Elsha #31

159 8 0
                                    

"Gue udah mulai muak sama keberadaan nerd itu. Kita harus susun rencana baru biar dia keluar dari sekolah ini." Ucap Sofia dengan amarah yang sudah mencapai ubun ubun.

"Udahlah Sof, kita damai aja. Firasat gue ngga enak." Ucap Eva yang merasakan gelisah.

"Lo temen siapa hah?! Kenapa lo malah jadi cupu."

"Bukannya gitu Sof, tapi gue-"

"Halah banyak bacot. Udah lo ikutin aja rencana kita." Ucap Dinda yang juga sama kesalnya dengan Sofia.

Eva menghela napas ia mengangguk pasrah. Entahlah sejak ia melihat bagaimana cara Resha melawan mereka ia tak pernah menemukan rasa takut dalam diri Resha.

Ia sering mendengar kalimat bahwa dia yang diam tak selamanya diam. Tapi dia bisa mematikan dalam sekali bertindak.

Hari ini setelah kejadian itu, Resha jadi malas untuk mengikuti jam pelajaran. Namun ia juga tak bisa meninggalkannya. Hanya tinggal 2 minggu lagi olimpiadenya akan dimulai.

Resha banyak menghabiskan waktunya hanya untuk belajar. Disaat yang lain menikmati waktu weekendnya, ia justru terus belajar. Resha tak mengharapkan kemenangan ia hanya berharap papanya akan menoleh ke arahnya walau hanya sedikit untuk menyemangatinya.

Walaupun ia tahu hal itu kecil kemungkinannya. Tapi apa salahnya ia berharap?

"Res, ngelamunin apaan si?" Tanya Kyla, Resha tersadar ternyata ini sudah waktunya pulang.

"Hah engga. Yuk pulang." Resha mengemasi barang barangnya lalu dari arah pintu kelasnya Vano dan teman temannya datang.

"Boleh kita minta waktu kalian sebentar?" Tanya Gavin.

"Mau ngapain?" Tanya Kyla.

"Ada apa ya?" Tanya Shila.

Keempat cowok itu menghela napas. Vano menggandeng tangan Resha dan membawanya menuju taman di sekolah ini.

Gavin menggandeng Kyla dan membawanya ke koridor kelas. Aksa menggandeng Shila membawanya ke rooftop. Dan Ersya menggandeng Dira menuju kantin.

Kalian pasti bertanya tanya mengapa sikap keempat cowok ini begitu aneh hari ini. Ya, begitupula dengan keempat cewek yang saat ini sedang bertanya tanya raut wajah mereka kebingungan seolah ada tanda tanya besar di kepala mereka.

"Van, lo kenapa bawa gue kesini si? Temen temen lo juga kenapa pada aneh." Ucap Resha ketika mereka sudah sampai di taman.

"Duduk."

Resha mengikuti perintah Vano. Ia masih bingung ada apa ini?

"Res, lo ada nyembunyiin sesuatu dari gue?" Ucap Vano secara tiba tiba.

"Ngga ada."

"Lo bohong ya?"

"Engga. Kenapa si lo aneh banget."

"Res, jangan bikin gue khawatir lagi ya. Jangan ngecewain gue." Ucap Vano sembari menatap Resha.

Hati Resha kembali berdesir karenanya. Apa dia mulai menyukai Vano? 

Setelah menemui pasangan mereka masing-masing entah mengapa keempat cewek ini diam. Biasanya mereka akan selalu ribut dan dipenuhi canda tawa.

Mereka masuk ke dalam kamar Resha lalu merebahkan diri secara bersamaan. Menatap langit langit kamar dengan pikiran yang melayang entah kemana.

"Gue capek." Ucap Resha.

"Gue ragu." Ucap Shila.

"Gue ngga percaya." Ucap Dira.

"Gue harus gimana?" Ucap Kyla.

Lagi mereka menghela napas. Hey girls, are you okay? Kenapa mereka?

"Apa gue udah mulai suka sama Vano? Kenapa ucapannya terus terngiang di kepala gue? Kenapa gue takut ngecewain dia?" Keluh Resha lagi.

"Kenapa Aksa baru sadar kalo gue merjuangin dia setelah gue mencoba berhenti? Kenapa dia baru noleh disaat gue udah berhenti?" Keluh Shila.

"Kenapa Ersya baru ngungkapin sekarang setelah setahun berjalan? Kenapa dia baru bilang kalo dia punya perasaan yang sama setelah gue mulai menjauh dari dia?" Keluh Dira.

"Kenapa Gavin baru mulai berjuang setelah tahu gue perlahan mulai hilang dari dia? Kenapa dia jahat ngga pernah noleh sedikitpun ketika gue berjuang buat dia?" Keluh Kyla.

"Kenapa?!" Teriakan lantang dari keempat cewek ini menandakan frustasinya mereka.

Kisah cintanya begitu rumit abu abu. Apakah harus terus melaju atau lebih baik mundur?

"Ini kenapa kita jadi galau semua?" Tanya Resha lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Lah anjir baperan kita." Ucap Kyla.

"Ah udah nonton aja yuk. Res bikin bioskop mini di kamar lo yak?" Tanya Dira.

"Bikin aja. Gue sama Shila bikin popcorn. Yuk Shil!"

"Kuy lah, rasa apa nih?"

"Coklat!" Ucap keempat gadis itu kompak lalu tertawa. Ya kini mereka kembali menjadi diri mereka sendiri.

Karena prinsip mereka, sedih seperlunya, galau seperlunya, asalkan persahabatan seutuhnya.

~~~~~

Update lagi yeay mumpung lagi ngga mikirin soal soal PAT yang bikin pening😩

Enjoy with my story guys🥰

Sorry, I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang