"Saat Hujan Turun"
Happy reading!
“nyaa!! Eh lo di cariin sama ketua BEM noh, disuruh temuin di fakultas psikolog” Dinda melambaikan tangannya ke arah gadis ber hoodie putih yg baru saja memasuki lobi fakultas sastra.“lah? emang ada apa?” dahi gadis yang baru saja datang itu terlihat berkerut aneh. jantungnya berdegup kencang saat nama ketua BEM kesayangannya disebutkan.
“gak tau deh, gue tadi dikasih tau sama kak aldi temennya si ketua BEM itu”
"btw gue duluan ya, ada kelas pagi kan? nanti gue absenin”ucap Dinda kemudian menepuk pelan pundak anya sebelum ia melangkahkan kaki
“oh oke, makasih ya din” anya kemudian hanya tersenyum ramah ke gadsi tadi hingga pundak dinda hilang di kelokan jalan menuju lift
Gadis itu kemudian memutar tubuh, berjalan agak terburu menuju gedung fakultas psikolog, takut takut ternyata ia membuat kesalahan.
Ia tak suka menerka nerka.
Melewati beberapa gedung yang ramai akan mahasiswa dari seluruh daerah indonesia.
Yeah, UGM memang benar benar sudah terkenal betapa bonavit nya bukan? Jadi tidak berlebihan bila anya kadang merasa sangat beruntung masuk ke kampus ini.
Apalagi lolos hanya dengan sekali smptn saja.
Kalau boleh jujur, sebenarnya anya angelina, gadis itu mampu masuk ke universitas yng lebh dri UGM Contohnya UI, tapi entah karna ego atau beberapa luka, anya lebih memilih masuk UGM pergi jauh dari ibukota indonesia.
Mengandalkan hidupnya dengan beasiswa dari kampus dan menulis di blog/endorse instagram sebagai anonym.
“eh kamu, datang juga” baru saja anya membuka pintu kaca dihadapannya, seorang lelaki kurus tinggi dengan tatapan mata tajam menyambutnya.
lelaki yang membuat anya kagum setengah mati sedari awal berjumpa 2 tahun lalu itu tersenyum ramah setelah sebelumnya bangkit dari duduk.
Untunglah Lobi disana tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang namun terlihat sibuk dan tidak peduli dengan urusan anya dan ketua BEM kampus ya itu.
Anya tersenyum kikuk, kemudian duduk di sofa loby bersama ketua BEM nya itu.
“saya iqbal” mulai lelaki itu sembari mengulurkan tangan.
Tatapan matanya begitu tajam dan meyakinkan, terdapat aura kepercayaan diri yang amat kuat disana.
Membuat anya tak bsa mengalahkan pandangannya saking mempesona tatapan lelaki itu.
“anya” sambutnya membalas uluran tangan itu
“mmmm” anya segera mengalihkan matanya, mengerjap mata ke arah sepatu kets putih yang ia gunakan.
Menggigit bibir bawahnya pelan.
“ada apa ya kak manggil saya?” akhirnya anya membuka suara
“kamu tau tentang event tahunan seluruh university asiaeropa? APC?" Tanya pemuda itu pelan membuka percakapan.
Anya mengangguk perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat hujan turun
Teen Fiction"tanpamu, kini langit yogya bukan lagi apa apa zef" ini kisah tentang aku dan dia. juga kisah tentang langit yogya dan rinainya yang ber luruh luruh utuh membasuh sebagian kenangan yang terus menggenang. untukmu zef, terimakasih. -anya