30%

341 58 5
                                    

| 2017
Seoul, South Korea


unknown
Lagumu sangat bagus. Aku harap
Blood Sweat and Tears membuat
kalian semakin sukses.

Yoongi mengernyitkan dahinya. Ia seharusnya takut kalau itu adalah sasaeng-fans, tetapi ia yakin itu bukan pesan yang dikirim oleh golongan itu. Hanya firasat. Tapi firasatnya 99% benar.

Ia pun menambahkan nomor itu sebagai teman. Karena mereka menggunakan Kakao Talk, nama asli dan foto akan muncul setelah menjadi teman.

Yoongi berulang kali mematikan ponselnya lalu menghidupkannya, memastikan apakah ia salah membaca atau tidak.

Lee Jieun
Lagumu sangat bagus. Aku harap
Blood Sweat and Tears membuat
kalian semakin sukses.

Min Yoongi
Terimakasih. Through The Night adalah
Lagu yang sangat indah. Saya sangat menikmati.

Pesan Yoongi dibaca dengan sangat cepat namun sudah lebih dari 5 menit tidak ada balasan.

"Sepertinya pesan ini untuk mengingatkanku pada hutangku 3 tahun yang lalu."

"Kau punya hutang? Aigoo berapa banyak? Kau punya uang?" cerocos Seokjin yang baru saja kembali dari dapur. Seokjin adalah teman sekamar Yoongi selama beberapa tahun ini.

"Hanya seorang teman, aku merusakkan barangnya dan harus ganti rugi."

"Tentu saja. Pria harus bertanggung jawab. Jangan sampai muncul berita Yoongi terlilit hutang temannya sendiri."

"Yak!" ucap Yoongi sambil hendak memukul Seokjin-bercanda, meskipun ia memang kesal. "Apakah masih ada sandwich di dapur?" tanya Yoongi setelah perutnya meronta karena melihat Seokjin memakan sandwich.

Seokjin mengangguk. "PD-nim membelikan 7 jadi seharusnya masih ada."

"Kenapa tidak bilang daritadi? Eoh tunggu, kenapa tidak mengambilkan untukku?"

"Kau masih punya tenaga untuk berjalan ke dapur. Ambil saja sendiri." Balas Seokjin. Ia adalah member yang paling bisa mencegah munculnya jiwa mager Yoongi.

Sesampainya di dapur, terlihat para maknae sedang duduk mengelilingi meja makan dengan sandwich di tangan mereka. "Hyung! Hampir saja aku makan. Ku kira kau tidak mau." Ucap Jungkook sambil mengunyah sandwich yang berada di dalam mulutnya.

"Aigoo, bahkan mulutmu masih penuh, kau sudah mau makan lagi?" sahut Jimin.

"Aku kan masih dalam masa pertumbuhan." Jawab Jungkook dan Taehyung bersamaan. Taehyung sampai hafal kalimat Jungkook. Kini pemilik kalimat itu memasang wajah kesal.

"Masa pertumbuhan apanya? Kau sudah lulus sekolah, tidak akan tumbuh lagi." Sahut Namjoon yang tiba-tiba datang dengan pena di telinganya.

"Eoh benar. Coba lihat jari-jari Jimin, tidak pernah bertambah panjang sejak ia lulus sekolah." ledek Yoongi. Tapi memang benar, jari-jari mungil Jimin menjadi bukti.

"Ah hyung... kenapa jadi aku?" ucap Jimin yang kemudian mencebikkan bibirnya.

Tidak lama, ponsel Yoongi bergetar. Percaya ataupun tidak, Jieun menghubunginya. "A-aku keluar sebentar." Ucapnya sambil pergi ke kamar untuk mengambil jaket dan masker lalu keluar meninggalkan dorm.

"Mau kemana dia? Kenapa terburu-buru?" tanya Hoseok yang baru saja selesai mandi. Ia pun mengambil soda kaleng dari kulkas dan duduk di sebelah Jimin.

"Entah, dia pergi setelah mendapat panggilan." Jawab Taehyung yang tidak sengaja melihat. Bukan hanya panggilan, ia juga sempat membaca namanya, entah benar atau salah.

Langkah Yoongi terhenti pada sebuah tempat makan sederhana yang hanya terdapat seorang gadis disana. Jieun. Dengan dua botol soju di meja.

"Sunbae? Ada apa?" ucap Yoongi sambil menepuk lengan Jieun perlahan. Gadis itu mulai membuka mata. "Kau datang. Duduklah."

"A-apa ada masalah?" Yoongi benar-benar tidak paham. Jieun menghubunginya dengan suara menangis sambil berkata 'temani aku'. Bagaimana Yoongi tahu lokasinya? Sebelum itu, Jieun mengirim foto bibi pemilik tempat makan dan tentu Yoongi tahu karena pernah mengunjungi tempat itu.

"Aku dan kekasihku. Kami mengakhiri hubungan." Ucap Jieun sambil meneguk gelas berisi soju. "Sebotol soju-"

"Tidak. Kau sudah minum banyak." Cegah Yoongi.

Jieun tersenyum. "Kau berani memakai banmal." Yoongi yang menyadari pun segera meminta maaf. Namun, Jieun tidak mempermasalahkan itu. "Tak apa, lagipula kita seumuran."

"Kenapa hubungan kalian berakhir? Apa ada masalah serius?"

Jieun menggeleng. "Kami terlalu sibuk dengan karir. Jadi, hubungan kami berakhir."

"Kau akan mendapatkan orang yang tepat suatu hari nanti." Yoongi berusaha meyakinkan Jieun. mereka saling menatap untuk waktu yang cukup lama sampai akhirnya Yoongi menyadari waktu sudah semakin malam. "Apa kau kesini bersama sopir atau staf dari agensimu?"

"Mana mungkin aku meminta staf untuk membawaku kesini? Aku bisa disidang besok."

Yoongi pun mendatangi bibi pemilik tempat makan. "Gadis itu, apakah dia kesini naik taksi?"

"Dia membawa mobilnya sendiri dua jam yang lalu. Dia juga menyewa tempat ini agar tidak ada yang melihatnya menangis. Kau temannya?"

"Iya, saya teman seprofesinya."

"Baguslah. Tolong antar dia pulang. Tidak baik gadis mabuk pulang sendirian. Mobilnya di seberang jalan itu, berwarna hitam."

"Ah baiklah. Terimakasih."

Yoongi membangunkan Jieun yang kembali meletakkan kepala di atas meja. "Ayo, ku antar pulang." Jieun menghapus air matanya lalu berdiri setelah memakai masker. Keduanya pun menuju mobil setelah berpamitan pada bibi pemilik resto.

Jieun sebenarnya tidak terlalu mabuk karena ia bisa menunjukkan jalan menuju apartemennya-meskipun tidak 100% benar. Untung saja mobil jaman sekarang sudah canggih, Yoongi bisa melihat riwayat perjalanan Jieun dan bisa mengetahui jalan yang benar untuk menuju apartemen.

Beberapa jam kemudian.

"Ah pusing sekali." Ucap Jieun sambil membuka mata. Ia terbangun dini hari. Saat melihat jam di atas nakas, ia menyadari sebuah mangkuk dan sticky note didekatnya.

Tolong makan sup pereda pengar ini agar kau tidak mendapatkan sidang, nona lee.

Jieun pun membuka tutup mangkuk itu dan menghirup aroma sup yang masih cukup hangat karena wadahnya mampu menjaga suhu makanan agar tetap hangat. Ia meletakkan kembali sup itu lalu mengirim pesan pada Yoongi.

Lee Jieun
Terimakasih

Min Yoongi
Jangan terlalu lama bersedih
Karena putus cinta..


Pesan Yoongi berhasil membuat Jieun mengingat segala yang terjadi kemarin malam. Ia juga melihat foto-foto yang ia kirim pada Yoongi.

"Memalukan sekali." Katanya sambil kembali membaringkan tubuh dan menutupi wajahnya dengan bantal.

Kejadian itu membuat mereka menjadi teman dekat sekaligus tempat bertukar cerita.




eight | loading ... 30%

eight | myg ljeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang