Livia sedang berdiam diri di atas kasur sambil memperhatikan rumah yang berada di samping kamarnya, dia sedang memperhatikan orang orang yang mengangkut barang barang kedalam rumah. Tapi tiba tiba suara Bundanya mengintrupsi menyuruh Livia turun dan membantu membuat kue. Livia pun beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman itu dan segera menghampiri Bundanya untuk membantu membuat kue. Saat sampai di dapur Livia melihat sang Bunda yang sedang membuat adonan kue, lalu dia berjalan mendekat.
"Bun, Livia bantuin apa?" tanya Livia
"Kamu bantu Bunda nyiapin loyang aja, itu loyangnya udah bunda siapin diatas meja makan" Jawab Bunda Sarah
Livia pun mengambil loyang yang berada diatas meja makan lalu mengoleskan mentega agar kue tidak menempel di loyang. Setelah selesai Livia menghampiri Sarah membantunya mencetak adonan kue itu, meletakannya diatas loyang dan memasukannya kedalam oven. Sambil menunggu kue matang Livia membereskan barang barang dan bahan bahan bekas membuat kue dan menyimpannya di tempat yang seharusnya.
Beberapa menit kemudian Livia selesai membereskan barang barang, lalu kembali masuk kedalam kamar setelah itu mengambil novel diatas meja belajarnya dan duduk diatas ranjang. Saat sedang membaca pandangannya teralihkan ke rumah disamping kamarnya, Livia terus melihat kamar yang berada di samping kamarnya. Seperti ada orang yang sedang membereskan barang di dalam kamar itu.
"Kayanya mau ada yang nempati lagi itu rumah" ucap Livia
Livia pun kembali melanjutkan membaca novel yang tadi sempat tertunda. Karena merasa bosan dengan terus membaca, Livia berjalan keluar menuju balkon dan duduk di kursi kecil yang ada disana. Livia menikmati angin berhembus yang menerpa wajahnya, dia memejamkan mata.
Sreek
Tiba tiba suara gorden dibuka terdengar, Livia membuka mata dan menatap seseorang yang berada di balik kaca di seberang kamarnya. Ternyata dia seorang laki laki yang tampan, tinggi, putih, jujur Livia sempat terpesona dengan penampilan pria ini, tapi dia langsung menepisnya. Lelaki itu membuka pintu kaca dan berjalan kearah balkon lalu duduk di pinggir pembatas. Livia jadi merasa canggung, dia ingin menyapa tapi dia merasa enggan takut takut pria ini tidak menghiraukannya. Tapi Livia memberanikan diri untuk menyapa duluan "ayo livia sapa dia duluan, lo harus keliatan ramah sama tetangga baru, lo pasti bisa" batinnya menyemangati.
"Hai" sapa Livia sambil tersenyum manis, tapi pria itu tak menghiraukan sapaan Livia dan malah sibuk melihat sekitar. Livia kembali mencoba menyapa "hai" tetap saja tak ada jawaban "sekali lagi gw nyapa tapi gak ada jawaban, awas aja lo cowo tuli" gumam Livia
"Hai kenalin gw Livia, nama lo siapa?" tetap saja pria itu tak menjawab sepatah kata pun.
Karena terlanjur kesal livia malah membentak pria itu "Lo tuli ya? Pantes gw nyapa lo gak nyaut" bentaknya keras sambil memasang muka kesal.
Tapi pria itu hanya melirik nya sekilas lalu kembali dengan aktivitasnya melihat lihat sekiatar. Livia yang sudah sangat kesal pun kembali berteriak " LO BISA DENGER GW GAK SIH?" emosinya sudah tidak tertahan
"Naufan" Ucap pria yang bernama Naufan itu singkat.
Livia cengo dengan jawaban yang singkat itu, dia pikir lelaki yang berada di balkon kamar yang bersebrangan dengannya ini so cool, so ganteng dan eeewwww livia malas berhadapan dengan lelaki seperti itu. Emosi livia semakin bertambah ketika pria yang bernama Naufan itu malah masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan Livia sendirian begitu saja. Livia menggerutu di balkon sendirian, karena merasa kesal dan juga bosan terus berada di balkon akhirnya Livia memutuskan turun ke ruang keluarga untuk menonton televisi. Saat sedang menyalakan televisi Sarah memanggil Livia kedapur.
"Via sini dulu" ucap Sarah dari arah dapur
"Iya bun bentar" jawab Livia, karena ia dipanggil Sarah tujuannya untuk menonton televisi pun tertunda. Tapi biarlah daripada Livia melawan, ia berjalan dengan lesu menghampiri Sarah yang berada di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MANTAN
Fiksi Remaja"Buat apa lo balik lagi disaat gw udah mulai ngelupain lo" "Gw tau gw jahat, pergi tanpa bilang ke lo bukan pilihan gw tapi gw terpaksa untuk pergi dan saat gw kembali lo berusaha buat ngelupain gw. itu pantes gw dapetin" Seseorang dari masa lalu...