Elsha #5

187 8 0
                                    

Resha terbangun tepat pada jam 2 dini hari. Ia merasakan pusing dan nyeri pada bagian perutnya. Resha melihat ke arah meja belajar yang ada di dekatnya ia melihat botol obat dengan selembar kertas di bawahnya.

Resha mengambil kertas itu dan segelas air putih di gelas yang sudah disiapkan untuknya.

Resha kalau kamu bangun temgah malam, kamu langsung minum obat vitamin yang diberikan Dokter Reza untuk kamu ya sayang. Bunda dan Bang Devan nggabisa nemenin kamu sampe bangun. Maafin bunda dan abang kamu ya.

Salam sayang dari Bunda.

Resha tersenyum membaca surat dari bundanya. Ia mengambil obat itu dan tentu saja ia tahu itu adalah obat khusus untuknya.

Dokter Reza sangat mengetahui jika obat miliknya sudah habis kemarin. Saat Resha membuka tutup botol obatnya ia terkejut mendapati lintingan kertas kecil di dalamnya.

Resha kembali membaca pesan singkat itu dan itu membuatnya menghela napas. Ia hampir lupa bahwa ini sudah waktunya. Baiklah ia akan melakukannya besok dan sampai seterusnya diwaktu yang ditentukan oleh Dokter Reza.

Setelah meminum obat itu Resha merasa sedikit lebih baik lalu mulai mencoba untuk terlelap tidur.

~~~~~

Pagi pagi sekali Resha berpamitan kepada orangtuanya untuk pergi ke rumah sakit keluarga mereka. Saat ditanya Resha hanya menjawab ingin menghibur anak anak disana karena memang dia sering melakukan hal itu dulu.

Namun kali ini dia juga harus melakukan cuci darah. Resha tahu hal itu terasa begitu sakit namun ia juga tidak bisa mengabaikan kondisi kesehatannya.

Setelah sampai di rumah sakit Resha menabrak seseorang di koridor rumah sakit. "Aduh maaf ngga sengaja." Ucap Resha.

"Makanya kalo jalan nggausah nunduk." Ketus cowok itu.

"Iya maaf." Ucap Resha seperti pernah mendengar suara laki laki ini sebelumnya tapi dimana?

"Culun banget si lo sampe jalan aja nunduk."

"Mau saya culun kek jalan nunduk kek kan itu bukan urusan anda." Ucap Resha kesal lalu meninggalkan cowok itu.

Resha memang seorang nerd tapi dia tidak pernah takut untuk melawan seseorang yang merendahkannya. Selagi ia benar kenapa ia harus takut?

Resha memasuki ruangan Dokter Reza, "hai dok."

"Hallo Resha, keluarga kamu khawatir?"

"Engga dok, kan Resha pinter." Ucap Resha dengan cengiran khasnya.

"Mau sampai kapan kamu menyembunyikannya Resha? Menurut hasil lab kamu beberapa minggu lalu, ginjal kamu mulai bermasalah."

Resha menghela napasnya pelan pantas saja perutnya terasa nyeri.

"Dokter, Resha nggamau mereka tahu dan bikin mereka sedih. Apalagi bunda yang pasti akan sangat sedih."

"Saya tahu akan hal itu Resha, tapi kamu juga tetap harus memberitahukannya."

"Jika sudah waktunya mereka akan mengetahuinya dok."

Dokter Reza menghela napas Resha sama seperti ayahnya yang keras kepala. Baiklah mungkin sekarang bukan waktunya berdebat ia harus melakukan cuci darah kepada Resha.

Setelah beberapa jam dilalui Resha merasa begitu lemas, namun ia tidak mau dikalahkan oleh keadaannya. Ia pergi ke kamar khusus anak anak disana, memberikan mereka balon warna warni dan bermain bersama mereka.

Resha tersenyum bahagia dan sejenak melupakan rasa sakit yang ia alami. Di tengah keasyikannya dalam bermain bersama anak anak, Dokter Reza mengabadikan momen itu dengan memotretnya.

Resha rasa ia harus kembali pulang karena ini sudah sangat sore, ia memesan ojek online dan kembali ke rumahnya.

Resha membuka pintu rumahnya lalu berbalik untuk menutup. Namun, suara dari ayahnya membuatnya terkejut.

"Dari mana saja kamu baru pulang? Bunda kamu mengkhawatirkan kamu yang masih sakit Resha! Kamu ngga kasian sama bunda?!"

"M-maaf pa, Resha tadi ke rumah sakit ketemu anak anak disana." Ucap Resha dengan menundukkan kepalanya.

"Mas udah, jangan salahin Resha dia masih sakit."

"Ya, dia emang masih sakit tapi menyusahkan."

Resha menunduk semakin dalam matanya memanas, bunda mendekatinya dan menyuruhnya istirahat di kamar. Resha mengangguk dan berjalan menuju kamarnya.

"Satu minggu lagi kamu sekolah, jangan merepotkan!" Ucap ayahnya lagi.

"Iya pa."

Resha kembali melanjutkan langkahnya dan menutup pintu kamarnya.

Resha memang hanya bisa menyusahkan orang lain pikirnya.

Resha membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya lalu mulai terlelap tidur setelah meminum obatnya. Resha merasakan lelah dan ia perlu beristirahat.

~~~~~

Yeay update lagi hehe.

Vote and comment🤩👍

Sorry, I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang