Chapter 2

59 6 0
                                    


Happy Reading

Bel pulang sekolah berbunyi. Siswa siswi dengan semangat keluar kelas karna ingin cepat pulang kerumah dan merebahkan badan setelah seharian ditertawakan oleh rasa lelah.

Saat jalan menuju parkiran, Nalyn mengajak ke sebuah cafe.
"Kalian mau langsung balik? Gimana kalo kita nongkrong dulu, kan besok hari sabtu tuh mumpung libur nggak terlalu dikejar deadline." Ajak Nalyn sambil menatap ketiga temannya.

"Boleh tuh lagian gue dirumah uring uringan. Kalian gimana?" Kata Naura menatap Lia dan Tiana.

"SETUJU!!" Ucap Lia dan Tiana secara bersamaan.

Mereka memasuki mobil Lia, karena hari ini hanya Lia yang membawa kendaraan.
Naura, Nalyn, dan Tiana diantar oleh orang tua mereka tadi pagi.

Pergilaan antara kita dimulai. Gue beruntung banget punya sahabat kaya mereka.
Kadang ada orang yang bilang "Loh kok lo mainnya sama orang itu itu aja sih?"
Kumpul sama orang itu itu aja bukan karna enggak ada temen lain. Tapi karna nyaman aja, nggak jaim jaiman, pengen ngumpul ya ngumpul, pengen curhat ya curhat, pas lagi sibuk ya silahkan bersibuk, enggak perlu banyak drama.

Sampailah kita di cafe. Nalyn, Lia, dan Tiana sudah ditempat duduk, kita memilih duduk di lantai 2 karna view nya cukup indah.
Sudah biasa Naura yang memesan minuman dan untuk menu Naura sudah hafal kesukaan mereka.

Mereka sedang menertawakan Tiana karna dia jatuh pada saat menaiki anak tangga di cafe itu.
Tiba tiba seorang pria menghampiri mereka dan menyapanya.

"Haiii." Sapa seorang pria dengan suara lembutnya.

Seketika mereka berhenti tertawa suasana berubah menjadi hening lalu menatap pria tersebut.

"Kak Alvaro." Teriak Nalyn tanpa rasa malu.
Dan ternyata pria tersebut Alvaro si cowo tampan sekaligus cowo dingin.

"Kakak sama siapa? Sendirian aja?" Lanjut Nalyn bertanya dengan sangat girang.

"Ohh enggak gue sama mereka dan liat Naura makanya gue samperin" Kata Alvaro sembari menunjuk ketiga temannya lalu menatap Naura yang sedang salah tinggah.

"Liat Naura? Kan kita ber 4 harusnya liat kalian, emangnya yang keliatan cuma Naura? Bodoamat ahh gue pikir amat" Batin Tiana menatap Alvaro dengan tatapan curiga.

Salah satu teman Alvaro menghampiri mereka dan menyapa Lia.
Ya dia adalah Ariq, cowo yang sedang berusaha mendekati Lia akhir akhir ini.

"Hai Lii." Sapa Ariq tersenyum kepada Lia.

"Hai Kak Ariq" Balas Lia singkat.

"Kok kita bisa ketemu yaa? Dunia sempit banget." Ucap Nalyn memecahkan keheningan.

"Diem lo, tuh Andika nyariin lo." Kata Ariq sambil menatap Andika yang sedang bermain handphone.

"Nalyn? Lo lagi deket sama Kak Andika?" Tanya Lia dengan penuh penasaran.

"Engg enggak kok Kak Ariq bohong." Jawab Nalyn terbata bata.

"Iya juga nggak papa kok, lagi pula Andika jomblo gantengnya dapet dan nggak bikin malu buat dibawa ke nikahannya mantan. Sikat lyn." Ledek Alvaro kepada Nalyn.

Semuanya tertawa, Alvaro berhasil memecahkan suasana kaku. Sedangkan Nalyn berusaha menyembunyikan pipi merahnya dan salah tinggah.

"All sekarang Naura udah didepan lo, lo mau bilang apaan gih." Kata Ariq sambil menepuk pundak Alvaro.

"Maksud Kak Ariq?" Tanya Naura mengerutkan dahinya.

"Aelah Ra, masih nggak peka juga." Jawab Ariq sedikit males.

"Woiii ini kopinya udah dateng bego" Teriak Reyhan kepada Alvaro dan Ariq tanpa rasa malu disekitar.

Ariq sudah meninggalkan gadis gadis itu dan Alvaro?
"Ra gue gabung sama mereka dulu ya." Suara Alvaro yang dikeluarkan dari mulutnya kepada Naura sangat lembut.

Naura hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

Mereka terdiam dan saling menatap.
"Ra, kayanya Kak Varo suka sama lo deh." Seru Nalyn kepada Naura.

"Apaan sih ngaco lo!" Balas Naura sambil menyenggol bahu Nalyn kasar.

"Sejak kapan lo deket sama Kak Varo Ra?" Tanya Lia.

"Iya sejak kapan Ra, kok lo nggak pernah cerita sama gue." Sambung Tiana.

"Sumpah gue nggak paham ini, kalian juga apaan sih nebak nebak nggak jelas!" Omel Naura sambil menyeruput minuman matchalatte kesukaannya.

"Udah lanjutin Ra, jalanin aja dulu siapa tau kesangkut." Ledek Tiana.

"Jangan tinggi tinggi jatuhnya sakit." Balas Naura dengan nada sedikit kecewa karena teringat masa lalu.

Ahahahaha tawa mereka dengan penuh bahagia.

Naura tidak sangka jika seorang Alvaro suka kepadanya begitupun dengan ketiga temannya.
Banyak pertanyaan yang dikutip oleh Naura.
"Bagaimana bisa? Kita sebelumnya belum saling kenal, bahkan saling sapa pun tidak. Tapi tadi? Seolah olah kita kayak udah kenal lama?" Pertanyaan itu selalu terputar di pikiran Naura.


Gimana part ini guys? Masih belum greget hehe.
Tunggu dan ikuti terus cerita TENTANG KAMU.
Jangan sampe ketinggalan upload yaa😊



Dan jangan lupa comment and vote:))

TENTANG KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang