|| Dua ||

78 23 7
                                    

"Nyatanya aku memang belum pernah pacaran hingga hal kecil bisa saja membuat jantungku berdebar tak karuan"

Pukul 06.00 WIB aku terbangun karena suara alarm yang nyaring didekatku. Hari ini hari pertama masuk sekolah untuk semester 4 yang artinya aku adalah murid sekolah yang sudah duduk dibangku menengah atas kelas XI semester yang kedua. SMA Cendikiawan adalah sekolahku merupakan salah satu sekolah terfavorit di Jakarta Selatan.

Dari dalam kamar aku mendengar suara laki-laki yang sedang menyapa mama dengan ramah, jelasnya itu bukan papa ataupun Pandu hanya dua nama yang terlintas.

"Pagi Tante"

"Pagi, Akash. Sini, sarapan bereng! Raina masih dikamar," Ucap mama yang mungkin sedang menyiapkan sarapan.

Mendengar pemuda itu adalah Akash aku buru-buru keluar kamar walaupun sebenarnya aku masih kesal dengan kejadian kemarin saat jogging, tapi sorenya dia datang kerumah sambil membujukku katanya dia dan aku akan sekolah bersama lagi, jadi gak usah ambek-ambekan kayak anak kecil.

Kalau dipir-pikir sih kejadian kemarin bukan masalah besar, hanya saja badanku yang lelah ditambah lagi makian Akash dengan kegeeranku yang sudah dilevel tinggi membuatku sangat kesal.

"Pagi Ma, Pa" sapaku pada Mama dan Papa kemudian berjalan mendekati keduanya sambil mencium pipinya masing-masing.

Aku mendudukkan diri dikursi samping kak Talia sementara kulirik Akash sedang mengobrol dengan Pandu. Tanganku tak tinggal diam mulai mengambil nasi goreng yang tersaji masih kelihatan hangat terbukti dengan kepulan asap diatasnya

"Mama sama papa kamu udah berangkat kerja Kash?" Tanya mama membuka obrolan dengan bertanya pada Akash.

"Dari kemarin Tan, tapi belum pulang" Ujar Akash dengan cengegesan lalu mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Aku pura-pura bergidik ngeri melihatnya.

"Yahh..padahal ini hari pertama kamu masuk sekolah. Nanti tante bilangin sama mama kamu. Udah tua tapi masih ambisius."

Dengan tangannya  yang siap menyendokkan nasi goreng  Akash hanya tersenyum masam mendengar ucapan mama. Papa yang melihat itu mengalihkan topik dan  langsung bertanya

"Oiya abang kamu Arsen mana kash, panggil juga gih sarapan bareng-bareng"

"Belum bangun Om, tadi malam baru pulang jam 2" Jawaban Akash sontak membuat kak Talia disampingku menghentikan suapannya. Mungkin saat ini dia kesal karena kak Arsen tidak disiplin waktu.

Ya, kak Arsen dan kak Talia memang sedang dalam suatu hubungan terbilang sejak mereka SMA dan sekarang mereka LDR an hanya bertemu 3 kali dalam setahun. Sikap dan kepribadian mereka cukup berbeda, kak Talia dengan sikap perfeksionisnya, serta galak sementara kak Arsen yang humoris dan apa adanya tidak menghalangi keduanya. Kisah kak Talia dan kak Arsen memang cukup unik mulai dari cara pdkt mereka.

"Biar aku aja yang bawain nanti" Kata kak Talia sontak membuat Mama dan Papa saling berpandangan. Jarang-jarang kak Talia ingin menunjukkan hubungannya.

Mama dan Papa memang sudah mengetahuinya, bahkan mereka hampir dinikahkan pas kak Arsen tak ingin berpisah dengan kak Talia dan juga ingin ikut ke London alhasil mereka LDR an. Kak Talia di London dan Kak Arsen di Jakarta (UI).

"Astaga, Ma udah hampir jam 7" Pekik Pandu membuatku juga refleks melihat jam tanganku dan memang sudah pukul 06.50. Aku mengambil tasku dan buru-buru menarik Akash.

Baru Pandu ingin meraih tangan Mama aku merebutnya duluan. "Yang kecil harus mengalah" Bisikku pada Pandu yang kini tengah mendelik kesal kearahku.

"Yuk, Kash!"

"Tunggu dulu ihh, salaman dulu sama tante sama om ya kan tante" Akash mengedipkan sebelah matanya pada Mama lalu dengan sigap meraih tangan mama dan papa.

"Buruan..PE'A"

Aku memilih melangkah keluar duluan. Namun saat tiba didepan pintu aku kaget saat dia menarik rambutku dan memperbaiki ikatannya.

"Kalau ikat rambut tuh yang benar Rain" Ucap Akash dibelakangku, sementara aku hanya diam dan menahan nafasku.

"Ayo!" Usai itu, Akash melangkah mendahuluiku sambil menepuk pundakku. Sementara jantungku kini mulai berulah. Setelah berhasil meredakannya aku menghampiri Akash dan memposisikan diriku di jok motornya.

***

Sepanjang perjalanan, aku melamun memikirkan adegan tadi dirumah hingga tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri. Katakanlah jika aku memang baperan, nyatanya aku memang belum pernah pacaran hingga hal kecil seperti ini bisa saja membuat jantungku berdebar tak karuan.

Tanpa kusadari ternyata aku sudah berada didepan gerbang sekolah, suara Akash kini makin kencang memanggilku. Apakah dari tadi dia memanggilku?

"RAIN! LO TIDUR YAHH.. "

"Iya, sabar" aku turun dari scooternya kemudian memberi helm padanya sambil tersenyum sangat lebar. Kini ia hanya menyerngit kebingungan.

"Tunggu! gue parkir dulu" Aku hanya mengangguk dengan menaikkan tanganku membentuk lingkaran menggunakan jari telunjuk dan ibu jariku sementara tiga jariku yang lain berdiri.

Sejak tadi pagi aku belum memeriksa ponselku, aku melihat pesan Nesya dan membalasnya. Nesya adalah teman sebangkuku sejak aku SMP, mungkin takdir atau bukan yang jelas kami selalu satu kelas. Belum sempat mengetik Akash sudah datang, alhasil aku membalas pesan Nesya sambil berjalan kira-kira lima langkah aku berjalan aku menabrak seseoarng

Bukk.

Ponselku terjatuh, aku langsung menunduk mengambil ponselku,

"Astaga, maaf" Gadis yang kutabrak langsung minta maaf.

"Bukan kamu kok yang salah," itu bukan aku melainkan suara Akash, "gadis ini nihh siapa suruh main ponsel sambil jalan. Ck kebiasaan."

Masih dengan menunduk aku sibuk memeriksa keadaan ponselku apakah baik-baik saja, Akash menyenggolku dan menyuruhku minta maaf pada remaja perempuan itu. Aku mendongkak kulihat wajah gadis itu menunjukkan rasa khawatir.

"Iya benar, aku yang salah. Maaf ya. Hehehe"

"I-ya. Hmm. Ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya gadis itu kemudian kepalanya juha celingak-celinguk mencari-cari

"Ohh, murid baru yaa, sama aku juga" gadis itu hanya tersenyum kepada Akash. Satu kata untuk gadis ini beautiful.

"Kalau begitu, bareng aku aja. Oh iya Rain tunjukin dong ruang kepala sekolahnya"

"Sini biar aku antar"

"Gak usah ntar lo telat lagi masuk kelas" Benar juga kata Akash aku tidak boleh terlambat masuk kelas, terutama ini adalah jamnya ibu Lisda aku sudah punya dua catatan terlambat.

"Hm, lurus aja lalu belok kanan disitu ada beberapa ruangan. Nahh ruangannya tuh ruangan yang pertama," Akash hanya mengangguk begitu pula dengan gadis itu.

"Kalau gitu gue duluan ya..bye.."

Perlahan aku melangkah pergi dan melambaikan tangan, Akash membalasnya

"Dahh Rain.."

***
Gimana part 2?

Semoga kalian suka..

Walaupun misalnya ceritanya rada" ngebosanin tetap dukung yaa..
#masihbelajar

Aku akan berusaha buat memperbaikinya. Karena itu jangan lupa tetap vote dan komen!!

Salam,

Emptiness
@Apiddo

Takdir HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang