03. Kenalan

254 32 29
                                    

Adrian duduk di salah satu bangku kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adrian duduk di salah satu bangku kantin sekolah. Ekskul basket belum dimulai, ia memilih untuk menunggu di kantin daripada pulang dulu. Boros bensin soalnya.

Adrian memasangkan headset di telinganya sekadar menghilangkan bosan. Lama juga Dimas memesan makanan.

Adrian mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Walaupun sekolah dibubarkan lebih awal, tak sedikit murid yang masih nongkrong di kantin sekolah. Termasuk perempuan itu. Perempuan yang ia antar ke ruang musik kemarin.

Tiba-tiba headset yang dipakainya dicabut oleh seseorang.

"Heh! Ngeliatin siapa, sih? Serius banget kayaknya," itu Dimas.

Adrian menoleh, "Ngagetin aja lo, tai! Mana siomay gue?"

Dimas memberi sepiring siomay ke Adrian. "Nih, duitnya." Kata Adrian setelah mengambil uang dari sakunya.

"Santai, hari ini lo gue traktir." Kata Dimas sambil tersenyum.

"Tumben lo dermawan gini. Harusnya lo dari dulu kayak gini, Bas. Kan gue jadi enaㅡ"

"Bacot." Potong Dimas.

Adrian nyengir, lalu menyantap siomaynya.

Adrian mengunyah siomaynya sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke perempuan yang ia antar kemarin. Perempuan itu sedang mengobrol asik dengan seorang temannya.

Adrian tak sempat menanyakan namanya kemarin, jadi ia memutuskan untuk bertanya setelah makan.

"Namanya Nada." Ujar Dimas tiba-tiba.

Adrian menoleh sebentar, "lo kenal?"

"Cuma tau, sih. Dia sekelas sama si Ecan sama si Iqbal. Mereka cerita ke gue, ada anak baru dikelasnya." Jelas Dimas.

Adrian manggut-manggut.

"Kenapa? Lo mau gebet?" Tanya Dimas.

"Mm... Boleh." Jawab Adrian dengan santai.

Dimas mengepalkan tangannya, "lo mau nyakitin Karin lagi?"

Adrian masih asik mengunyah siomaynya.

Dimas memejamkan matanya menahan emosi. "Karin pacar lo, Yan! Hargain diㅡ"

"Bacot." Potong Adrian.

Dimas cuma bisa menghela napasnya kasar menanggapi temannya itu. "Terserah lu aja, Yan."

Mereka makan dalam diam. Sampai-sampai mereka ga sadar Nada yang tadi lagi makan, sekarang udah jalan ke arah tangga bareng temennya dan sekarang ditambah Gio.

Adrian berdiri meninggalkan siomaynya yang masih tersisa.

"Mau ke mana?" Tanya Dimas.

"Nyamperin Nada." Jawab Adrian sambil jalan ke meja Nada.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang