Haruka itu terkenal sebagai gadis yang paling tidak suka membuang tenaga. Iya. Di sekolah dia terkenal seperti itu, tentu saja selain dikenal sebagai orang yang selalu mengantuk. Saking terkenalnya Haruka dengan sifat seperti itu, bahkan guru-guru di Inarizaki pun sampai hafal, dan nyaris semua guru tidak pernah membuat Haruka melakukan sesuatu. Contohnya, saat seorang guru butuh bantuan buat mengambilkan sesuatu dari kelas dan kebetulan yang terlihat hanya Haruka, guru tersebut hanya akan menunggu siswa lain tanpa menjadikan Haruka sebagai sumber bantuan. Soal mengantuk dan tidur di manapun juga begitu. Haruka bahkan bisa dengan mudahnya tidur di dalam kelas selama jam pelajaran berlangsung. Jangan tanya seperti apa perasaan para guru. Mereka kesal, tentu saja. Tapi sayangnya, meski Haruka tidur saat pelajaran, dia bisa mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan guru saat ditanya. Padahal jelas dia tidur. Jadilah, karena seperti itu, dan lagi nilai akademis Haruka juga selalu memuaskan, banyak guru yang membiarkannya tidur saat pelajaran. Iya, meski nanti mereka tiba-tiba memanggil namanya dan mengajukan pertanyaan.
Pengetahuan murid Inarizaki khususnya kelas tiga mengenai Haruka hanya sebatas itu. Gadis yang suka sekali tidur di manapun, gadis yang selalu mengantuk dan si toshoukan no akuma. Iya. Mungkin kecuali Himawari. Himawari sih sudah mengenal Haruka sejak kecil. Dia juga sekarang tinggal bersama keluarga Haruka (orangtua Himawari bekerja di luar negeri), jadi, setidaknya, dibandingkan dengan orang lain, pengetahuan Himawari mengenai sepupunya jauh lebih baik.
Dan di sinilah Haruka sekarang. Berjalan sembari menguap. Hari ini dia pulang lebih awal. Kakak perempuannya sakit dan Himawari tidak bisa bolos latihan karena sebentar lagi ada interhigh basket, jadi, sebagai adik yang baik, Haruka memilih pulang untuk merawat kakaknya. Membiarkan anggota komite perpustakaan lain yang berjaga.
Si gadis berhenti saat melihat satu sosok renta yang terduduk diam di pinggir jalan. Keningnya mengernyit saat melihat kantung belanjaan si nenek berserakan di jalan. Bergerak pelan, si gadis (meski dengan wajah mengantuknya) berjalan mendekati sang nenek.
Dia berjongkok sembari ikut membantu memunguti belanjaan yang berserakan.
"Obaa san, daijoubu desuka?" Suaranya tetap sama. Ekspresi wajahnya masih mirip orang mengantuk. Tapi, dibalik suara bernada malas itu, terselip nada halus yang tulus.
Sang nenek tersenyum lembut. Mengangguk pelan. Suaranya terdengar mendamaikan. Penuh empati. "Tidak apa-apa, obaa san baik-baik saja."
Haruka mengernyit saat melihat pergelangan kaki si nenek yang terlihat sedikit lebam. Sepertinya nenek ini tidak sengaja jatuh.
Tangannya bergerak sedikit cepat saat merapikan belanjaan yang berserakan.
"Obaa san, ayo kuantar pulang." Dia bicara dengan nada halus yang sedikit memaksa. Membuat sang nenek terkekeh lembut.
"Karena kaki baa san terluka, ayo naik. Aku bisa menggendong baa san sampai rumah."
Jika saja salah satu teman sekelas Haruka mendengar hal ini, bisa dipastikan mereka akan diam sembari mematung. Wajahnya pasti shock luar biasa.
Seorang Ryuugasaki Haruka yang bahkan buat makan siang pun malas (beruntung Himawari selalu memaksanya), apalagi buat sekedar mengepel lantai kelas, tiba-tiba saja mengatakan akan mengantarkan seorang nenek yang terluka. Dia mau menggendongnya lagi!
Badai pasti akan tiba!
Iya. Kalau tidak, apa otak Haruka terluka akibat kemarin kepalanya membentur rak buku karena mengantuk saat menyimpan kembali buku ke tempatnya?!
Dia tidak tiba-tiba amnesia atau lebih parah, semalam dia tidak habis diculik alien sampai dicuci otak kan?!
Oh yang terakhir ini lupakan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
FanfictionNamanya Kita Shinsuke. Kapten tim voli putra Inarizaki yang isinya dipenuhi kouhai pembuat onar. Kapten tim ekstrakurikuler paling sabar, rajin dan tabah yang dimiliki SMA Inarizaki. Namanya Ryuugasaki Haruka. Anggota komite perpustakaan Inarizaki...