36 - LIKE EVER

11.5K 898 59
                                    

36 – LIKE EVER

Karena setiap detak jantung kamu, adalah sesuatu yang berharga untukku.

▫️▫️▫️

DES BEGITU kacau dan panik. Sampai saat ini pemadam kebakaran belum juga tiba. Sementara di depan lorong, Davina dan Melinda masih runyam memikirkan kondisi Levi yang ada di dalam. 

Lain dengan mereka yang masih panik di depan lorong lab. Gerald yang baru saja selesai berganti seragam sekolah usai latihan basket, merasa heran dengan orang-orang yang berlarian menuju ke arah selatan. Mereka berlari seperti orang kepanikan. Ia menahan tangan seorang siswi berkacamata yang lewat di depannya. “Ada apa? Kenapa semua orang lari ke sana?”

Siswi itu terlihat malu-malu melihat tangan Gerald yang masih memegangnya. Sadar akan hal itu membuat Gerald melepas tangannya.

“Lab sains utama kebakaran, Kak.”

Gerald diam sebentar. Kemudian ia langsung sadar kalau Levi sering belajar di lab itu pada jam istirahat kedua. Gerald berlari meninggalkan siswi itu menuju arah selatan.

Sesampainya di sana, Gerald melihat lorong menuju laboratorium dihadang oleh beberapa penjaga. Ia melihat Davina yang menangis dipelukan Carrel. Davina masih meronta-ronta meminta Carrel untuk melepaskannya. Tapi sekuat tenaga Carrel menahan Davina agar tidak nekad untuk masuk.

“Lepasin! Aku mau nolongin Levi di dalam! Lepasin! Lepasin, Carrel! Lepasin!” Davina masih terus meronta dengan air mata yang telah membanjiri wajahnya.

“Bahaya, Davina!” larang Carrel dengan suara yang dinaikkan tinggi, karena sang pacar tidak mau mendengarkan perkataan dia.

“Terus aku harus apa? Aku nggak mau Levi kenapa-napa di dalam….” Nada suara Davina mulai sedu. Terisyarat rasa keputusasaan di dalamnya.

“Kita semua juga khawatir dengan Levi yang masih terjebak di dalam sana. Tapi yang bisa kita lakukan saat ini cuman bisa tunggu pemadam datang. Please .… dengerin aku.”

“NGGAK! Levi udah cukup lama ada di dalam sana. Nungguin pemadam kebakaran datang sama aja dengan menunggu Levi mati dulu, Carrel!”

“Biar gue yang masuk.” Suara berat Gerald membuat semua orang yang ada di sana mengalihkan fokus pada laki-laki itu.

“Tidak ada yang diizininkan untuk masuk. Di dalam sana sangat berbahaya,” ucap salah seorang penjaga yang berdiri di depan lorong. “Kita tetap harus menunggu sampai pemadam kebakaran datang. Sebelum itu, tidak ada orang yang diizinkan masuk.”

“Mau sampai kapan kita tunggu di sini? Levi keburu mati. Kalian ngerti nggak, sih, kalau gas itu beracun?!” Davina membentak penjaga yang terus menghalangi mereka untuk nekad masuk.

“Karena gas itu berbahaya, makanya kita diminta untuk berjaga di sini.”

Davina dan Melinda terkekeh miris mendengar penuturan penjaga. Ingin rasanya mereka berdua mencabik-cabik muka para penjaga itu.

“Saya tetap akan masuk,” desis Gerald dengan emosi yang ditahan. Ia bahkan sudah bersiap menorobos para penjaga, sebelum akhirnya tangan Gerald ditahan oleh kedua sahabatnya.

D E T A KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang