I don't want you to leave me
-Aslan Adskhan
***********
5.50
"Iya halo? Kamu coba maju aku bingung jemputnya Dimana Gak keliatan." Kata Aslan. Matanya Terus mencari Dimana keberadaan Roxelena.
"Oh Iya Iya udah" Kata Aslan Saat melihat Roxelena.
"Hai.." Kata Roxelena tersenyum. Aslan membalas senyuman itu.
"Cantik" Kata Aslan memperhatikan wajah Rox. Rox tersenyum.
"Gak keliatan pake make up kan? I mean, ketutupan semua, kan?" tanya Rox ceria. Hati Aslan tertampar mendengarnya.
"Gak, udah kok" Kata Aslan sembari memberi helm kapada Rox. Rox memakainya.
"Kamu Jalan dari Rumah kesini?" tanya Aslan sambil menerima tangan Rox Ketika perempuan itu Akan menaiki motor sport nya.
"Iya.. Gak jauh kok" Kata Rox. Aslan memastikan Rox Sudah siap di kursinya penumpangnya.
"Udah?" tanya Aslan. Rox kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Aslan. Aslan sempat terkejut, Dia tersenyum dibalik helm full face nya.
"Udah.." Kata Rox menyadari Aslan tidak Kunjung maju.
"Oh Iya." Kata Aslan.**********
Aslan duduk di pinggir Lapangan kemudian meminum minumannya. Dia bersandar pada dinding sesekali tersenyum melihat Teman Teman Dan Kakak kelasnya beradu badan memperebutkan bola basket.
"Gimana lo Sama Roxelena?" tanya Alby ikut duduk di sebelah Aslan.
"Baik.."
"Gue liat dia udah gak canggung lagi"
"Emang udah ngga" Kata Aslan.
"Ehh panjang umur, tuh orangnya" Kata Alby menunjuk ke arah Rox yang berjalan membawa tumpukan buku. Rox melambaikan ke arah Aslan sambil tersenyum. Aslan membalasnya dengan wajah kepalang ceria. Seisi Lapangan bersiul.
"Beautiful girls all over the world
I could be chasing but my time would be wasted
They got nothin' on you baby
Nothin' on you baby" Alby mulai bernyanyi.
"Na na na thing on you babe" yang kemudian dilanjutkan Oleh anak anak yang Ada di Lapangan sebagai backsound. Aslan menutup wajahnha Malu. Sementara Rox tertawa.
"They might say hi"
"Hi" sambut Seisi Lapangan.
"And I might say hey"
"Hey"
"But you shouldn't worry about what they say
Cause they got nothin' on you baby
Nothin' on you baby" lanjut Alby yang suaranya sedikit diatas standar.
"Lan nyanyi Lan juga Kabogoh urang wae" Kata Alby.
*(Lan nyanyi Lan, kayak pacar aku aja)
"There's so much nonsense
It's on my conscience
I'm thinking baby I should get it out
And I don't wanna sound redundant
But I was wondering, if there was something that you wanna know" Aslan mulai menyanyikan bagian rap nya. Seisi lapangan termasuk siswa yang lewat mulai berteriak."(That you wanna know)" sambut teman teman dan kakak kelas yang tadinya sedang bermain basket.
"But never mind that we should let it go" .
"(We should let it go)" sambut seisi lapangan.
"Cause we don't wanna be a t.v episode "
"(T.V. episode)"
"And all the bad thoughts just let them go (Go, go, go)" lanjut Aslan kemudian berjalan ke arah Roxelena yang sedang berdiri menikmati tampilan gratis itu. Dia memindahkan buku yang ada di tangan Roxelena dan mengajak Rox ke tengah lapang.
Banyak siswi yang menjerit histeris, sementara Rox hanya tersenyum malu.
"Beautiful girls all over the world
I could be chasing but my time would be wasted
They got nothin' on you baby" nyanyi Aslan yang ternyata memiliki karakter suara berat seperti James Arthur.
"(No' no' no' nothin' on you babe)
(No' no' nothin' on you)" sambut banyak orang. Aslan Dan Roxelena melihat ke atas, Dimana banyak siswa sedang Merekam sambil melambai Dan bernyanyi.
Aslan melihat ke wajah Roxelena dan kemudian memeluknya. Seisi sekolah berteriak histeris, terutama putri. Sementara putra saling menindih satu sama lain di lapangan basket dan berteriak girang. Ada yang membuka kaos dan memutar mutarnya.
Aslan mengecup puncak kepala Rox dan menempatkan dagu diatasnya.
"Wish this could be forever" kata Aslan. Namun Roxelena tidak menjawab.
"El?" Aslan melepaskan pelukannya, matanya membelalak saat mendapati Rox terkulai lemah di pelukannya, dengan darah mengalir dengan deras dari hidungnya.
"El.. Heyy.." kata Aslan kemudian menyentuh leher dan nadi Rox.
"Elnara.." panggil Aslan lagi. Dia kemudian mencondongkan tubuh Elnara ke depan. Namun darah enggan berhenti dan terus mengalir dari hidung Elnara.
Sesekali Aslan membersihkannya, namun ia sadar itu percuma, akhirnya Aslan menutup sekitar hidung dan mulut Roxelena dengan masker. Ini bukan mimisan, ini pendarahan.
"By!!! Alby!!!" teriak Aslan. Alby kemudian bangkit dari tumpukan tubuh teman teman dan kakak kelasnya dan menghampiri Aslan.
"Yo ada apa? Owh Shit!!" Alby menempatkan tangannya di kepala.
"Bantu gue by.." kata Aslan. Dia mencoba untuk tidak panik. Alby mengangguk lalu segera berlari ke parkiran mobil.
Tidak ada perubahan suasana di lapangan. Sama sama ricuh, tapi ricuh pada kondisi yang berbeda. Ketika semua orang mulai mendekati Aslan.
"Udah kalian balik aja ke kelas atau sana ke kantin makan gausah ngeliatin kalo emang gak ngebantu!" kata Aslan berteriak. Dia mengelap air matanya yang turun. Semua bubar menuju kelas ataupun kantin menjauhi Aslan.
"Gue boleh tetep disini dan ikut kalian? Gue mau bantu.. " kata seseorang. Aslan menoleh.
"Boleh?" tanya Darstan. Aslan mengangguk. Darstan mendekati Aslan dan menepuk pundak adik kelasnya itu.
"Sabar, entar lagi si Alby datang." kata Darstan. Aslan mengangguk.
Tak lama kemudian Alby datang datang dengan mobilnya. Aslan menggendong Elnara dan membawanya ke dalam mobil Alby.
"Cal, lo bilangin kita berempat ke rumah sakit. Bilang ke piket gimana caranya lah lo kan osis, tadi liat sendiri kejadiannya gimana." kata Darstan sebelum naik mobil kepada Furcal. Furcal mengangguk.
"Gampang" kata Furcal. Sementara Aslan tidak dapat berpikir. Anatara marah, khawatir, takut kehilangan, bingung, semuanya campur aduk.I don't want you to leave me. Kata Aslan dalam hati sembari menatap wajah Rox.