04

49 8 3
                                    

Rama pikir, kejadian Vino menghilang di sebuah gang adalah kejadian yang paling aneh yang pernah ia liat di hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama pikir, kejadian Vino menghilang di sebuah gang adalah kejadian yang paling aneh yang pernah ia liat di hidupnya. Tapi kalau boleh di ralat, maka ia akan memasukkan semua kejadian hari ini. Tampaknya otaknya mengecil ketika ia masuk ke negeri antah berantah ini.

Sejak bertemu laki laki dan perempuan aneh itu, Rama pikir kewarasannya ketinggalan di restoran tempat ia makan sebelumnya. Karena gimana pun juga rasanya aneh ketika kamu tiba tiba muncul di tempat berbeda akibat mengejar kawanmu yang hilang, dan bangun disambut sepasang manusia dengan yang perempuan mengaku kembaran dari teman dekatmu.

Rama tidak mau IQ nya menurun seperti IQ tikus. Kalau ia bisa membela diri, mungkin akan ia lakukan sejak tadi. Lelaki di depannya mengantungi sebilah pedang yang entah asli atau tidak meski hal itu saja sudah cukup membuat nyali mereka ciut.

Padahal kalau dipikir pikir, mereka lebih menguntungkan. Laki laki itu kalah jumlah, dan beberapa dari mereka adalah maniak olahraga.

Sudahlah, Rama jadi pusing sendiri.

Apalagi ketika lelaki tak dikenal itu membawa mereka ke sebuah rumah. Dan menjelaskan bahwa dimensi ini membutuhkan bantuan dari Vino dan kembarannya itu. Ia juga menyalahkan Rama dan yang lain karena ikut masuk ke dimensi dan harus bertarung sebagai gantinya.

Defan berjalan di sisi Rama. Wajah tegasnya tampak lebih khawatir. Ia menolehkan arah ke seisi rumah seakan men-scan tempat tersebut.

Lelaki di depannya itu kemudian mengenalkan diri, namanya Daniswara. Selanjutnya mereka masuk lewat jalanan dibalik rak buku, seperti di film film yang biasa Rama tonton.

Jalanan tersebut mengarah kebawah, menampilkan berbagai senjata yang cukup membuat para lelaki itu tambah menciut.

Disana terdapat pintu lagi, yang ketika dibuka menampilkan sebuah ruangan yang tampaknya digunakan untuk latihan.

Daniswara mendecak, "kan sudah kubilang! Latihan! Jangan malah diam saja!" Kesalnya ketika ia membuka pintu.

Ketika para lelaki masuk ke ruangan tersebut, mata mereka terfokus kepada perempuan perempuan yang berkumpul di ruangan tersebut dengan posisi duduk melingkar di lantai.

"Eh," salah satu perempuan itu tampak kaget. Tetapi tak lama kemudian ia mengangkat sebuah busur panah. "Kita latihan memanah tadi! Tuh lihat tuh!" Rupanya ia menunjuk kearah target di belakang Daniswara. Disana sudah ada beberapa panah yang menancap di skor 1, 7, dan bahkan ada yang keluar dari target.

Daniswara menggeleng gelengkan kepala.

Sementara itu, Defan terpaku di tempat. Matanya fokus menatap perempuan yang mengangkat busur panah tersebut. Memori kepalanya bergerak, seakan mencari cari suatu hal.

"Kenalan dulu sana." Daniswara akhirnya berkata dengan nada yang lebih lembut, membuat para perempuan terfokus kepada para lelaki. Beberapa jadi berdehem salah tingkah, ada yang menatap datar, atau bahkan memincingkan mata.

POWER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang