Chapter.3🕊️

54 13 0
                                    

Selang beberapa lama, ayah meninggalkanku, dan jawab ku masih tetap sama, tidak pergi bersamanya. Waktu terus berjalan, dalam dinginnya malam, aku masih menunggu ibu di sofa itu, ketukan pintu mulai terdengar, aku segera berlari menuju pintu, "sekarang sasaran ku pasti benar" ungkap ku dalam hati. Wah rasanya senang sekali, akhirnya ibu datang juga, ibu pun masuk, lalu bergegas untuk mandi, tak berselang lama, ibu menghampiriku lalu memelukku, rasanya beda sekali, hangatnya malam jadi tak terasa pada tubuh mungilku ini, ibu menawarkan makan malam bersamanya, jadi tak perlu berpikir lama, aku bergegas ke dapur untuk merasakan seberapa enak masakan ibu hahaha...
Hari itu rasanya senang sekali, namun hari itu juga, aku masih berpikir tentang hadirnya ayah, hingga akhirnya aku harus termenung cukup lama, dan tak sadar ibu memperhatikanku sejak tadi. Ibu kembali menghampiriku, dan duduk tepat berada di sebelahku, seolah-olah ibu langsung memeluk, dan mengelus kepalaku, mungkin itu cara terbaik ibu menenangkan ku sebelum iya bertanya apa masalahku.

                            ...🌸🌸...

Tak lama, bibir manisnya mulai berkata, "Anak ibuuu, kamu kenapa sayang?" Ujarnya.

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan saat itu, aku pun berlari menuju kamar, bukan maksudku meninggalkan ibu, ku ambil coretan tangan yang sudah ku buat, dari gambaranku terlihat, hmm, seperti masa kelam ku, terdapat keluarga yang lengkap, satu ayah, satu ibu, dan satu kakak, ku coba tunjukkan gambaranku kepada ibu, dan aku berkata, "Ibu, gimana gambaran putri? Bagus bukan?" Jawabku yang ingin mengalihkan pembicaraan.

Ibu tak pernah marah padaku, dia pun tak pernah kesal padaku, dari sorot matanya, aku lihat ibu, inginkan kami menjadi keluarga yang satu, dia menghargai gambaran buatanku, dia melihat gambaran ku dan mengatakan, "Wahh gambaran mu sangat bagus untuk anak seusiamu, namun anak seusiamu belum cukup kuat untuk memendam masalahnya sendiri, sekarang kau cerita kepada ibu, kau kenapa? Beritahu ibu apa yang sudah terjadi"

Hmm... Sempat tercengang mendengar ibu berkata seperti itu, aku tak tau pasti siapa yang sudah memberi tau, namun dari pikirku, ibu tau karna melihat sikapku yang tampak tak seperti biasanya. Terpaksa aku ungkapkan semuanya, karna aku yakin, ibu punya jalan keluar untuk setiap masalahku.

Bibir mungilku mulai berucap, "Emm, ibuu.. maafkan aku yang sebelumnya menyembunyikan ini padamu, sebenarnya,, tadi ayah sempat datang menghampiriku, ayah tak sakiti aku bu, namun aku tak mau tau, karna aku tau, dulu ayahlah yang membuat ibu seperti ini, dan ayahlah yang tega memisahkan aku dan Kak Dinda" Jawabku.

Aku melihat perlahan perubahan dari ibu, matanya yang sudah berkaca-kaca, dan hati yang berpura-pura kuat saat itu, sungguh aku tak tega melihat ibu, tak ada sedikit kata pun yg terucap darinya, rasanya seperti disney lenyap akan ceritanya.
.
.
🌼🌼🌬️
𝐓𝐡𝐱 𝐮 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫'𝐬😻
𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐢𝐦𝐚𝐤 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚🌟

𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐊𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐈𝐛𝐮 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang