lembaran Hitam

14 4 0
                                    

Nama ku Aliana Anatasya, saat ini aku sedang kuliah jurusan perawat di salah satu Stikes di kota ku. Ayahku seorang pensiunan Guru dan ibu ku hanya ibu rumah tangga.

Saat ini aku sedang menjalin hubungan pacaran dengan Adi Lesmana. Bersama Adi, aku seakan menemukan kebahagiaan. Rencananya tahun depan aku akan menikah, Adi bahkan sudah melamarku.

Adi juga mengambil kuliah yang sama denganku. Tahun depan kami akan resmi wisuda. Dan saat itu, kami akan melangsungkan pernikahan. namun ayah ku tidak merestui hubungan kami seutuhnya.

" Ayah memang menyetujui kamu bertunangan dengan Adi, tapi itu karna Ayah hanya menuruti kemauan kamu saja. Ayah nggak setuju kalau kamu tetap sama Adi, jujur firasat ayah nggak baik soal laki - laki itu." kalimat pedas Ayah ku yang masih aku ingat saat aku menangis memohon restunya.

" Liana, ibu sejujurnya juga tidak ingin kamu menikah dengan Adi. Kita semua tahu siapa orang tua Adi, Pak Damar itu memang kaya raya, tapi dia punya istri tiga. Ibu khawatir kalau Adi nanti akan..."

" Adi berbeda dengan ayah nya bu, bagaimana bisa ibu memukul rata semua orang? Setiap orang punya takdir berbeda Bu, Adi bukan pak Damar, mereka beda." ujarku masih mempertahankan pendapatku.

" Terserah, kalau kamu memang mau menikah sama Adi silahkan. Ayah tidak akan menghalangi kamu. Tapi, ingat jika sampai terjadi sesuatu ayah tidak mau disalahkan. Ayah sudah mengingatkan kamu Liana." Mata ayah memerah, menandakan sebuah kemarahan. Dia marah, aku tahu itu. Aku paham jika Ayah marah, karena aku juga memaksa.

" Seumur hidup Liana, gak pernah minta apapun sama Ibu, tapi kali ini saja bu, tolong restui aku dan Adi yah bu." Aku meletakkan kedua tanganku di dada. Aku memohon pada ibu.

" Ibu merestui mu karena ibu ingin melihat kamu bahagia jika memang ini adalah kebahagiaan dirimu Nak."

Mendengarkan ucapan ibu, aku memeluk ibuku. Aku bahagia tentu saja. Aku merasa menemukan surga. Surga yang aku cari adalah restu ibu, meskipun aku tahu ada rasa kurang ikhlas di hatinya.

Aku tak pernah berjuang sekeras ini untuk seorang lelaki. Aku tak pernah berjuang sehebat ini demi cinta. Adi sudah membuatku ingin berjuang, demi dia. Demi cinta ku padanya. Aku sudah berpacaran dengannya empat tahun, aku tidak rela jika harus kehilangan dia. Tidak akan pernah.

🌺🌺

Satu tahun kemudian

Iringan mobil membawa mempelai laki - laki, bersama seserahan. Hari ini, aku bahagia karena akhirnya, kami akan menikah. Satu tahun meyakinkan kedua orang tua ku bahwa Adi adalah pilihan tepat untukku.

" Saudara Adi Lesmana bin Damar Aji Lesmana saya nikah dan kawinkan kau dengan putri saya Aliana Anatasya binti Akbar Darmawan dengan maskawin cincin emas lima gram dan uang tunai sebesar lima belas juta lima ratus ribu rupiah di bayar tunai."

" Saya terima nikah dan kawinnya Aliana Anatasya binti Akbar Darmawan dengan maskawin tersebut Tunai."

Dalam satu tarikan nafas, semua Saksi mengatakan SAH. Rasa bahagia sekali aku rasa.

" Alhamdulillah."

Doa di panjatkan oleh perwakilan KUA, kemudian kami diminta menandatangani surat nikah.

" Silahkan pasangkan cincinnya Nak Adi, pada istrinya."

Adi memakaikan cincin pada jemari manisku. Kemudian giliranku memakaikan cincin di jemari manisnya.

Sejak hari itu, pernikahan kami sah menurut agama dan Hukum.

Perayaan besar - besaran di lakukan, resepsi pernikahan kami diadakan di gedung pernikahan mewah di kota kami. Ada lima ratus undangan total, ada hiburan musik dari penyanyi terkenal ibu kota jebolan pencarian bakat yang kami undang. Karena memang pak Damar Ayah Adi ingin acara pernikahan ini mewah.

LOVEPEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang