12. Last Day

2.2K 340 14
                                    

Hari ke-tiga bunkasai sekaligus hari terakhir dan penutupan bunkasai. Pengunjung lebih ramai daripada hari pertama dan kedua. Pengunjung yang datang berasal dari berbagai kalangan. Sungguhan ramai sekali. Hari ke-tiga Haruka diawali dengan mendapat tugas di stand komite perpustakaan. Komite Perpustakaan menjual buku bekas yang hasilnya akan mereka belikan untuk stok buku baru di perpustakaan. Siangnya dia baru akan kembali bertugas di kelasnya. Meski sebenarnya semua bahan masakan sudah Haruka buatkan semalam sehingga anak kelas 3-7 yang bertugas tinggal memasaknya saja.

Setidaknya, bunkasai tahun ini membuat banyak sekali perbedaan bagi Haruka. Eh sebenarnya setiap bunkasai juga begitu sih, tapi kali ini perubahannya drastis sekali. Apa mungkin ini karena efek dia berada di kelas yang sama dengan Himawari? Entahlah. Yang jelas sejak kejadian sehari sebelum bunkasai, tatapan anak-anak kelas 3-7 mulai berubah.

"Saki san, kemarin Terima kasih onigirinya! Enak sekali seperti biasanya!"

Selain anak-anak tim basket putri, yang mengetahui kemampuan memasak Haruka ya anak komite perpustakaan. Iya. Saat mereka harus pulang terlambat untuk merapikan dan membersihkan apalagi menata ulang buku di perpustakaan, Haruka akan selalu membawa bekal. Bukan cuma buat dirinya sendiri melainkan untuk dibagikan pada anak-anak komite perpustakaan lainnya. Itulah kenapa anak-anak komite perpustakaan selalu menghormati Haruka. Iya terlepas dari semua sikap absurd nya, bagi mereka Haruka lebih dari cukup buat dihormati. Terlebih Haruka kan sudah dua tahun menjabat sebagai ketua komite perpustakaan. Sementara anak-anak tim basket putri, Haruka selalu membuatkan bekal ekstra buat Himawari tiap harinya. Dia juga sering membuatkan Himawari irisan lemon yang dilumuri madu, kadang saat training camps Haruka bahkan membuatkan banyak sekali bekal buat Himawari bawa yang nantinya akan dibagikan pada tim basket putri lainnya. Tidak heran anak-anak tim basket putri baik sekali pada Haruka. Oh omong-omong, cafe kelas 3-7 dipenuhi anak basket saat hari ke-dua, di mana Himawari dan Takagawa sengaja mengabarkan jika Haruka yang bertugas di dapur hari itu.

Eh tapi sepertinya sekarang kemampuan memasak Haruka sudah tersebar luas setelah peristiwa Osamu yang memujinya sekaligus memintanya menikahi Osamu. Entahlah. Lagipula Haruka juga tidak terlalu peduli.

"Kemarin banyak yang membeli shoujo manga nya Saki san! Strategi yang Saki san bilang benar-benar berhasil!" Mereka bicara dengan begitu antusias. Tidak terlalu mengambil pusing akan respons si gadis yang mengangguk sembari menguap.

Iya. Mereka sudah biasa.

Saat mereka merapikan buku dan Haruka terbentur lemari buku karena mengantuk pun mereka sabar. Mereka sayang si ketua.

Saat Haruka terus tidur ketika berjaga di perpustakaan pun mereka tetap diam. Mereka sesayang itu pada si ketua.

Iya. Mereka sayang Haruka sampai tahap di mana mereka tidak pernah tega membangunkan Haruka saat dia tidur.

"Yuna, buku klasik yang kau bawa masih ada?" Dia bertanya dengan mata yang sayu.

"Masih ada Saki san, sepertinya tidak ada yang tertarik pada buku jadul."

Haruka mengangguk pelan. Dengan gerakan malas, dia mengambil sesuatu dari saku seragamnya. Mengeluarkannya dan menyerahkannya pada sang junior. "Aku yang beli. Tolong ambilkan uangnya di sana,"

Eh?

Semua orang di sana menatap Haruka dengan tatapan tidak percaya. Sungguhan. Buku itu... Terlalu mahal untuk sebuah buku bekas.

"Ambil saja kalau kau mau Saki chan! Tidak perlu membayarnya!"

Satu sosok berjalan cepat. Nyaris berteriak, histeris.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang