Aku bingung harus apa sekarang, sampai akhirnya, "untuk apa ayah kembali?" Ungkap tanya dari bibir ibu.
Tak ragu, aku pun kembali menjawab, "Aku tak tau maksud kedatangan ayah, ayah hanya menanyakan apa aku tak merasa kesepian disini, dan ayah sempat menawarkan aku untuk tinggal bersamanya, namun, tentu saja aku menjawab tidak, dan aku tak akan pernah meninggalkan ibu, karna aku yakin, ibu yg selalu bersamaku" jawabku.
Aku pun memeluk erat ibu, desak tangisan mulai terdengar hari itu, mata ibu tampak sudah tak bisa menampung sesak malam itu, hingga akhirnya air mata membanjiri pipinya. Mata ibu mulai membengkak di malam itu, aku memang bukan peramal, namun dari sorot mata ibu dan hangat peluk kasihnya, aku tau, ibu takut kehilanganku. Ku tenangkan ibu di kala malam itu, sontak aku berkata kepada ibu, "Ibu, tenanglah, putri janji tak akan tinggalkan ibu, putri akan temani ibu, seperti ibu yang selalu temani putri, kita akan saling melengkapi bu" Ujar ku kala itu.
Ibu tersenyum malam itu, aku pun segera meminta ibu membacakan dongeng malam itu, sampai akhirnya, aku tak ingat apa yang terjadi, dan aku terbangun pukul 09.00 AM, aku tak melihat ibu di pagi itu, yang ku temukan hanya sepucuk surat yang berisikan, "Putri, maafkan ibu ya, ibu tak sempat membangunkan ku, ibu lihat kau sedang asik dengan mimpimu, jadi ibu putuskan untuk tidak mengganggumu, sarapan sudah ibu sediakan di atas meja nak, oh ya, hari ini ibu lembur nak, jadi, ibu tak akan bisa pulang awal hari ini, kamu jaga diri ya, aku selalu merindukanmu. Dari ibumu" Untaian kata yang tertulis di surat itu. Waktu terus berputar, aku sempat kehabisan cerita dihari itu, ingin rasanya ku mengeluh, namun, aku tau, ibu berkerja untuk menafkahi ku, waktu tak berselang lama, ku coba untuk menuliskan kisah-kisah kelam ku dulu, hingga tertulis 302 kata saat itu. Aku lihat, hari itu sudah larut malam dan ibu tak kunjung pulang, hingga aku putuskan, aku kembali menulis sembari menatap gemerlap bintang di langit itu, rasanya seperti khayalan, aku yang masih duduk di sela jendela kaca itu berhasil menggores 707 kata malam itu. Tanganku mulai lelah sekarang, terbayang akan apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Tak sadar, aku tertidur malam itu. Kecup bibir yang ibu berikan membangunkan ku kala itu, aku lihat ibu dengan kondisi yang kurang sehat, sayu mata ibu melemah, dan bibir ibu pucat. Bergegas ku buatkan teh hangat untuk ibu....💤🍃...
Tak berselang lama, ibu mereguk sedikit demi sedikit teh hangat buatan ku, ku liat wajah ibu, sedih rasanya melihat ia yang semakin menua. Kondisinya melemah, tubuhnya yang semakin gersang, dan fokus yang semakin berkantung. Ku lihat ibu, menggenggam cangkir kaca itu sembari mengipasi teh hangat buatan ku. Tak berselang lama tubuh ibu mulai gemetar, aku pun membarluri minyak hangat pada bagian tubuhnya, dan tak lupa, pada bagian kaki ibu, kurang lebih hanya berselang 20 menit, dan ibupun tertidur lelap. Keesokan harinya, ibu tak pernah patah semangat, ia tetap bekerja untuk melakukan kewajibannya, dan akan tetap sama, aku tertinggal di rumah dan selalu menunggu hadirnya ibu. Entah kenapa, aku mulai sibuk akan diriku sekarang, ku ambil sehelai plano dan tak lupa berserta kalam sebagai pelengkap. Ku hubung setiap baris kata di setiap garisnya sembari menyempurnakan ceritaku, ku ulas kalimat ku yang belum sempurna semalam, dan aku berhasil menulis 1,021 kata pagi ini, kisah kelam ku tak hanya sampai di sana, mungkin akan berakhir dalam 7,231 kata. Pagi berganti siang, dan hari ini cuaca cukup panas, sepanas aku melihat ayah, mungkin begitu, bila di pikirkan ayah jahat pada masanya, ayah yang katanya kepala keluarga, tapi ibu yang harus banting tulang, ayah memang sosok orang yang tak mau bekerja keras, sekalinya menyantai, iya akan tertidur dan menjadi penghuni sopa kala siang itu. Hmmm ayahhh... ayahh... Tapi, ayah sosok yang periang, penyayang, dan lucu, ayah mau menjadi badut saat aku menangis dulu, dan ayah rela menjadi kuda saat ia inginkan tawa ku, emm untuk apa ku pikirkan ayah, yang telah menyakiti ibu, sudahlah, waktu ku untuk tidur siang sekarang.
.
.
.
🥺🥺
𝐓𝐡𝐱 𝐮 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫'𝐬😻
𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐢𝐦𝐚𝐤 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚🌟

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐊𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐈𝐛𝐮
Short StoryKisah ini menceritakan gadis malang yang bernama putri, ia sudah lama berpisah dengan ayah serta kakaknya, ia pun harus tinggal bersama ibunya. Hari harinya terasa tak pernah asing baginyaa, ya, benar, walaupun sepi, ia tidak pernah merasa sendiri...