02. Gak Peka

282 40 38
                                    

Hari ini pokoknya Nada mau fokus nyari temen, soalnya kemarin Nada sibuk bolak-balik ke ruang guru untuk ngisi berkas yang perlu dilengkapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini pokoknya Nada mau fokus nyari temen, soalnya kemarin Nada sibuk bolak-balik ke ruang guru untuk ngisi berkas yang perlu dilengkapi.

Sepuluh langkah sebelum pintu kelas, udah kedengeran aja suara ribut anak kelasnya.

Sebelum masuk kelas, Nada ngintip dulu dari balik pintu.

Di depan kelas, ada dua cowo yang lagi joget-joget seksi ngikutin lagu yang diputar pake speaker wireless. Sedangkan beberapa anak kelas yang lain nyorakin mereka yang joget di depan kelas.

Nada nelen salivanya kasar. Serem amat ya kelakuan anak kelas gue. Pikirnya.

Nada masih meratapi kelakuan anak kelasnya, sampai satu cowo yang lagi joget noleh ke pintu.

"Anjing, kaget! Kenapa ngelamun di depan pintu, neng Nada? Ngelamun mah di pelukan aa aja sini," kata salah satu cowo yang tadi jogetㅡIqbal Fadhilah. Perkataannya membuat atensi seluruh makhluk yang ada di kelas pindah ke Nada.

PLAK!

Si cowok yang barusan ngomong, digebuk sama partner jogetnya sendiri.

"HEH, DILAN! Apa apaan lu?! Neng Nada kan maunya sama gue! Iya kan neng?" Kata partner jogetnya DilanㅡIkhsan Musyafa, sambil ngedipin sebelah matanya ke Nada.

PLAK!

Sekarang giliran Ikhsan yang digebuk.

"HEH! NENG NADA MANA MAU SAMA LU, MALIKA! UDAH TAU MAUNYA SAMA GUE YANG JELAS GANTENG KEK DILAN!" Balas Iqbal ngegas.

"ENGGA ENGGA! POKOKNYA SAMA GUE!"

"GUE!"

"GUE!"

Seketika kelas jadi ring tinju.

Nada berjalan menuruni tangga bersama dua temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada berjalan menuruni tangga bersama dua temannya. Setelah kerusuhan di kelas tadi pagi, Nada mulai kenal dengan teman-teman sekelasnya.

Niatnya mereka ingin ke kantin, namun belum sampai di kantin, mereka melihat keramaian di sekitaran lapangan basket. Karena kepo, mereka menghampirinya.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang