Happy reading!
--------------------------*****
Hari dimana MOS di adakan..
Senior ber-Nametag Fajar anggara membawa Ajeng ke ruangan Osis. Ajeng terkejut bukan main.
Pasalnya tadi mereka melewati lapangan, dan acara MOS sudah dimulai.
"kita ngapain kesini kak? Kayaknya tadi acaranya udah dimulai deh," ucap Ajeng sambil menunduk takut salah bicara.
"Apa yang lo bilang? Ya ngehukum lo lah! lo gila ya udah telat begitu lamanya masih nanya mau ngapain!" Fajar menatap Ajeng sangar.
"Ma.Maaf, kak." Ajeng semakin menduduk takut. Membuat Fajar membuang nafas kasar.
"Oke! Sekarang lo har-"
"Fajarrr," panggil seseorang gadis yang tiba-tiba masuk. Fajar dan Ajeng pun melirik sang pemanggil .
"Acara udah mau di mulai. Biarin dia masuk lapangan aja" ucap sang ketua Osis.siapa lagi dan tak lain. Vania xavella!.
"Ga bisa gitu dong Van. Lo gak liat dia udah telat?! Dari semuanya cuman dia doang loh yang telat di hari pertama dan terakhir kita MOS. Anak beasiswa pula," fajar mendecih.
Emangnya kenapa sih sama anak beasiswa?!.
"Emangnya kenapa sih sama anak beasiswa?" tanya gadis ber-nametag Vania Xavella Aurely Alister itu membuat Ajeng tersentak akibat kaget bahwa gadis itu juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.
"Ya gitu harusnya dia bersyukur bisa menjadi siswa cerdas.." ucap Fajar kehabisan kata-kata. Akhirnya Fajar memberikan jalan untuk Ajeng agar segera menuju lapangan.
"Yaudah lo cepet kelapangan!" ucap Fajar kepada Ajeng.
Ajeng mengangguk cepat.
"Makasih kak Vania" ucap Ajeng kepada Vania sambil melihat Nametag nya.
Ajeng keluar ruangan dan segera menuju lapangan. Ia ikut membuntut disalah satu barisan.
"SELAMAT DATANG MURID-MURID SEKALIAN , SEMOGA KALIAN BETAH BERADA DI SMA INI DAN NYAMAN DENGAN FASILITAS DI SMA INI , SAMPAI BERTEMU BESOK DI HARI PERTAMA KALIAN BERSEKOLAH DAN SEKALIGUS MENUTUP ACARA INI!" ucap kepala sekolah. Pak Adit.
"yeyee" sorak murid baru.
"eh, ma. Maaf!" mata Ajeng terbelalak sebab ia hafal sekali orang yang sudah ia tabrak baru saja, dia adalah Tia! Teman sekaligus sahabat kecilnya mereka terpisahkan sebab kelulusan SD nya, dan Tia pindah ke luar negeri selama 3 tahun sekaligus bersekolah disana dan balik kembali ke tanah air setelah urusan pekerjaan Ayahnya dan sekolahnya selesai.
"A.Ajeng!" ucap Tia sahabat karib nya.
"Tia kan?" ucap Ajeng meyakinkan.
"Iya gue Tia, masa sama Cecan gak kenal." canda Tia.
Mereka akhirnya berpelukan, kata orang sih bisa di sebut temu kangen.
"YaAllah gak nyangka bisa ketemu lo disini." ucap Ajeng.
"Hehe, makin pinter aja lo." decih Tia.
"Biasa aja, lo kali, beasiswa pula." ucap Ajeng.
"Jangan merendah lo."
"Gapapa dong, Merendah untuk Meroket!" canda Ajeng.
"Huaqaqaqa".
"Sejak kapan balik ke Indo?" tanya Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Started From Hate
RandomTidak semua rasa benci kepada seseorang akan selamanya menjadi rasa benci yang permanen, semua itu bisa di musnahkan apabila rasa cinta datang dengan sendirinya. Sama hal sepertinya dengan Vania dan Vanno. Mau tau cerita selanjutnya? Yuk, kepoin! ©M...