PART VIII

105 76 7
                                    

Hari semakin siang, matahari mulai menampakan sinarnya, yang membuat suhu menjadi panas, untung saja tinggal kelas ipa2, yaitu kelas yang tak pernah luna memasuki sekalipun, meski sepertinya tak jauh dari deretan pintu kelas luna.

"Lun? kakak yang ke ruangan bu sinta, kamu yang masuk kelas ipa2. Oke" pinta kak agness selaku ketua panitia pensi pada luna dengan meninggalkan luna, tampa ingin mendengarkan jawaban luna.
"Iyy..."jawab luna tersendat yang bulatan matanya menuju ke arah ruang kelas ipa2, dimana disitu ada david yang bola matanya sudah melihat luna dengan tatapan dingin.
" aduhh, kenapa ada tuh cowok tengil lagi sii, kirain kelas ni cowok udah dimasukin sama kak agness, eh malah gue juga yang disuruh masukin kelas ni cowok" ucap hati luna dengan perasaan tak enak, dan perlahan mengetuk pintu dengan sopan.
Tok, tok, tok! " permisi bu" ucap luna sambil mengetok pintu yang bola matanya melihat bu mona selaku guru bahasa inggris yang mengajar di kelas david.
"Iyah, ada apa luna?" Tanya bu mona dengan senyum ramahnya.
"Saya mau ngebagiin surat pensi amanat dari bu sulis yang mau diadakan hari sabtu minggu ini bu" ucap luna pada bu mona dengan nada pelan sekali.
"Tumben ni cewe pelan banget ngomongnya. Jadi cantik aja yaa ni cewek kalo ngomongnya gak ceplas ceplos" ucap david yang melihat luna dari bangkunya yang agak sedikit ke belakang.
"Ouiyah, silahkan luna" ucap bu mona sambil mempersilahkan luna untuk membagi suratnya.
"Oke,gue haruss bijak jangan sampe, gue keliatan salting di depan ni cowok" ucap hati luna sambil melihat balik david dari kejauhan dan perlahan ia bagikan suratnya pada murid kelas ipa2.
"Aduh, musti banget kali yaa...gue kasihin ni surat??" Ucap hati luna yang semakin mendekat dengan bangku david.
"Haruss! Pokoknya gue harus kasih ni surat, gue kan gak punya salah apa apa sama dia" ucap hati luna yang berusaha menenangkan rasa ketakutannya pada david.
"Sustt" kode david pada luna yang artinya dia memanggil luna
"Ish apaan sii ni cowok gak jelas banget" ucap hati luna dengan melihat david yang serontak memegang tangannya.
" lo udah buang tuh foto?" Tanya david dengan suara yang agak dingin dan pelan yang berusaha tak terdengar siapapun kecuali luna.
"Udah, udah gue buang tuh foto" ucap luna dengan suara pelan yang berusaha melepaskan tangannya dari pegangan tangan david kemudian meneruskan membagi suratnya.

Kriinggg, kriingg, kriiing! Suara bel istirahat membuat semua siswa keluar dari kelas, kecuali david yang masih melihat luna sibuk membagikan surat yang masih tersisah 4 dari bangku belakang.

"David gue mau ngomong!"pinta luna pada david yang menatap luna dengan cuek.
"Ngomong tinggal ngomong. Ribet banget sii lo" ketus david pada luna yang sangat mendinginkannya karena kejadian foto itu.
"Eh, gue udah bilang yaa sama lo..kalo yang naro foto itu, bukan gue!!" ucap luna yang menjelaskan pada david.
"Terserah lo, bodoammat!! Yang penting tuh foto jangan sampe nemplok lagi di mading" ucap david melangkahkan kakinya menuju kantin dan meninggalkan luna sendirian.
"Ish, jutek banget sii tuh cowok. Gak pernah ngedengerin omongan gue sekali" gumam luna sambil melihat jejak bayangan david yang telah pergi.
"Ahh, bodoammmat! Ucap hati luna sambil menuju ke kelas untuk menulis laporan surat telah dibagi.
"Huft, akhirnya selesai juga" ucap luna dalam hati sambil menandatangani surat laporannya yang akan dikumpulkan sekarang juga.
"Semoga aja, gue gak ketemu sama tuh cowok bangke lagi!" Gumam luna sambil menuju ke ruangan bu sulis.

"Lun, lun luna" seorang pria memanggil nama luna, yang membuat luna menghentikan langkahnya sejenak.
"Iyah ada apa gi?" Tanya luna yang telah menghadapkan badannya ke arah regi.
"Emm, foto lo mana? Eh maksud gue foto lo sama david yang di mading kemana?"tanya regi pada luna yang terlihat salah tingkah dan mencoba kepoin luna yang sedang sibuk.
" apaan si lo gi? Gue sibuk." Jawab luna dengan singkat dan berbalik arah menuju langkahnya.
"Eh, eh, eh lun...maksud gue, foto lo udah lo buang?" Tanya regi dengan sedikit agak malu karna ditatap oleh luna yang menatap serius.
"Udah!! Kenapa sii lo?" Tanya luna balik pada regi dengan rasa curiga.
"Owh, berarti emang luna yang buang fotonya sendiri.. yess! Berarti gue masih ada harepan untuk deket sama luna" ucap hati regi dengan wajah riangnya.
"Owh gitu yah...emmm lo kalo pulang sekolah bareng balik sama gue lagi, lo mau gak?" Ajak regi yang basa basi.
"Emm, maap gue sibuk, gue pulang agak sore. Makasih" ucap luna dan meninggalkan regi sendirian.
"Ouh, oke deh" ucap regi yang menatap jejak luna penuh harapan.
"Yodah deh gak papa luna gak balik bareng gue, yang penting gue udah mastiin, kalo luna gak ada hubungan apa apa sama david" ucap hati regi yang menghapus retakan dalam hatinya.


Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang