Zaman sekarang semua serba mudah, dari adanya Facebook sampai instagram. Dipermudah dengan whatsapp yang bisa mempermudah komunikasi. Dunia semakin mudah untuk di genggam.
Pertama perkenalanku dengan Mas Roni dari Facebook. Saat itu aku tahu dia bekerja sebagai dosen. Sebuah universitas swasta di Madiun. Sementara aku tinggal di Madura, tepatnya di Bangkalan.
Setelah satu tahun berkenalan lewat FB kemudian kami melakukan pertemuan. Waktu itu adik ku akan wisuda, adikku kuliah di Madiun lewat jalur beasiswa. Beda dengan ku, aku Desi, setelah lulus SMA, aku membantu ibu berjualan pecel. Nasi pecel khas Madiun. Karena Ibu ku asli dari Madiun, menikah dengan Ayah dan ikut ke Madura.
Setahun berkenalan lewat Facebook mas Roni memberanikan diri datang ke rumah untuk melamarku.
" Perkenalkan Pak, nama saya Roni Andrianto, saya asli Madiun. Saya sudah satu tahun kenal dengan anak bapak, boleh saya mengatakan niat baik saya."
" Saya sebagai ayah dari Desi, sangat senang dengan kedatangan Nak Roni sampai jauh ke Bangkalan. Nak Roni, ada maksud dan tujuan apa datang kemari?"
Jenengku berdegup kencang, ini pertemuan ketiga ku dengan mas Roni. Pertemuan pertama saat mas Roni datang ke Madura untuk menghadiri pernikahan temannya. Pertemuan kedua, saat mas Roni ada undangan menghadiri seminar, mas Roni yang adalah dosen menjadi pemateri. Di sela kunjungan itulah kami bertemu. Bayangkan dalam setahun kami bertemu dua kali. Dan ketiga kali mas Roni sudah meminangku.
" Saya sudah minta persetujuan ibu saya, ayah saya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Saya ingin melamar putri bapak, Desi Rahnawati menjadi istri saya. Mohon maaf, saya tidak bisa membawa ibu saya, karena faktor kesehatan ibu saya."
" Tidak apa - apa Nak Roni, saya memaklumi itu. Tapi, beginilah kondisi keluarga kami. Bapak cuma seorang penjaga sekolah, dan ibu penjual nasi pecel. Desi memilih tidak kuliah dan membantu ibunya, adiknya Desi, namanya Rani, pasti nak Roni sudah tahu. Mahasiswi nak Roni."
" Saya tidak keberatan dengan status keluarga dan pekerjaan bapak dan ibu. Mungkin perkenalan saya dan Desi singkat dan cuma berhubungan lewat media sosial. Namun saya sangat ingin menjadikan putri bapak sebagai istri saya."
" Saya menyerah kan seluruh keputusan pada Desi saja."
" Nduk, bagaimana keputusan kamu, apakah kamu menerima pinangan nak Roni?" tanya ibuku, dan aku menatap mas Roni dengan senyum malu - malu.
" Saya, bersedia bu."
" Alhamdulillah, saya senang kamu menerima saya. Inshaallah bulan depan, saya akan datang kembali bersama Ibu dan Adik saya."
Pertemuan malam ini sangat berkesan. Aku merasa bahagia, Allah menjawab semua doa yang aku panjatkan dengan kado luar biasa yang membuatku tak berhenti tersenyum.
--
Enam bulan setelah acara lamaran, kedua keluarga memutuskan melakukan pernikahan. Mengingat usia kami sudah tidak muda lagi. Kami juga merasa bahwa, dia adalah pilihan mantap yang aku mau.
Dengan nuansa putih, aku sudah memakai baju kebaya putih dengan jilbab putih menjuntai. Hena berwarna kuning keemasan mewarnai telapak tangan.perasaan campur aduk dan tak menentu di hari pernikahan.
Calon suamiku begitu gagah dengan jas putih senada dengan kebaya yang aku pakai. Tepat jam 08;30 pagi di Masjid raya Bangkalan. Penuh keyakinan, calon suamiku menjabat tangan Ayahku.
" Bismillahirohmanirrohim, Saudara Andra Setiyawan, saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri saya, Desi Rahmawati binti Supardi Yahya dengan maskawin emas lima gram di bayar tunai."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEPEDIA
Short StoryKumpulan Cerita Pendek yang akan membuat kalian Nano nano dengan ceritanya. " Ceritakan saja, bila itu bisa membuatmu lega, kamu berhak untuk membuat dirimu bahagia." - Story-