Pagi ini cuacanya tidak begitu baik,masih pagi sudah hujan. Bagi sebagian orang hujan adalah sebuah masalah, tetapi bagi Abigail hujan adalah suatu momen yang berharga, ia merasa bahwa hatinya menjadi tenang saat mendengar rintik hujan. Ia begitu semangat untuk pergi ke sekolah.
"Hai semuanya." sapa Abigail pada Aylana dan Navia saat mereka bertemu di lorong sekolah.
"Dih ada apaan nih? Senyam senyum sendiri." Navia heran dengan kelakuan Abigail.
"Iya nih lo kayanya hari ini seneng banget,ada apaan nih?" tanya Aylana yang juga heran akan kelakuan Abigal.
"Gue seneng aja pagi ini hujan." Abigail tersenyum riang.
"Aneh banget sih lo,orang lain mah pada ga suka kalo hujan begini."Navia dengan mengerutkan alisnya.
"Gue suka,lagian ya Nav,tiap orang beda-beda kesukaannya." kata Aylana berusaha menjadi penengah.
Bel berbunyi,mereka pun menuju ke kelas masing masing. Pelajaran pertama hari ini di kelas IPA-1 adalah Biologi.Mereka seharusnya hari ini ada praktek,namun ditunda karena kebetulan hari ini guru yang seharusnya mengajar,izin karena sedang ada keperluan pribadi. Murid murid pun diberi tugas lain.
Bel istriharat berbunyi, sebagian siswa bersorak gembira karena inilah saat saat yang mereka tunggu. Hari ini Abigail berencana akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan,karena disanalah tempat paling tenang dan nyaman untuk bekajar ketimbang di kelas yang notabenya berisik.
"Sal,gue ke perpus dulu ya. Lo ke kantin duluan aja sama yang lain." ucap Abigail, yang dibalas anggukan oleh Salsa.
Hari ini keadaan perpustakaan lebih ramai dari biasanya. Mungkin mereka semua sedang giat giatnya belajar untuk ujian sekolah,atau sedang mengerjakan tugas seperti Abigail.
"Abigail? Lo lagi ngapain disini? " suara seorang lelaki tiba-tiba muncul dalam keheningan, dan membuat perhatian Abigail teralihkan dari bukunya.
"Gue lagi ngerjain tugas buat besok." jawab Abigail dengan sedikit senyuman.
"Terus kenapa dikerjain sekarang kalo buat besok?"
"Kalo gue kerjain besok nanti mepet waktunya,kan pelajaran pertama. Dan kebetulan aja jawabannya aja dibuku ini,jadi gue kesini."
Lelaki tadi–Arthur mengangguk paham.
"Lo udah makan? Gak ke kantin? Sekarang kan waktunya istirahat." tanya Arthur dengan wajah serius. Dan di balas dengan gelengan kepala Abigail.
"Yaudah,lo tunggu gue disini ya, jangan kemana mana! Nanti gue balik lagi kesini." perintah cowok itu dan langsung pergi meninggalkan perpustakaan.
Mendengar hal itu Abigail hanya bisa diam,ia tidak tau apa yang akan Arthur lakukan. Abigail mencoba kembali fokus pada tugasnya yang belum selesai.
"Nih, makan dulu ntar perut lo sakit." setibanya cowok itu,ia menyodorkan sebuah kotak makan berisi roti isi selai Kacang dan milk tea.
"Eh,gausah makasi."
"Udah ga apa apa,ambil aja,ga baik nolak rejeki."
Akhirnya Abigail menerima makanan dan minuman tersebut. Mesipun ia merasa ragu, tapi ia merasa tak enak jika menolaknya.
"Thanks ya Arthur."
"No problem." jawab cowok itu dengan senyuman.
"Lo keberatan atau merasa keganggu gak kalo gue belajar bareng sama lo disini? " cowok itu bertanya dengan wajah serius.
"No,it's okay,kenapa harus keberatan." Abigail mencoba meyakinkan.
Mereka pun belajar bersama.
Tapi tanpa mereka sadari,ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh.●●●
Setelah bel pulang berbunyi,Navia,Abigail dan Aylana berencana untuk pulang bersama Salsa. Tetapi Salsa belum muncul dihadapan mereka.
"Eh sorry gue telat,tadi gue harus ketemu seseorang dulu." kata Salsa sambil menekuk lututnya dan mengambil nafas dalam dalam karena lelah berlari.
"Ya udah si gapapa,ga usah sampe lari lari juga lagian." kata Aylana. "
"Ketemu sama siapa Sal? Cowo?" tanya Navia.
"Iya. Gue abis ketemu Arthur barusan, ada beberapa makalah tugas kimia yg gue pinjem." jawab Salsa lalu meneguk air mineral dari botol yang dibawanya. Mendengar penjelasan Salsa,Aylana dan Navia sontak melihat kearah Abigail.
"Sal,balik bareng gak?" Arthur tiba-tiba muncul dari belakang Salsa.
"Gak,gue balik bareng mereka. Lo duluan aja." kata Salsa menjawab pertanyaan Arthur.
"Ya udah gue duluan. Jangan lupa janji lo."
"Iya iya." Arthur pergi menuju tempat parkir mengambil motornya lalu pergi meninggalkan sekolah.
"Arthur kek nya suka sama lo ya Sal?" tanya Abigail kaku dan sontak membuat suasana jadi hening
"Hah? Arthur suka sama gue? Gak mungkin lah." jawab Salsa sembari tertawa karena menurutnya pertanyaan itu lucu,sedangkan Aylana,Navia,dan Abigail menatap Salsa heran.
"Lho,kenapa enggak? Dia cowo,lo nya cewe"kata Navia.
"Dan ngeliat sikap dia ke lo kek nya spesial banget." lanjut Abigail.
"Enggak,menurut gue sikapnya dia itu wajar-wajar aja. Lagian dia juga gak mungkin suka sama gue." jawab salsa santai.
"Kenapa??!" tanya Abigail,Navia,dan Aylana bersamaan.
"Karna Arthur sepupu gue" jawab Salsa.
"Apa?!" jawaban Salsa sontak membuat Aylana,Abigail dan Navia kaget.
"Dia sepupu lo? Sejak kapan?" tanga Aylana.
"Sejak lahir lah bego." kata Navia emosi,tidak lupa pukulan yang selalu diberikannya pada Aylana. Aylana meringis kesakitan karena pukulan Navia lumayan keras.
"Emang gue belum cerita ya?" tanya Salsa,dan dijawab dengan gelengan kepala yang kompak dari ketiga sahabatnya.
Wajah Abigail terlihat lebih lega setelah mendengar ucapan Salsa bahwa Arthur hanya sepupu Salsa.
"Ekhem,ada yang cemburu nih barusan." Aylana berpura-pura batuk.
"Cemburu? Maksud lo Na?" tanya Salsa tidak mengerti.
"Noh,temen sekelas lo Sal." kata Navia.
"Abigail? Cemburu? Abigail suka sama Arthur?" kata Salsa seakan menemukan jawaban.
Orang yang dimaksud hanya mengalihkan pandangannya dan pura-pura tidak mendengar.
"Tadi diperpus bukannya lo disamperin yak sama si Arthur." kata Navia lalu melirik Abigail.
"Lo tau darimana?" Abigail terkejut karena seingatnya ia tidak melihat Navia sama sekali di perpustakaan.
"Lo tuh duduk di satu garis lurus depan pintu Bi,dan gue ada tepat di pintu masuk. Lo nya aja yang keasikan berduaan jadi galiat gue,mana gue juga lama lagi merhatiin lo berdua,tapi tetep aja ga nyadar." kata Navia.
"Kayanya Arthur sukanya sama lo deh Bi. Dia sering banget ngomongin cewe ke gue. Dia gak bilang namanya siapa jadi gue gatau,cuman kayanya sekarang gue tau cewe itu siapa." kata Salsa sambil senyum menggoda Abigail.
Abigail tersenyum malu sekaligus senang mendengar bahwa Arthur juga menyukainya. Selama ini Abigail hanya memendam perasaannya sendiri,bahkan ia jarang membicarakan hal itu dengan sahabatnya.
"Lagian,si Arthur jadi cowo gengsian amat sih. Suka sama Abigail tapi ga pernah ngungkapin." kesal Navia.
"Ya paling enggak bentar lagi mereka jadian,gue jamin lah,hehe." kata Aylana sambil menepuk bahu Abigail.
~Next?
Walaupun telat tpi minal aidzin wal faidzin,mohon maaf lahir batin.
Maapkan kemaren gak up.
Votement-nya tetep ya jan lupa,hehe.
Happy Reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Helianthus
Teen FictionHelianthus,dalam bahasa latin berarti 'Bunga Matahari'. Sedangkan 'Bunga Matahari' itu sendiri melambangkan kesetiaan dan kepatuhan. Kelopaknya melambangkan kehidupan yang diiringi keceriaan,kebahagiaan,semangat,dan memberikan energi positif bagi ya...