33 – IN YOUR HEART
Selain abu-abu, apa kata yang pantas menggambarkan kamu?
▫️▫️▫️
“LEVI.”
Kepala Levi menoleh ke samping. Ia melihat laki-laki yang baru saja memanggil namanya ini berjalan mendekatinya.
“Hay,” sapa Izi, ikut duduk di sebelah Levi. Saat ini mereka duduk di pinggir lapangan outdoor.
“Ngapain?” tanya Levi mengangkat sebelah alisnya.
Izi mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas. Benda pipih berbentuk persegi panjang dia keluarkan dari dalam sana. Izi memberi isyarat pada Levi agar mengambil ponsel yang dia sodorkan.
“Buat apa?” tanya Levi tidak paham.
“Nomor HP lo.”
“Buat??”
Baiklah. Mendengar pertanyaan Levi barusan, Izi hanya bisa menghela napas sabar. Dia kembali menyodorkan ponsel yang menjadi tujuan awalnya datang menghampiri Levi. “Gue belum punya nomor HP lo. Gimana caranya gue bisa hubungin lo buat ngerjain tugas nanti?”
Diambilnya ponsel itu dari tangan Izi dengan malas-malasan. Levi mengetikkan nomor HP-nya di ponsel Izi. “Jangan modus,” ujar Levi setelah mengembalikan ponsel Izi. Cowok itu hanya tertawa pelan. Kepala Levi menoleh ke arah Izi lagi. Matanya mulai menyipit, menatap Alsava Frizi dengan heran. “Sekarang lo ngapain masih ada di sini?”
“Nggak boleh?”
“Nggak boleh!”
“Kenapa?”
“Gue nggak suka!”
Izi mulai menyamping. Kini dia telah sepenuhnya menghadap Levi. Matanya mulai menatap dalam netra gadis itu. “Kasih gue satu alasan yang tepat. Kenapa kayaknya lo benci banget sama gue? Apa gue pernah buat salah sama lo?”
Nada suara Izi begitu rendah saat menanyakan hal itu. Membuat tubuh Levi merasakan sesuatu yang berbeda. Sebenarnya apa yang ia rasakan pada Izi bukan perasaan benci. Levi hanya merasa ia tidak boleh terlalu dekat dengan Izi. Mungkin salah satu alasannya karena ia tidak mau Miu salah paham dengan kedekatannya dengan Izi.
Levi tidak menjawab. Pandangannya ia alihkan ke sembarang arah, agar tidak menatap mata Izi lagi. Tapi dengan gerakan cepat, Izi menyentuh dagu Levi dan membawanya untuk kembali menatapnya. Beberapa saat mereka hanya saling diam, dan keadaan menjadi hening. Levi mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda setiap kali ia melihat Izi. Cukup lama berdekatan dengan laki-laki ini, membuat rasa itu semakin familiar baginya.
“Lo .... apa kita pernah ketemu sebelumnya?” tanya Levi memecah keheningan. Matanya masih menatap dalam mata Izi.
“Lo beneran nggak ingat siapa gue?” tanya Izi dengan serius.
Gadis itu mulai menatapnya lamat. Dilihat dari jarak sedekat ini, Izi memang seperti familiar bagi Levi. Wajah cowok itu seperti tidak asing baginya. Ia seperti pernah melihat Izi di suatu tempat dengan jarak waktu yang lama. Tapi ia tidak bisa mengingat, di mana dan kapan ia pernah melihat Izi sebelumnya. Entah ini hanya perasaan déjà vu saja, atau cowok itu memang pernah menjadi bagian dari hidup ia di masa lalu?

KAMU SEDANG MEMBACA
D E T A K
Teen FictionHidup bercukupan dan mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtuanya, tak lantas membuat Shanata Levi Azzura bahagia menjalani kehidupan sebagai anak normal. Menderita penyakit jantung di saat usianya yang baru menginjak enam tahun, membuat Levi tid...