S C A A°|| 2

148 13 2
                                    

"Aduhhhh....!"

Matanya melotot kaget siapa yang ia tabrak tepat di pertigaan kantin, membuat baju dan hijab yang digunakkan basah terkena kuah miso

"Ya Allah, gustinu agung. Wah wah, kenapa ini buk" tanyanya dengan tampang tak berdosa sembari meniup niup hijab tersebut

Namun, bukannya kering malah tambah basah karena mulutnya mengeluarkan hujan lokal yang alhasil mendapat tertawaan seisi kantin

Bu Syafa, guru dengan kacamata tebal disertai polesan lipstik yang bisa dibilang sangat menor menatap horor azhar

Azhar celingukan "errrrrrrr.. Gila aja saya ditatap kaya mau dicaplok" batinnya memprediksi

Tak kunjung mendapat respon azhar mencari cara "cepat bersih ya bu hehe,, itu bu ada tisyu tuh buu... tu ituu tisyuuu itu loh" tangannya mengarah pada sebuah meja, tapi tak ada tisu yang ada hanyalah kecap dan cabai

Bu syafa celingukan mencari tisu, tak kunjung menentukan ia kembali menatap azhar yang menahan tawa sembari melirik ke arah geng nya memperagakan jari telunjuk di depan mulut dan berbunyi "sttttt....pffttt"

Benar benar ketua mavada ini ingin digorok

Saat kaki jenjang itu hendak melangkah kabur dan melangkah tapi ada yang aneh

Bukannya melangkah maju malah melangkah kebelakang "wadohhh,, sakit bu ie teh. Kunaon kuping aing di tarik tarik ini"

"Tah teh tah teh. Saya bukan teteh kamu!"

"Lah yang bilang ibu teteh saya siapa sih. Ge er banget jadi manusia"

"Azharr.!"

"Iya buk? Kenapa? Iya tau saya ganteng... eta kadiek diekkk" ucapnya sembari menggerakkan tangan dan kakinya ke atas bawah seperti ubur ubur

Sontak hal itu membuat seisi kantin terbahak bahak

Siapa yang tak mengenal azhar, anak dari seorang alm. Hj. Burhanudin Al Azhar. Seorang pengusaha tekstil terbesar peralatan haji dan umroh dengan 5 cabang, tak lupa juga pendiri madrasah al quran di kota hujan ini.

Apalagi ia merupakan ketu dari geng besar bernama "Mavada"

Tak lazim jika ia somplak somplak most wanted dari kelas 11 ini

Tapi, entah mengapa dirinya memilih bersekolah di negeri ketimbang di madrasah.

Ketiga temannya yang duduk di bangku tengah menggeleng pelan, menatap ketua mereka yang kelewat bobrok. Tapi! Ia pintar!

Cengkeraman di telinga azhar memutar ke belakang, menatap jengkel pemuda si jangkung

"Sini, saya gorok kepala kamu"

"Klo digorok ya enak lehernya lah buk, masa kepala, ntar otak saya kebelah jadi 99 ibuk kaget dong"

"Bocah sinting!"

***

"Adzkia"

Gadis ini melongo, siapa yang memanggilnya? Kenapa tak nampak rupa? Tapi suara ini sangat mirip dengan guru fisika nya. Bu Syafa

Memutar bola mata ke kiri dan kanan, karena tak kunjung menemukan ia bergidik ngeri, jangan bilang suara itu siasat nyi kunti yang ingin menculiknya

"Adzkia Syabella Huda"

"Hah!"

Kepalanya masih celingukan siapa yang memanggilnya "yang panggil Kia siapa sih"

"Uuhhhh, takut" ucapnya menunduk menatap kiri kanan was was, bila memang benar ada kunti yang mengincarnya

Tak lupa jempolnya ia gigit hingga memerah, pasalnya ia sedang sendiri

Tiba tiba pundaknya ditepuk Lia, teman antar kelasnya

"Kia ih! Dipanggil bu syafa tuh"

"Hah??!!"

"Hah heh hah heh! Itu kamu teh dipanggil sama bu syafa tuh dikantin tuh"

"Ngapain memangnya lia?"

"Lah ayam! Mana gue tau!" Dumelnya menepuk jidat, heran dengan gadis polos satu ini

"Dah ah, sana! Kena jewer kaya kak azhar kapok loh"

"Azhar siapa lia?"

Lia memutar bola matanya malas "Wong edan! Wes sono tuh, ndang" tak lupa mendorong bahu kecil gadis ini

"Ihh ih,, iya atuh jangan di tonjok tonjok gitu leher kia"

Hei! Lia hanya mendorong bahunya! Bukan menonjok lehernya apalagi menggorok perutnya'.

Lia mendelik kesal percuma ia berbicara dengan anak ini. Kelas unggulan? Iya. Cantik? Iya. Manis? Aplagi!
Tapi kok sayang! Pinter pinter bodoh!

"Udah ah Lia, Kia mau kesana omong sama kia bikin darah tinggi"

Seketika Lia melayangkan tonjokan abstrak ke arah kepala Adzkia, tanpa disadari si empunya

*

"Bu syafa panggil kia?"

"Kamu itu budeg atau bagaimana? Suara saya sampai serak panggil kamu!"

"Hehe, maaf dong bu.. Mau Kia beliin minum ngak?"

"Hmmm" gumam bu syafa
"Boleh deh"

"Uangnya?" Tangannya menengadah,, tanpa disadari disebelah guru itu ada lelaki jangkung yang menatapnya tanpa berkedip. Seolah Adzkia adalah tontonan menarik untuknya

"Kok minta ibuk ish"

"Kan kia cuma beliin"

"Oh iya ya" ucap bu syafa menepuk jidatnya hingga, jewerannya pada lelaki itu terlepas membuat si empunya memekik kegirangan. .

Yess,, saya lepas deh dari mak badut. Hehe. Soraknya dalam hati

"Nih, yang spesial yaa kembaliannya buat kamu jajan juga gak papa, itung itung traktir anak pinter."

"Yeyyy..maksih bu syafa.. hehhe"

Karena merasa diperhatikan, Adzkia menoleh kesamping.

Terlonjak kedua kalinya karena bertemu dengan lelaki berlebih kalsium ini "astaghfirullah, jantung Kia gudeg gudeg. Huffttt...huhh..huhhh"

Menengok ke atas "ihhh..kakak Ngapain liat Kia kaya gitu!"

"Manis"

"Gombal di rumah Kia, banyak! Ngak usah ngegombal disini. Dijadiin buk atik lap gorengan tau rasa loh"

"Iya, saya tau rasa yang harus saya kasih buat kamu"

"Apaaan sih kak"

"Rasa,, cos 1 dibagi 0"

"O dong" jawab adzkia

"Bener!"

"Kia gitu loh"

" Bener benar kosong satu di hati saya"

"Hah!?"

Bukannya menjawab, azhar tersenyum ke arah adzkia, matanya menatap tepat dimanik nya.

"Adzkia Syabella Huda"

Cantik..Manis. Nama yang sempurna! Seperti orangnya. Ucapnya dalam hati

"Kiaaaa!!"

"Eh eh, iya buk.. hehe bentar ya"

Adzkia menatap tajam azhar "apa liat liat?! Kia colok pake donat!"

"Bfffttttt.."
Azhar tak kuasa menahan tawanya.

Tanpa pikir panjang Kia berlalu hendak membelikan minum guru itu..

"Ehh......"

»»»»»»» «««««««

Tbc

Vote and comment nya yhaa sahabat reuda:))

Jangan lupa follow akun author;)

Reuda, 15 Mei 2020

Setangguh Cinta Al Azhar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang