"YA! KAU MEMBELI POSTER SUPER SENIOR TANPA PEMBERITAHUAN KU? NAM HAWON KAU MEMANG SESUATU!" Jeon Hae Soo kesal semenjak memasuki kamar Hawon. Coba kalian lihat, seluruh dinding kamarnya ditempeli oleh poster boyband ternama Super Senior. Tapi bukan itu yang membuatnya kesal. Di ujung sana, Hawon punya poster comeback Super Senior terbaru.
Super Senior memang digandrungi oleh ibu-ibu, anak muda bahkan balita juga. Grup yang beranggotakan 9 orang ini memiliki visual yang luar biasa.
Jeon Hae Soo, siswi SMA yang tergila-gila dengan boyband yang anggotanya berbeda 10 tahun dengannya. Ngerinya, ia tak suka jika ada yang memiliki koleksi Super Senior lebih lengkap dari punyanya.
"Berhenti berteriak, Hae. Ambillah jika kau mau. Pita suaramu lama-lama bisa putus, kau tahu?" ucap Hawon sarkas.
Hae Soo memutar bola mata. "Lagian kenapa tidak bilang-bilang sih kalau mau beli poster? Kan kalau belinya barengan ongkos pengiriman bisa dibagi dua." balas Hae Soo tak mau kalah. Oh ya, Hae Soo juga tak suka disalahkan. Itu poin pentingnya.
"Ya ya ya, terserah kau nona. By the way, aku mau memberitahu mu sesuatu."
Hae Soo dengan cepat berpindah tempat ke samping Hawon. Memasang muka penasaran dengan alis dinaikkan. "Ada apa?"
"Sebenarnya aku membeli poster Super Senior itu untuk yang terakhir kali." Hawon berbicara sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Padahal hanya ada mereka berdua disana. Kelakuan absurd anak remaja.
"Hah? Kenapa?" Hae Soo menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Apa secepat itu kau berpaling, Hawon?"
Masalahnya, mereka sudah lama menyukai Super Senior. Mungkin, selama empat atau lima tahun? Hae Soo dan Hawon pertama kali mengenal Super Senior, saat itu karena kakak perempuan Hawon yang berumur 16 tahun sedang memutar lagu Super Senior sambil melakukan gerakan koreografi. Entah karena suara eonni Hawon yang bagus atau gerakannya yang memukau. Hawon dan Hae Soo yang masih kelas 1 SMP pun tertarik begitu saja.
Dan mengetahui Hawon akan menyukai lelaki lain selain idol mereka, Hae Soo akui ia sedikit cemburu dan tidak rela. Banyak kenangan yang mereka miliki dengan Super Senior. Setidaknya begitulah suara hati seorang fangirl.
Hawon tertawa. "Aku baru saja tertarik dengan salah satu rookie yang baru debut." Hawon pun membuka laptop nya dan mencari sesuatu disana. "Nih, nama grup nya Bangtan Boys. Bagaimana? Ganteng kan? Oh ya, yang satu ini milikku. Park Seokjin."
Hae Soo menatap foto yang berisi 7 orang itu. Ada satu orang yang membuat pandangannya tak mau lepas.
"Kau langsung tertarik, kan? Dengar ya walau mereka rookie, lagu dan kemampuan mereka tidak kalah dengan yang sudah lama debut!" jelas Hawon dengan membara.
"Tetap saja! Kenapa kau semudah itu meninggalkan Super Senior. Apa kau tidak peduli dengan perasaan Lee Siwon oppa?" balas Hae Soo lagi. Dirinya masih tetap pada pendiriannya walau matanya tak pernah berhenti memandangi lelaki dengan senyum imut itu.
"Ayolah, aku tetap suka pada Super Senior. Serius. Namun, aku menemukan sesuatu yang lain pada Bangtan. Seolah mereka membuat lagu untuk mengatasi masalah ku-"
"Jadi maksudmu-" Hae Soo baru saja ingin memotong perkataan Hawon, tapi Hawon tak memberikan izin. Dia tetap melanjutkan perkataannya.
"Aku tak membandingkan keduanya. Kau harusnya tahu, akan ada masa saat idolamu nanti kencan, menikah dan punya kehidupan sendiri. Makanya, aku tak pernah memiliki obsesi pada mereka. Tapi pada Bangtan, entahlah, jantungku selalu meletup-letup tiap kali mereka bernyanyi di atas panggung. Aku mendapatkan euforia yang berbeda, sesuatu yang belum pernah aku rasakan dari idola lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Stare
Fanfiction[ON-GOING] Hae Soo tak menyangka hidupnya akan serumit ini. Setelah berhubungan dengan Kim Jungkook vocalis utama sekaligus maknae Bangtan Boys. Hae Soo juga harus berurusan dengan Han Sehun. Sekuat apapun Hae Soo ingin lepas dari mereka, Jungkook...