01. Lapangan dan Ruang Musik

435 41 36
                                    

Nada Shaqia, dengan langkah gontai menyusuri koridor sekolah barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada Shaqia, dengan langkah gontai menyusuri koridor sekolah barunya. Ini udah jam pulang sekolah, tapi Nada masih di sekolah untuk mencari ruang musik yang akan menjadi tempat kegiatan ekstrakurikuler-nya selama sekolah di SMA Ganesha.

Sedang asik berjalan, pendengarannya menangkap suara bola yang sedang dimainkan. Karena penasaran, ia mendongakkan kepalanya ke sumber suara. Ada yang bermain basket rupanya.

Oh iya, Nada gak tau ruang musik di mana, tanya aja apa ya?

Sadar sedang diperhatikan, si lelaki basket menolehㅡiya, Nada gak tau namanya, jadi panggil aja lelaki basket. Nada gelagapan dan gak tau harus gimana, jadi dia cuma nganggukin kepalanya sambil senyum.

Baru mau kabur, si lelaki basket balas senyum juga sambil ngomong, "Ada yang bisa gue bantu?"

Anjir, ganteng. Batin Nada. "E-engga kok, eh, m-maksudnya iya mau tanya ruang musik di mana ya?"

"Ooo... ruang musik. Mau ke sana? Ayo gue anter." Tawar si lelaki basket.

"E-eh gapapa?"

"Ya gapapa lah, haha," kata si lelaki basket dengan kekehan kecil.

"O-oh, hehe. Makasih, kak?" Nada sebenarnya ragu mau manggil 'kak', tapi ya mau gimana lagi? Engga manggil 'kak', takutnya dia kakak kelas.

Si lelaki basket cuma berdehem sambil senyum, lalu ngode ke Nada untuk ngekorin dia.

Si lelaki basket cuma berdehem sambil senyum, lalu ngode ke Nada untuk ngekorin dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama di koridor, gak ada yang buka suara. Sampai di tangga, si lelaki basket buka suara,

"Jadi lo murid baru, ya?"

Nada ngangguk, "iya, kak." Nada gak ragu lagi, soalnya pas di lapangan dia manggil 'kak', si lelaki basket ini gak ngebantah.

"Lo kelas mana?" Tanya lelaki basket lagi.

"Saya kelas 11 MIPA 6, kak."

"Ooo... Kita seangkatan berarti. Jadi santai aja ngomong sama gue, ya?" Katanya.

"Iya kaㅡ, e-eh, sori," Nada mukul bibirnya satu kali.

Lawan bicaranya cuma ketawa kecil sambil natap Nada doang.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang