PART VII

112 82 4
                                    

Brakkkk! Suara pukulan meja yang terdengar sangat kencang, tepat sekali dihadapan luna yang membuat surat surat yang telah ia buat sedang tercecer dan berniat untuk memilah milahnya.
"Sini lo!" Ucap david dengan nada tinggi dan jutek yang memegang tangan luna sambil mengajak keluar kelas untuk membicara sesuatu.
"Apaan sii lo??? Make tarik tarik tangan gue segala. Sakit tau" ucap luna dengan tatapan sangat tajam sambil mengkerutkan kedua alisnya dan berusaha melepaskan tangan kanannya dari genggaman david.
"Kalo lo mau ngomong, ngomong aja. Gak usah KASAR" bentak luna dengan wajah monoss nya.
"Eh, gak usah pura pura deh.
Lo kan, yang pajang foto didepan mading supaya banyak orang yang liat" ucap david sambil menatap luna tajam tajam dan penuh keyakinan.
"Loh.. kalao suka sama gue ngomong, gak usah bikin malu gue di depan orang banyak. lagian yang kemaren itu, gue cuma nolongin loh doang!! Ngertiii loh" ucap david pada luna sambil melototkan kedua bola matanya dan mendekati wajah luna yang begitu poloss.
"Maksud lo? Eh, Gue gak ngapa ngapain foto loh. lagian, ngapain juga gue ngaru ngaru foto loh. Gak usah kegederen klo jadi cowok. Pake nuduh nuduh gue naksir sama lo segala lagi. Emang gue cewek apaan" jawab luna dengan wajah tak bersalah sama sekali dan berusaha membetul kan ucapannya.
"Emang iya yah, maling tuh gak ada yang mau ngaku, kalo tuh maling pada ngaku juga, penjara tuh pasti penuh" ucap david yang menyindir luna dengan ekor matanya yang melihat luna.
"Eh, loh tuh ngomong apaan sii? Ngawurrr tau gak. Udah sarapan belom? Jangan jangan cacingan lagi*wkwkwkwk" ucap luna yang tak mengerti apa apa.
"Terserah lo!! Pokoknya tu foto buang sama lo, dan jangan pernah ngaluu!" Ucap david yang jari telunjuknya menuju mading dan meninggalkan luna perlahan.
"Madinggg?? Maksudnya apaan sii?" Ucap luna dengan matanya menuju mading yang tak jauh darinya.
"Mungkin tuh orang depresi kali yaa"ucap luna yang melihat bayang bayang langkah david yang telah pergi dan segera mematuhi otaknya yang memberi sinyal menuju mading dengan rasa penasaran.
"Sebenernya apaan siii?" Ucap luna yang masih meneruskan langkahnya menuju mading dekat gerbang sekolah.
"Eh eh eh, kok bisa ada foto...?"Ucap luna dengan wajah tak percaya dan melihat di sekelilingnya yang sudah tak ada orang, mungkin semua orang telah mengetahuinya.
"Enggak enggak enggak, ini kerjaan siapa siii?? iseng bangettt." Ucap luna yang kedua tangannya beranjak merobek foto itu.
"Ini pasti kerjaan sinyo" ucap luna yang matanya menuju kelas ips2 kelas sinyo berada.
"Pasti dia orang satu satunya di sekolah yang terakhir pulang pas gue jatoh. ataooo dia juga yang numpahin minyak ke anak tangga itu" gumam luna dengan perasaan jengkelnya pada sinyo
Kriinggg, kriinggg, kriinggg! Suara bel yang terdengar mengacaukan niat luna yang baru saja melangkahkan kakinya menuju kelas sinyo.
"Tau ahhh, bodoammat!! Gak guna juga gue marah marahih tuh bocah poloss, gak akan nyantolll di otaknya!!" Gumam luna yang menyerongkan niatnya dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
"Untung udah gue robek robek tuh foto" gumam luna yang perasaannya masih kesal dengan tindakan sinyo yang ia tuduh.
"Mendingan gue kerjain tugas tugas gue dari pada mikirin 2 orang itu!" Gumam luna sambil membereskan surat surat yang akan dia bagikan, dan mengabaikan sinyo dan david yang tak jelas arah tujuan diotaknya.
"Lun?" Ucap amanda teman sebangku luna yang sudah akrab dengannya.
"Eem?" Bahasa luna yang menjawab sapaan amanda.
"Loh tadi liat gak sii? Foto yang di mading..."tanya amanda pada luna yang berusaha mengajak luna curhat padanya.
"Itu lo kan? Sama david?" Tanya amanda dengan tatapan matanya yang menatap bahasa mata luna yang sulit ia pahami.
"Amandaaa...
Gue itu bener bener gak tau. Ginih deh, gue ceritain aja dari awal" ucap luna yang mengarahkan badannya ke samping tepat amanda berada.
"Gue kemaren pulang sama tuh cowok, gara gara gue jatoh dari anak tangga daa" ucap luna yang terus mengeluh dan berusaha membuat amanda percaya dengannya.
" nah pas itu gue abis ngeberesin ni tugas , udah gak ada orang sama sekali da" ucap luna sambil menunjukan tugas surat suratnya dan kembali menjelaskan.
"Gue kepeleset dianak tangga pas gue pulang. nah kebetulan tuh si david belom pulang, ntah apa yang dia pikirin tiba tiba dia nolongin gue dan nganterin pulang gue" ucap luna sambil menunjukan wajah resahnya.
"Truss kenapa bisa kefoto lu sama david, pake pose yang bikin orang orang jijik liat tu foto. Gue aja jijik liatnya" ucap amanda dengan suara yang sedikit kecil berharap tak ada yang memdengarnya.
"Gue...
Gue gak sama sekali niatan da, david yang gendong gue, dia niat baik ke gue. Dia cuma mau nolongin gue. Kan kaki gue memar kemaren, truss gue gak bisa spontan naik motor david. Loh kan tau kalo motornya david itu tinggi banget" jelas luna pada amanda yang memberi wajah percaya akan kejadian itu.
"Truss, lu kenapa bisa kefoto lun?" Tanya amanda yang berusaha melunakkan perasaan luna yang sedikit agak risau.
"Gue gak tau, seketika gue pulang dan itu disekolah udah gak ada orang sama sekali, cuma gue sama david" jelas luna dengan nada agak tinggi.
"Owh, jadi gitu ceritanya" ucap hati regi mendengar cerita luna dan amanda dari kejauhan bangkunya.
"Tapi, kenapa david pake gendong gendong luna segala? Apa mungkin david suka sama luna?" Ucap hati regi yang agak sedikit mengembalikan rasanya supaya tak rapuh.
"Truss david tau?" Tanya amanda dengan pikiran sama seperti luna(mencari cari siapa yang melakukannya).
"David udah tau sebelum gue tau. Dan dia marah marah ke gue, dia bilang gue yang ngelakuin ini semua" ucap luna dengan menatap amanda dan terus menjelaskan.
"Gue gak tau deh, harus berbuat apa. Terserah mereka mereka semua aja yang mau nilai gue apa" ucap luna dengan melihat disekitar bangkunya yang terdapat murid murid sekelasnya yang kembali menatap luna.
"Selamat pagi anak anak" suara pak bambang mulai menyapa seluruh siswa itu artinya pelajaran telah dimulai, saatnya untuk fokus tak memikirkan apa apa bagi seluruh siswa.
Tok, tok, tok! Suara ketukan pintu terdengar pada saat pak bambang mulai menjelaskan materi pada siswa.
"Permisi" ucap seseorang yang mengetuk pintu dan memberikan senyuman sedikit pada pak bambang selaku guru yang sedang mengajar di kelas ipa3.
"Saya agness pak, dari kelas 3 ipa1. Saya ada keperluan dengan luna untuk membagikan surat pensi untuk hari sabtu minggu ini"ucap kak agnes, seseorang yang baru saja mengetuk pintu.
"Oiyah, silahkan luna"ucap pak bambang yang mempersilahkan luna untuk ikut dengan agness.
"berarti luna gak bohong dong waktu luna curhat sama amanda, berarti sebenernya david nih yang aneh" ucap hati regi yang matanya melihat luna beranjak berdiri dan mengambil seluruh surat surat yang telah luna kerjakan kemudian keluar bersama kak agnes.

Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang