Elsha #3

197 6 0
                                    

Saat malam tiba Resha menunggu abangnya pulang dari kampusnya. Ia menunggu di kamar abangnya.

"Udah pulang bang?" Ucap sang bunda.

"Udah bun, Resha mana?"

"Ada di atas dia nungguin kamu seharian ini."

Devan segera pergi ke kamarnya. Karena ia tahu jika adiknya menunggunya pasti berada di kamarnya. "Resha?"

"Bang, Resha beneran pindah?" Ucap Resha to the point.

"Iya adeku sayang. Dan kamu harus merubah penampilan kamu saat di sekolah."

"Nggamau."

"Kok nggamau?"

"Bang biarin Resha berpenampilan culun kayak gini. Resha mau punya temen yang bener bener tulus sama Resha. Dulu waktu SMP Resha nggak pernah punya temen yang tulus."

"Oke oke kalo itu mau kamu. Lalu apa yang akan kamu lakukan lagi?"

"Seperti sebelumnya, menjadi nerd yang culun, merahasiakan identitasku sebagai putri dari keluarga Raveena."

"Dasar keras kepala."

"Kaya abang engga."

"Tapi abang punya satu permintaan."

"Apa itu?"

"Besok kamu harus ikut untuk menghadiri acara pembukaan hotel keluarga kita."

"Hah? Nggak nggamau."

"Yaudah kalo gitu kamu sekolah dengan penampilan asli kamu dan gunakan nama Raveena."

"Abang!" Resha mengeluarkan puppy eyesnya.

"Nggak. Kali ini abang nggamau jatuh dalam perangkap mata kamu, mau pilih yang mana?"

"Yaudah yaudah aku ikut pergi." Resha menghela napas pasrah.

"Nah gitu dong. Udah sana keluar abang mau bobo."

Ingin sekali Resha mencakar wajah tampan kakaknya itu. Benar benar menjengkelkan.

Resha kembali ke kamarnya dan membaca novel kesayangannya. Ini sudah menunjukkan pukul 10 malam namun ia belum tidur.

Seseorang membuka pintu kamarnya namun Resha terlalu asik dengan novel ditangannya itu, ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memandanginya.

"Kamu ikut ke acara keluarga kita?" Ucapan sang ayah membuat Resha terkejut. Ia berbalik dan mendapati ayahnya di ambang pintu.

"I-iya pa. Tapi kalo papa nggamau Resha ikut juga ngga-" ucapan Resha terpotong karena papanya.

"Kamu harus ikut. Disana akan ada keluarga besar kita. Pakai dress ini."

Setelah meletakkan kotak berisi dress untuknya, ayahnya keluar dari  kamarnya. Resha sangat senang meskipun nada bicaranya dingin setidaknya ia masih peduli. Resha tahu ayahnya itu sangat menyayanginya.

Tanpa sepengetahuan Resha, ayahnya tersenyum tipis melihat senyum Resha. Namun, itu hanya sebentar. Jika boleh jujur ia sangat merindukan putrinya itu. Meski berada dalam satu rumah yang sama namun jurang pemisah antara keduanya sudah terlalu dalam.

Resha membuka kotak itu dan melihat dress berwarna kuning yang sangat cantik. Resha akan memakainya dan menjaganya dengan baik. Malam ini sepertinya ia akan tidur nyenyak.

~~~~~

Malam ini Resha terlihat begitu cantik dengan balutan dress pemberian ayahnya. Resha berulang kali berputar menggunakan dress itu di depan cerminnya.

Bundanya itu ternyata sedang mengamatinya dari ambang pintu, bundanya menggelengkan kepala pelan sembari tersenyum.

"Cantik banget putri bunda."

"Bunda, bikin kaget aja."

"Sini biar bunda dandanin."

"Tapi bun-"

"Udah Resha tenang aja. Bunda nggabakal bikin Resha kaya ondel ondel kok."

Resha tertawa dan mengangguk. Rambut yang awalnya berantakan kini mulai disisir dengan rapi oleh bundanya.

Kemudian sang bunda mulai memoleskam make up tipis pada wajah cantik Resha.

Setelah 30 menit berlalu Resha selesai didandani. Resha melongo ketika melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Bun, ini Resha?" Ucapnya dengan wajah cengo.

Bundanya tertawa melihat putrinya dengan wajah yang lucu. "Iya sayang itu kamu."

"Cantikkan? Apalagi dengan balutan dress ini. Kamu pinter pilih dressnya."

"Iya cantik. Tapi tetep cantikan bunda kok." Resha berbalik dan memeluk bundanya.

Devan yang tengah bersiap untuk turun melihat adegan tersebut dalam kamar adiknya. "Wah siapa tuh bun? Anak ketiga bunda ya?"

"Abang ih nyebelin!" Ucap Resha dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hahaha abis kamu cantik banget ngga kaya biasanya culun."

"Abang, udah ih jangan diledekin terus adiknya."

"Tau tuh bun."

"Hehe iyaa maaf bunda. Yuk kita turun."

Ketiganya pun turun menghampiri sang ayah yang sudah siap dengan setelan jasnya. Tanpa mereka sadari, sang ayah tersenyum tipis melihat keakraban ketiganya dan putrinya yang terlihat begitu cantik malam ini.

Namun ia segera mengalihkan pandangannya. "Resha, kamu siap siapnya lama banget."

"Maaf pa."

"Udah mas, ayo kita berangkat."

Resha menunduk takut. Devan yang melihat hal itu langsung menggandeng tangan adiknya dan tersenyum menguatkan. Resha tersenyum dan mengangguk kecil.

Mereka menuju tempat tujuan dalam satu mobil. Hanya ada keheningan disana. Resha sibuk melihat ke jendela mobil yang menampakkan indahnya pemandangan kota malam ini.

"Ini topeng untuk kita semua. Disana ada pesta topeng jadi semuanya harus memakai topeng." Ucap ayah.

Topeng itu memiliki warna yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh mereka. Devan sengaja mengambilkan milik Resha agar ia tidak canggung untuk mengambilnya dari tangan sang ayah.

Resha tersenyum dalam hati ia berterimakasih kepada kakaknya itu.

~~~~~

Yeay update lagi. Aaa senangnya melihat Resha dengan penampilan yang berbeda.

Yuk vomen🤩

Sorry, I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang