35 – INCIDENT
Jangan khawatir. Aku sudah terbiasa dengan semua tingkah laku kamu yang tiba-tiba berubah.
▫️▫️▫️
KEDUA ANAK itu terus berlari sekuat tenaga. Sesekali menoleh ke belakang, melihat para penculik yang tak ada henti-hentinya mengejar. Setelah berhasil keluar dari gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi, mereka berhasil lolos dari gedung tua itu. Tapi sayangnya salah satu penculik melihat mereka yang berhasil kabur. Dengan napas tersengal-sengal, mereka terus berlari menjauhi para penculik. Mengabaikan teriakan dua orang pria bertubuh besar yang terus meneriaki agar berhenti.
Jalan setapak tanpa aspal menjadi jalan mereka berlari. Samping kiri dan kanan yang hanya terdapat tanah lapang tanpa bangunan, serta pohon-pohon yang mulai gersang—menjadi pemandangan tempat yang terasa menyeramkan ini.
Senyum mulai ada, ketika melihat tepat di depan sana mulai terlihat persimpangan jalan raya. Anak laki-laki itu terus memegang kuat tangan dari anak gadis di sebelahnya. Wajah sudah semakin pucat. Mereka berlari sekencang mungkin menjauhi para penculik. Hingga tanpa sadar, ketika berlari tepat di persimpangan jalan, tidak sengaja kaki anak gadis itu tersandung batu sampai membuatnya terjatuh. Anak laki-laki membantunya untuk berdiri. Bertepatan dengan itu, mobil dari arah utara melaju dengan kecepatan tinggi. Melintas tepat di jalan yang mereka lalui.
CIIITT!
Suara bunyi gesekan antara ban mobil dengan aspal menyelengking, memekakkan telinga, ketika mobil berusaha menghentikan lajunya. Anak laki-laki itu mendorong tubuh si anak gadis agar menjauh. Sayangnya, tabrakan tidak bisa dihindari. Tubuh si anak laki-laki terlempar jauh beberapa meter dari jarak mobil ketika berhenti. Semua yang melihat kejadian itu terbelalak dengan mata melebar sempurna. Saking shock, anak gadis itu sampai tidak bisa mengeluarkan suara. Ia hanya bisa melihat kejadian itu dengan mata yang terbuka lebar. Para penculik memilih untuk pergi meninggalkan tempat kejadian agar tidak disalahkan. Mobil yang menabrak mereka kembali melaju tanpa berniat bertanggung jawab.
Gadis kecil itu berjalan mendekati anak laki-laki yang sudah menolongnya dengan kaki gemetar. Banyak darah mengalir di sana. Tubuh anak laki-laki itu dipenuhi dengan banyak darah. Terutama pada bagian kepala, terus mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat. Ia jatuh berlutut tepat di sampingnya. Melihat anak laki-laki itu masih dengan raut terkejut. Ia mengambil tangan anak itu, lalu mengecek denyut nadi. Jantungnya masih sedikit lega ketika merasa masih ada denyut nadi yang berdetak.
“Hey .... bangun. Kamu masih hidup, kan?” Gadis itu mulai mengeluarkan air mata. Perlahan wajahnya memerah. Pandangannya mulai memburam. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Terlalu takut hingga tidak sanggup untuk bicara lagi. Karena ia, anak laki-laki ini sampai ditabrak mobil. Padahal anak itu yang sudah menolongnya bebas dari penculikan. Dan karena menolongnya lagi, anak itu sampai ditabrak mobil.
Kepalanya mendongak ketika mendengar suara orang-orang mulai mengerumuni mereka. Tidak lama terdengar suara ambulance datang. Matanya melihat orang-orang mulai mengelilingi mereka sambil bersuara panik. Suara orang-orang itu mulai terdengar samar di telinganya. Kepalanya mulai pusing. Dadanya mulai terasa sesak. Matanya mulai berkunang-kunang. Perlahan suara gaduh itu mulai hilang dari pendengarannya. Gadis itu kehilangan kesadaran. Sebelum benar-benar pingsan, ia melihat wajah anak laki-laki yang baru saja menyelamatkan nyawanya.
Wajah dari orang yang telah menolongnya. Wajah dari anak yang tidak merasa takut membantunya keluar dari sana. Wajah yang mungkin tidak akan ia lupakan sebab jasanya. Ia hanya bisa melihat anak itu dengan tatapan sayu. Sampai matanya ikut tertutup secara perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
D E T A K
Teen FictionHidup bercukupan dan mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtuanya, tak lantas membuat Shanata Levi Azzura bahagia menjalani kehidupan sebagai anak normal. Menderita penyakit jantung di saat usianya yang baru menginjak enam tahun, membuat Levi tid...