DEAR A

583 54 26
                                    


Didalam mobil

"Kita mau ke mana sih?!"

"Udah ikut aja nggak papa."

"Awas kalian macem-macem!"

"Nggak nggak, tenang aja"


°·°°

Lia di ajak pergi ke sebuah kafe di atas bukit, kafe dengan nuansa yang menyatu dengan alam dan suasan pagi yang sejuk membuat perasaan menjadi tenang. Namun saat Lia melihat tangga naik ke atas rasanya ia ingin punya sayap agar cepat-cepat bisa duduk di atas sana sambil meminum secangkir kopi hangat dan melihat betapa indahnya pemandangan.

"Ini tangga untuk ke kafe atau jalan menuju  surga, tinggi banget. Astagfirullah" ujar Lia

"Kuat nggak?" tanya Angga.

"Kuat dong" jawab Lia.

Tadinya Lia bersemangat 45 banget buat naik tangganya, tapi setengah perjalan ia mulai mengeluh merasakan lelah di kakinya.

"Katanya tadi kuat, semangat lah tinggal 20 anak tangga lagi" ucap Angga sambil tertawa.

"Capek om tolongin Lia." pinta Lia.

"Sini mau gue gendong?" tanya Angga.

"Ehh nggak nggak." jawab Lia.

"Ya kali kan mau gitu."

"Idihhh." gerutu Lia.

Mereka melanjutkan langkah demi langkah menaiki anak tangga, hingga akhirnya nya mereka sampai di puncaknya.

"Angga Angga liat itu bagus banget dari sini!" ujar Lia.

Angga menoleh dan hanya tersenyum.

Disana mereka duduk dan bercerita tentang apa saja, ada gelak tawa, ada sesi curhat-curhatan, rasanya ingin memberhentikan waktu. Tapi apalah daya waktu trus saja berjalan tanpa henti. Perdetik, permenit, dan perjam trus berlalu hingga sore. Rasanya Lia tak ingin pulang dari sana, pemandangan di sana begitu indah. Rasa lelah dan beban serasa hilang begtu saja.

17:43

"Yuk pulang udahh sore" ucap Fikri.

"Nanti dulu, kita liat matahari terbenam sekalian" ucap Nathan.

"Li gimana, mau?" tanya Fikri.

"Emm nggak papa sih terserah kalian aja Lia ngikut, yang penting pulang jangan malam-malam" jawab Lia.

Sosok berwajah imut dan berkulit putih itu seketika membuat Lia kagum, entahlah apa yang Lia fikir kan dari sosok Fikri saat ini. Lia seperti nya nyaman berada di dekat sosok tinggi jangkung itu. Lia mulai tertarik dengan hal apa saja yang di lakukan Fikri, ketika Fikri hanya duduk dan memperhatikan matahari terbenam, Lia mengikuti pergerakan nya. Mata Lia mulai memandang nya dengan fokus.

"Betapa indah ciptaanmu tuhan" gumam Lia.

"Hah apa?" jawab Fikri spontan.

"Anuu, ituu emm mataharinya baguss. Ehh pemandangannya" jawab Lia sambil memalingkan muka.

"Owh" jawab Fikri singkat.

Namun entah kenapa perasaan Lia ingin terus menatapnya dalam dalam.

"Berhenti liatin gue" tekas Fikri tanpa menoleh.

"Ehh siapa juga yang liatin kamu, itu aku ngeliatin burung di atas pohon" jawab Lia gugup.

Lia pun berdiri dan meninggalkan Fikri.

"Aghh bodoh banget sih aku. Malu kan Li, aduh gimana" gumam Lia pada diri nya sendiri.

Lia terus berjalan hingga tak tau saat ini dia berada di mana. "Mampus Angga sama teman-temannya di mana?, masa aku nyasar ini. Ehh tapi kan di kafe, mana ada cerita cewek cantik nyasar di kafe" keluh Lia.

Dear A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang