Tok tok tok!
Tanpa menunggu lama, pintu terbuka menampilkan bi Titi di baliknya.
"Eh, den Gio! Nyari non Hanin, ya? Masuk aja den, si non lagi masak di dapur."
"Makasih, bi." Jawab Gio dengan senyum tipis di wajahnya.
Sudah terhitung enam bulan sejak terakhir kali ia menginjakkan kakinya di ubin putih ini. Walau begitu, Gio masih ingat betul seluk beluk rumah sahabatnya ini.
Tak ada yang berubah sejak enam bulan kemarin. Sepi.
Bau makanan sudah sampai ke indera penciuman Gio. Di dapur sana, terlihat Hanin dengan telaten memasak sesuatu di atas kompornya. Entah apa yang dimasak, dari aromanya saja sudah membuat alarm perut Gio berbunyi.
Pria itu berjalan mendekati kulkas si empunya rumah.
"Nin, tumben kulkas lo sepi, biasanya banyak supply,"
Gio dengan tak tahu dirinya mengobrak-abrik isi kulkas Hanin. Ya, Gio niatnya sih mau ngajak ke kafe bareng, tapi kebetulan Haninnya lagi masak, jadi Gio sekalian numpang makan, lah.
"Muka boleh soft, kelakuan... jangan." Seenggaknya gitu kata Ikhsan.
Karena gak dapet makanan, Gio akhirnya cuma bisa duduk dengan pipi menempel di meja makan.
"Ngghh... Masih lama ga, Nin? Gue kan jadwal ngisi live music sekarang."
"Sebentar lagi, Gio. Lemes gitu mana bisa ngisi live music." Ledek Hanin.
Gio diam saja, malas merespon ledekan Hanin.
"Ngisi live-nya sendiri? Gak sama Ecan?"
Gio menggeleng, "Ecan males katanya. Paling bareng Lia, itu juga kalau dia dateng."
Hanin cuma ber-oh ria.
Beberapa menit hanya terdengar suara penggorengan di dapur gadis Anjani ini.
Tak lama, suara dentingan piring terdengar. Sepertinya masakan Hanin sudah jadi. Gio langsung bangkit menghampiri si chef di dapurnya.
"Mana sini gue bantu."
"Tumben baik lo."
Gio berjalan membawa udang goreng tepung buatan Hanin ke meja makan, mencomot satu lalu mendaratkannya di mulut.
Hanin menepuk tangan Gio pelan, "main comot aja!"
Si pencomot menoleh, "lwapewh, hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionTentang mereka yang berusaha menemukan rumah ternyaman untuk pulang. © 2020 hanmadesomeshit