru dengan celana jeans

, dia memang suka berpenampilan casual ke kampus, setelah selesai berkemas senja menaiki mobilnya

dan melaju menuju kampus..

Sesampainya di kampus senja berjalan menuju kelas, langkahnya terhenti saat seorang wanita memanggil nya..
"Senja.... (Teriak wanita itu)
" (Senja menoleh ke arah belakang) Lo ngapain sih teriak- teriak kayak di pasar tau nggak !
Wanita itu adalah Yuna, sahabat senja sedari SMP , berbeda dengan senja dia adalah mahasiswi sastra, Yuna yang centil, manja dan panikan sering membuat senja kesal, namun begitu senja sangat menyayangi Yuna, begitupun sebaliknya, mereka sudah seperti saudara kandung.
"Iihhh Lo apaan sih, lagian Lo mau kemana sih buru- buru banget, kayak di kejar setan , gue mau cerita nih sama Lo ..( Yuna merangkul senja dan menatap ke arah senja dengan wajah yang memelas)
" Lo tu ya, paling tau kelemahan gue, iya iya nantik ya, sekarang gue harus ke kelas, gue pagi ini ujian , udah sana Lo balik ke habitat Lo
" Iya iya , ehh tunggu..tunggu mata Lo kenapa bengkak ? Kayak ...
" Udahh ah gua buru- buru bye Yuna ..( senja memotong perkataan Yuna dan berjalan meninggalkan Yuna yang masih berdiri dengan rasa penasaran nya )
Sesampai di kelas senja duduk di kursi bagian depan, setelah meletakkan tas, dia melihat ponselnya, senja berteriak kesal karena baru mengetahui
Kalau ujian hari ini di ganti dengan proyek mandiri, senja melihat kesekitarnya, dia baru menyadari bahwa tidak ada siapa- siapa di kelas itu, seperti nya hanya dia yang tidak mengetahui informasi ini, senja yang kesal beranjak meninggalkan kelas dan menuju kantin kampus ..
"Iihh kesel banget gue ( senja memukul meja ) udah buru- buru, nggak pamit sama bunda,nggak sarapan, masak ujiannya di ganti..
"Non senja kenapa ? Pagi -pagi kok sudah marah- marah begini ( kata penjaga kantin langganan nya)
" Ehh mang Udin, nggak papa mang, cuma sedikit kesel aja
" Hehe sedikit kok pake mukul meja, yaudah non senja mau pesen apa ?
" Es teh panas 1 mang, es nya yg banyak ya ( ucap senja sambil melihat ponsel nya )
" Apa non? Non senja nggak salah? Apa mau di ganti sama air mineral saja, seperti nya non kurang fokus (mang Udin menahan tawanya)
" Ehh itu mang yg biasa aja ( senja yang malu langsung memalingkan wajahnya)
" Oke non
Setelah menghabiskan minuman yang di pesannya senja meninggalkan kantin tersebut dan memutuskan untuk pulang kerumah, namun di tengah jalan dia berfikir untuk mampir di toko bunga langganan nya . Setelah memarkirkan mobilnya senja berjalan memasuki toko bunga bimflorist.
" Mau cari apa mbak ?
"(Senja sudah tidak asing dengan suara itu, dia adalah Bimo anak dari  pemilik toko bunga bimflorist) sekaligus sahabat senja di kampus gua lagi males becanda bim..(ujar senja)
" Ya elah nih bocah kenapa yak, tu muka lecek amat kayak kain belum di setrika ( bimo memang orang yang nyablak namun dia baik , dia sudah mengenal senja sedari lama karena orang tua mereka berteman)
" Lu ambilin bunga mawar putih ya ,kayak biasa
" Kasian amat lu, beli bunga kudu sendiri terus, kagak ada laki- laki yang mau ngasih emangnya? ( Bimo tertawa geli)
" Udah deh ,cepet ambilin gue mau pulang nih
" Iya deh iya galak amat lu

Setelah mendapatkan bunga dan membayarnya senja pulang kerumah...

Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang