Kutuai makna dalam beribu kata
Kucoretkan tinta untuk menyiratkan,
tentang mu saja.
Ini pilihanku, bukan pemikiranmuPandangan ku memang berbeda
Tapi rasaku akan selalu sama.
Terimakasih rasa. Kau buat aku
Jadi berbunga, walau kadang juga
merasa terluka.Bagiku tentangnya adalah candu,
dan bahagianya adalah hidupku.
Adinda, bali 2006****
FLASHBACK
"Jadi, ada yang mau ditanyakan?" Panitia OSIS itu menatap satu persatu sekumpulan murid baru yang saling berbincang satu sama lain.
"Tidak ada pertanyaan? Baik. Akan saya akhiri pertemuan ka-" Panitia itu terdiam, sudut matanya melirik salah satu murid yang mengacungkan tangan.
Membuat atensi semua mata disana ikut tertuju kepada murid tersebut.
Murid itu terlihat sedikit kikuk. Dengan cengiran kecil, ia menurunkan tangannya yang bergetar, gugup.
"Ya silakan. Ada yang mau kamu tanyakan?"
"I-itu kak, kalo kita nggak bisa nyelesain misi MOS ini a-apa ada hukumannya?" Ucapnya, sembari menetralkan degupan jantungnya.
Semua orang kini berbisik antara satu sama lain. Membuat suasana sedikit ricuh, karena sering kali berbeda pendapat antara satu murid dengan yang lainnya.
Valent, si Ketua OSIS menghela napasnya berat, suasana menjadi kurang terkendali, murid-murid baru itu malah asik mendebatkan suatu pertanyaan yang seharusnya dijawab anggotanya.
Dia menatap satu persatu murid-murid itu lagi, lalu mengambil mic yang disediakan disana.
Valent berdeham sekali, sebelum akhirnya menyuarakan jawaban untuk pertanyaan salah satu murid tersebut. "Hm. Kalian wajib menyelesaikan misinya nanti, apapun misinya. Sebagai hukuman kalian yang kurang kondusif, dan kurang menghormati kami sebagai pemuka OSIS disini. Hukuman akhir akan kami tentukan nantinya. Terimakasih."
Kemudian suasana menjadi hening. Mereka saling satu sama lain dengan menggerutu kecil meliriki Valent. Valent mendengarnya namun wajahnya tetap datar, acuh tak acuh dengan apa yang mereka bicarakan tentant dirinya.
Dia menatap Bima, si pembicara OSIS tadi lalu mengangguk. Mengisyaratkan Bima, untuk mengambil alih perkumpulan MOS siang ini.
"Bim, lo urus ya. Gua ada urusan." Perintah Valent, melangkah menjauhi aula perkumpulan tersebut.
Ting Tong