Hae Soo memandangi stasiun televisi di depannya. Ini kali pertama Hae Soo pergi kesini. Gedungnya besar dan bertingkat, membuat Hae Soo kelihatan kecil dari bawah sini. Gedung yang memiliki papan nama, KBC, memiliki sekitar sepuluh lantai. Gadis itu baru saja mencari tahu tentang gedung di hadapannya ini.
Hae Soo tidak sendiri, ada banyak fans yang mengantri di luar sama seperti dirinya. Tetap saja, Hae Soo merasa kesepian karena menunggu Hawon dan sepupunya yang tak kunjung datang. Gadis itu menatap staff yang sudah berdiri di depan pintu masuk, sepertinya sebentar lagi mereka semua sudah diperbolehkan untuk masuk.
Hari ini adalah perform kedua Bangtan Boys di music bank. Pertama kali saat debut sebagai rookie dan sekarang diundang lagi karena lagu mereka memuncaki chart music. Hae Soo diam-diam berharap semoga Bangtan Boys yang nantinya menang minggu ini.
"Maaf, apa aku membuatmu menunggu?" tegur seseorang membuat Hae Soo yang sedari tadi mengetukkan sepatu terhenti.
"Tidak juga." jawab Hae Soo dan beralih menatap seseorang di samping Hawon. "Annyeong, terimakasih sudah menyuruh Hawon untuk membawa temannya."
Wanita tersebut tersenyum jahil dan melirik Hawon. "Aku malah khawatir dia tidak punya teman. Kau tau kan bagaimana sifat Hawon."
Hae Soo ikut tersenyum. Sepupu Hawon ternyata baik sekali. Ramah dan blak-blakan seperti Hawon, mereka memang mirip.
Sedangkan Hawon yang dibicarai seperti itu memukul sepupunya. "Ya, eonni jangan bicara seperti itu. Aku lapor pada Seokjinn-ie oppa baru tau." ucap Hawon kesal.
Sepupu Hawon tak menghiraukan Hawon tapi malah mengajak Hae Soo bicara lagi. "Omong-omong siapa namamu? Kita belum kenalan."
Hae Soo dengan cepat membungkukkan badan. "Jeon Hae Soo imnida, kalau eonnie?" (Namaku Jeon Hae Soo)
Wanita itu mengulurkan tangan. "Namaku Jung Mi-Ra. Panggil saja Mira." Hae Soo membalas uluran tangan itu dengan canggung. Hae Soo tebak wanita di hadapannya ini sekitar tujuh tahun lebih tua darinya. Mira memperhatikan orang-orang yang sudah membuat barisan. "Ayo kita kesana."
Mereka bertiga pun berlari dan ikut mengantri di depan pintu masuk. Staff yang tadi dilihat oleh Hae Soo mengarahkan mereka masuk lewat pintu di samping gedung yang langsung menghubungkan mereka dengan studio berkapasitas seratus limapuluh orang.
Hae Soo tak henti-hentinya berdecak kagum. Lampu-lampu yang menggantung diatas sana menyorot ke tengah panggung. Beberapa kameramen juga sedang menyiapkan kamera mereka.
Para Wings ditempatkan tidak jauh dari panggung. Posisi ini membuat Hae Soo dapat melihat lebih jelas, apalagi dirinya memiliki sedikit minus pada matanya. Di samping Wings ada Lotto—sebutan untuk fans Esso.
Esso juga merupakan boygroup yang baru debut. Namun mereka debut lebih awal dibandingkan Bangtan. Hae Soo sempat melirik Hawon yang sedang berbicara dengan seorang Lotto saat dirinya ingin mengambil baterai di dalam tasnya.
Hae Soo memasang baterai yang tadi ia ambil lalu memasangnya pada Wings bomb yang sejak tadi dipegangnya. Hae Soo mengecek lagi apakah Wings bomb miliknya sudah dapat menyala atau belum.
Hae Soo bangga pada Big Flail Entertainment, agensi yang membentuk Bangtan Boys. Walau terbilang sebagai boygroup baru, Big Flail nampaknya sudah merencanakan dan mempersiapkan dengan matang. Tak lama setelah debutnya Bangtan Boys, Big Flail langsung memberikan sebutan fandom untuk fans Bangtan Boys dan merilis lightstick official mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Stare
Fanfiction[ON-GOING] Hae Soo tak menyangka hidupnya akan serumit ini. Setelah berhubungan dengan Kim Jungkook vocalis utama sekaligus maknae Bangtan Boys. Hae Soo juga harus berurusan dengan Han Sehun. Sekuat apapun Hae Soo ingin lepas dari mereka, Jungkook...