Chapter.1🕊️

98 17 1
                                    

𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐢𝐳𝐢𝐧𝐠, 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐡𝐞𝐧 𝐩𝐨𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐡𝐚𝐭'𝐬 𝐦𝐲 𝐚𝐜𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐲 𝐡𝐞𝐫𝐞, 𝐢𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐬 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐭𝐨 𝐬𝐡𝐚𝐫𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐲𝐨𝐮 𝐰𝐡𝐨 𝐚𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐲𝐚𝐥 𝐭𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝, 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐚𝐧𝐝 𝐰𝐡𝐨 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰𝐞𝐝 𝐦𝐞. 𝐈 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐚𝐥𝐰𝐚𝐲𝐬 𝐦𝐚𝐤𝐞 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐛𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐦𝐲 𝐢𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧, 𝐛𝐮𝐭 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐦𝐮𝐬𝐭 𝐛𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐠𝐮𝐲𝐬 𝐰𝐡𝐨𝐚 𝐜𝐜𝐨𝐦𝐩𝐚𝐧𝐲 𝐦𝐞, 𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 𝐟𝐨𝐫 𝐦𝐞, 𝐚𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐤𝐮. 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
                                  .
                                  .
                                  .
                                  .
                                  .

                            🕊️💕✨

Berawal dari murkanya alam yang membuat kami tersadar akan kesalahan. Dimana, semuanya berbeda sekarang, bukan lagi tentang penyiksaan apalagi penjajahan, sekarang garda terdepan berperang, bukan lagi untuk melawan tapi memutus rantai penyebaran. Rasanya sekarang seperti hilang skenario, seperti mimpi buruk yang tak akan pernah terbayangkan. Hiruk piruk suara ramai tak pernah asing bagiku, namun yang asing sekarang kau dan aku yang saling berjauhan, dan keramaian yang berakhir kesunyian. Kapan kita akan bertemu? Aku tak tau pasti akan hal itu. Doaku semoga ini cepat berlalu, dan kita cepat bertemu.
Di lain cerita, kau tau? sesosok penyelamat datang, dia yg menyelamatkan cerita ini, dia yang berusaha keras untuk memulihkan situasi, aku tau, itu mungkin sudah tugasnya, tapi kalian harus tau, dia tetap ada untuk mereka yg membutuhkan, dia juga meninggalkan harta terbesar mereka, yaa..benar, keluarga dan rumahnya. Hingga suatu saat, dialog awal merekapun tercatat.

"Ibu, kapan kau akan temani aku mengerjakan tugas lagi seperti dulu?" Tanya anak kecil itu.

Ibunya pun menjawab, "Nak, dengar ibu, tugasku memang menjadi sosok ibu yang terbaik untuk anaknya, dan memang benar, tugas ibu selalu mendampingi anaknya kapan saja, tapi kau harus tau nak, aku pun memiliki kewajiban lain yang harus aku utamakan sekarang, Dulu, sebelum kamu lahir, aku pernah ucapkan sumpah dokter, dan disitulah tugas dan kewajibannya harus ku jalankan sekarang. Kau tau nak, kami sedang berperang sekarang, tapi tidak seperti dulu lagi, sekarang kami berperang dengan mahluk yg tak terlihat, jika ibu lalai, maka virus ini akan mudah tersebar." Jawab sang ibu.

Anak malang ini pun menangis, lalu ia menjawab, "Ibu, tugasmu berat yaa, jadi ku doakan agar ibu selalu baik-baik saja. Aku sayang ibu, dan aku akan selalu merindukan pelukan hangat darimu." (menjawab sambil memeluk hangat ibunya).

𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐲𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭 𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚💤
𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 @𝐚𝐚𝐲𝐮𝐚𝐦𝐢𝐤 𝐨𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦✨
𝐓𝐡𝐱 𝐮💕

𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐊𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐈𝐛𝐮 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang