05. Rooftop

176 25 27
                                    

Lima belas menit lagi bel sekolah berbunyi, tanda mulainya jam pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas menit lagi bel sekolah berbunyi, tanda mulainya jam pelajaran.

Dengan membawa paper bag kecil yang berisi roti lapis dengan susu kotak rasa coklat, Karin berlari tergesa-gesa menuju kelas sang kekasihnya, Adrian.

Karin menumpukan badannya ke pintu kelas si kekasih untuk menghilangkan sedikit lelahnya.

Cewek berambut sepunggung itu mengedarkan pandangannya, dilihatnya Adrian sedang menelungkupkan kepalanya sambil mengenakan headset di salah satu telinganya.

Ia menghampirinya pelan-pelan supaya tidak menggangu sang kekasih.

"Rian, kamu tidur?" Tanya Karin lembut.

Adrian hanya berdehem, enggan mengangkat kepalanya.

"Kamu pasti belum sarapan. Nih, aku bawa sarapan buat kamu. Ayo makan dulu, Rian." Perintah Karin penuh perhatian.

Lagi-lagi hanya deheman yang keluar dari mulut Adrian.

Karin tersenyum. Tangannya bergerak mengusak rambut Adrian.

Adrian mengangkat kepalanya, "udah, kan? Aku mau tidur dulu. Jangan ganggu." Ucap Adrian dengan nada yang sedikit mengintimidasi.

Karin tersentak, "a-ah iya, maaf."

Selama berhubungan dengan Adrian, baru kali ini Karin mendengar ucapan seperti tadi. Memang sih, akhir-akhir ini Karin disibukkan dengan kegiatan OSIS di sekolahnya, jadi ia tak bisa meluangkan banyak waktunya untuk Adrian.

Apa Adrian marah karena itu?

"Aku ke kelas ya, jangan lupa dimakan sarapannya."

Karin beranjak dari meja sang kekasih dengan wajah yang sedikit terlihat khawatir. Di pintu, dia bertemu Dimas yang menatap dirinya bingung. Tapi Karin tak peduli, yang ia pedulikan sekarang hanya Adrian.

 Tapi Karin tak peduli, yang ia pedulikan sekarang hanya Adrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio di kantin sekarang. Bekalnya ketinggalan, jadi dia terpaksa turun ke kantin untuk memberi makan perutnya.

Selesai membeli makan, Gio mengedarkan pandangannya untuk mencari kursi yang kosong.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang