Elsha #14

149 5 0
                                    

Pagi ini Resha bersiap untuk pergi bersama dengan Vano. Jika boleh jujur ia sendiri masih mengantuk. Biasanya Resha akan bangun jam 7 atau jam 8 pagi di hari weekend. Dengan penampilan nerdnya, Resha turun dari kamarnya.

"Pagi bunda." Ucap Resha ketika melihat bundanya sedang menyirami tanaman.

"Pagi sayang, kamu mau kemana?"

"Mau pergi sama temen bun, Resha pamit ya." Ucap Resha sembari menyalami tangan bundanya.

"Eh tunggu bentar, bunda nitip barang sama kamu ya."

"Barang apa bun?"

"Ini nanti kamu tolong beliin bahan bahan yang ada di daftar ini. Soalnya bunda belum sempet ke pasar."

Resha mengangguk, "oke bun. Resha pergi ya."

"Hati hati ya sayang. Pulangnya jangan kemaleman."

Resha tersenyum dan mengangguk patuh. Ia berjalan menuju pangkalan becak. Resha melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Hm, masih jam setengah tujuh paling juga dia belum nyampe." Gumam Resha.

Saat Resha sampai di pangkalan becak ia melihat ke kanan dan kiri tidak ada tanda tanda kemunculan Vano disana. Resha hendak duduk di kursi kosong yang ada, lalu dari arah berlawanan mobil Vano datang.

Kaca mobil Vano terbuka dan menampakkan wajahnya yang menghadap lurus ke depan. Resha bingung haruskah ia masuk? Tapi belum dipersilakan.

"Ngapain bengong? Cepet masuk!" Ucap Vano galak.

"Iya iya, galak banget si."

Resha menaiki mobil Vano dan mulai melaju membelah jalanan. Resha menghadap ke jendela kaca mobil Vano, sepertinya rasa kantuknya mulai datang. Ia memejamkan matanya dan tertidur. Vano tidak menyadari hal itu ia diam saja sejak tadi lalu membelokkan mobilnya memasuki komplek perumahan menuju rumahnya.

"Heh culun udah sampe nih." Ucap Vano sembari melepas seatbeltnya.

Tak ada jawaban dari Resha, Vano melihat ke arah samping dan ternyata Resha tertidur. Saat tangannya hendak menepuk pundak Resha, tiba tiba kepalanya bergerak dan menghadap Vano.

Cantik. Satu kata itu terlintas begitu saja di benak Vano. Bahkan tangannya kini terhenti di udara. Resha membuka matanya perlahan lalu menguap sebentar.

"Ini dimana?" Tanya Resha yang masih setengah mengantuk.

"Udah yuk turun. Awas aja lo ngiler di kursi mobil gue." Ucap Vano lalu keluar dari mobilnya.

Resha pun keluar dan memandang sebal  ke arah Vano. Siapa juga yang ileran?

"Eh tunggu, ini dimana?" Ucap Resha ketika ia menyadari ia berada di sebuah perumahan.

"Ini rumah gue. Lo harus bantuin gue jagain Vira adik gue. Terus nanti lo ambil buku buku yang harus lo pelajari." Ucap Vano lalu melangkah masuk ke dalam rumahnya diikuti oleh Resha.

"Adik lo umur berapa Van?" Tanya Resha ketika keduanya sudah memasuki rumah.

"Baru umur 5 tahun. Dia lagi main sama kelinci kesayangannya di belakang."

"Vira! Kamu dimana?" Panggil Vano.

"Abaang! Viya pengen jalan jalan. Eh itu siapa bang?" Tanya gadis kecil yang sangat menggemaskan itu di mata Resha.

"Hallo Vira, kenalin nama kakak Resha." Ucap Resha ramah kepada anak itu.

"Hihi cantik, nama aku Viya kak salam kenal."

Resha meregangkan tangannya untuk menggendong adik Vano, Vira yang tadinya memegang baju Vano kini berlari ke arah Resha.

Resha menggendongnya dan tertawa lucu ketika Resha menggelitikinya. "Van," panggil Resha.

"Apa?"

"Adik lo lucu nggemesin gini, kok lo engga?"

Vano menampakkan wajah datar dengan melihat sinis ke arah Resha. Resha tak peduli ia malah bermain main dengan Vira.

"Abang ayok jalan jalan, sama Kak Esha juga." Rengek Vira, matanya yang bulat berkaca kaca dan itu sangat dibenci oleh Vano.

"Iyaa Vira, ayo kita jalan jalan. Udah ya jangan nangis." Ucap Vano lembut.

"Yeay! Ayo kak!" Resha menurunkan Vira dan langsung ditarik olehnya keluar rumah.

"Perasaan gue deh yang jadi kakaknya, kenapa malah si culun yang diajak keluar?" Ucap Vano kepada dirinya sendiri.

Vano ikut keluar rumah dan mengunci pintu rumahnya. Ia berjalan santai mengekor di belakang mereka. Ternyata yang dimau oleh adiknya adalah pergi ke taman bermain yang ada di dekat rumahnya dimana itu adalah tempat bermain para anak anak disana.

Resha tertawa karena kepolosan Vira dalam bermain. Sudah lama ia tidak tertawa lepas. Resha duduk di salah satu bangku taman sembari melihat Vira yang bermain bersama teman temannya yang lain.

Vano ikut duduk di sampingnya. Ia kira Resha sama seperti cewek cewek lain diluaran sana yang hanya menyukai anak kecil tapi untuk mendapat perhatian cowok. Namun, nyatanya tidak sama sekali.

Vano bisa melihat ketulusan Resha yang benar benar menyukai anak kecil. Apalagi adiknya.

"Van, adik lo itu punya nama lengkap kan? Namanya siapa? Dia paling suka sama apa aja? Kok bisa selucu itu sih gemes banget gue liatnya." Tanya Resha bertubi tubi.

"Namanya Elvira Kinan Melviano. Hampir mirip sama gue di dua nama depannya. Dia paling suka sama kelinci dan es krim rasa strawberry." Ucap Vano tenang.

"Huaaa! Abang Viya jatuh!" Tangisan dari Vira membuat keduanya panik. Resha segera bangkit dan berlari menuju Vira ia menggendongnya dan membawa Vira menuju kran air yang ada didekat taman itu.

Resha membersihkannya dengan hati hati agar tidak infeksi. "Tahan ya Vira, kamu nggaboleh nangis. Nanti kalo nangis temen temen kamu pada lari semua." Ucap Resha mencoba menenangkan Vira.

Resha mengambil kotak kecil P3K yang hanya berisi obat merah, kapas, dan pembalut luka disana dalam kantung bajunya. Ia selalu membawa kotak itu untuk berjaga jaga.

Resha mengobati luka Vira dengan sangat telaten. Ia terus mengoceh mencoba menenangkan Vira dan mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit.

"Nah, nanti kalo Vira udah besar, Vira nggaboleh cengeng lagi kaya gini." Ucap Resha setelah selesai mengobatinya.

Vira tersenyum senang ia memeluk Resha lalu pergi lagi bermain bersama teman temannya.

Resha tersenyum, senyum yang begitu tulus. Dan hal itu membuat perhatian Vano seolah terpusat hanya kepada Resha.

~~~~~

Update lagi hehe dong. Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman teman readers setia🤗🤩

Sorry, I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang